♡ dua puluh empat ; michael panik ♡
luke menatap pantulan dirinya dari cermin. rambut dirty blondenya yang sedikit basah ia biarkan jatuh lemas di dahi. laki-laki itu termenung memikirkan kejadian semalam.
they're made out, last night.
laki-laki itu melarikan jemarinya tangannya kesela-sela rambut sebelum memutuskan meraih kaus hitam yang tergantung di kapstok pintu kamar mandi dan memakainya sejurus kemudian membuka pintu berwarna abu-abu tersebut.
luke menggelengkan kepala pelan sebelum melangkah mendekati tempat tidur yang diatasnya masih terdapat seseorang yang memejamkan mata dengan damai.
iris birunya tidak meninggalkan sosok perempuan yang tertidur lelap diatas ranjang selama bermenit-menit hingga maura bergerak sedikit lalu membuka kedua kelopak matanya.
senyum luke mengembang, "morning."
maura mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum sedetik setelahnya terbuka lebar dan gerakan perempuan itu selanjutnya adalah mengubah posisinya yang tadinya berbaring, kini menjadi duduk bersandar secepat yang ia bisa.
iris cokelatnya berpendar bingung, "gue dimana?"
"di kamar gue," jawab luke jujur. laki-laki itu bergerak untuk membuka jendela, membiarkan sinar matahari pagi memasuki ruangannya.
kedua kelopak mata maura memejam, menyembunyikan iris cokelatnya yang menawan dan sejurus kemudian semua ingatan atas kejadian semalam terputar diotaknya. bagaimana perempuan itu mengikuti luke ke lantai dansa, membiarkan dirinya melebur bersama orang-orang yang juga asik menggerakkan badan. bagaimana kedua lengannya melingkar di leher luke dan hanya itu yang bisa maura ingat
"fuck," rutuk maura pada dirinya sendiri, "fuck, fuck, fuck."
"what's wrong with you?" luke menoleh sekilas, "stop swearing."
maura mengangkat wajahnya, menatap luke dengan tatapan tidak terdefinisikan. "what happened last night?" tanya perempuan itu, pelan.
kini, luke memutar badan dan menatap maura yang masih bersandar ditempat tidur. "nothing," laki-laki itu terdiam sejenak lalu menggeleng pelan, "nothing."
maura memejamkan mata seraya menghela napas panjang dan bergerak turun dari tempat tidur, tangannya bergerak merapikan rambutnya dengan cara menyusupkan sela-sela dan menyisirnya.
dan bahkan, gerakan sesederhana itu tampak sangat menawan bagi luke yang melihatnya dari jarak satu meter jauhnya.
maura beranjak, perempuan itu tanpa mengucapkan sepatah kata pun melangkah memunggungi luke.
"we did nothing," luke menyugar rambut dirty blondenya. "but you fucking said, you miss me and you said you still love me." ujar luke tidak sepenuhnya berbohong.
"o-oh," maura sejenak terdiam, "forget that, i was drunk."
mendengar itu, luke spontan menundukan kepala seraya menggertakkan gigi, "yeah, that's fucking hurt."
+++
"fucking hell!" ucap michael saat menapaki dapur dan menemukan maura sedang duduk seraya menangkupkan kedua telapak tangannya dipinggiran gelas. "gue kira lo dibawa orang!"
maura mendongak, memutus lamunannya lalu berdiri saat mendapati michael berderap kearahnya dan detik selanjutnya lengan laki-laki itu meraup tubuh mungil maura. maura terdiam, membiarkan tubuhnya tenggelam dalam pelukan michael sebelum memutuskan untuk mengangkat kedua tangan, membalas pelukan hangat laki-laki itu.
perempuan itu menarik napas, membiarkan aroma tubuh michael memenuhi indera penciumannya. "i-im fine," gumam maura, "gue gapapa."
michael melonggarkan pelukannya. "lo sama siapa semalem?"
maura terdiam sejenak lalu melepas tangannya yang melingkari tubuh michael dan mengambil satu langkah mundur sejurus kemudian kembali duduk yang disusul michael yang duduk disampingnya. "mhm," laki-laki beriris hijau tersebut menggumam, "sama luke?"
iris maura melebar. michael tertawa. "i guess you two did something—"
"michael, ih!" rengek maura
tawa michael semakin kencang dan itu membuat gadis disebelahnya mengerucutkan bibir dan mendumal pelan. perempuan itu memutuskan untuk beranjak meninggalkan ruang makan. maura berderap dan langkahnya melambat saat melewati ruang tengah dan sayup-sayup mendengar dua orang bercengkrama.
"hasil akhirnya, hak asuh gue jatuh sama papa," ucap yang perempuan dan tak lama, suara laki-laki yang maura kenal betul menanggapi.
"hasil akhirnya gitu? lo bakal ikut papa ke australia?"
"mhm" tanggap zowy, pelan.
maura mengusap dahinya saat mendengar percakapan tersebut. hingga suara michael yang memanggil namanya membuat maura sekaligus dua orang yang duduk di sofa ruang tengah menoleh dan terkejut mendapati maura yang berdiri tak jauh dari sofa.
kenapa sang penghalang pergi saat dirinya hampir berhasil membuka hati pada orang lain?
"maura!" panggil laki-laki beriris hijau tersebut, tidak tahu suasana. "gue matematika wajib remidial!" ucap michael.
senyum maura perlahan mengembang setengah getir. "yes!" perempuan itu berseru. "WOI KITA DITRAKTIR MICHAEL!" pekiknya heboh yang langsung disambut tatapan tajam dari michael.
"woi!" tawa maura mengencang. "raffa, raffi, rafly, dina, zowy, luke, kita ditraktir mike!"
dan michael diam-diam mengulas senyum saat melihat maura menjulurkan lidah kemudian setelah mengerlingkan mata kanan kearahnya.
+++
yay besok senin & gue blm ngerjain tugas thx. anyway thanks for 100comments on last part, and this story hit 3k readers also 1k votes and 1k+ comments iM CRYING ILOVE YOU SO MUCH.
dan wOOYY GUE BINGUNG JAWAB QNA BCS BANYAK BGT HELp
KAMU SEDANG MEMBACA
loveliness ♡ luke [✓]
Fanfiction"you're the thing that i can't quit." © 2017, Namzcake.