2.9 ; Birthday Gift

387 91 61
                                    

♡ dua puluh sembilan ; you come? ♡

"happy birthday, maura!"

senyum maura tercetak jelas diwajah maura sejak dua menit lalu ia menginjakkan kaki kedalam kelas setelah kembali dari kantin untuk membeli dua buah beng-beng dan jug sebuah teh kotak yang kini berada digenggamannya.

didepannya terdapat teman-teman sekelasnya ditambah arsyana yang dengan ceria menyanyikan lagu happy birthday seraya membawa sebuah kue yang sudah terpasang lilin angka satu dan enam. perempuan itu bergerak maju, meniup lilin yang meleleh lalu menghapus setitik air mata di ujung mata. dengan detakan jantung yang terbilang cepat, maura memeluk arsyana setelah meletakkan kue yang dibawanya.

"sumpah," maura menarik napas, kemudian terkekeh. "gue nggak minta diginiin."

"kita dariawal emang udah ngerencanain ini," balas arsyana seraya mengelus punggung sahabatnya. "happy birthday, baby."

"thank you so much." maura melepaskan pelukannya lalu menarik kedua ujung bibir membentuk sebuah lengkungan indah. "besok sabtu, gue mau ngadain pesta jam setengah delapan malem, kalian boleh dateng."

ucapannya itu disambut seruan bahagia dari teman-teman sekelasnya mampu membuat maura diam-diam mengucap doa bahwa teman-temannya tidak ada yang datang sebelum jam setengah delapan. "jam setengah delapan, ya, jangan lupa."

"kalau gue dateng jam tujuh, gimana?" maura menoleh kepada teman laki-laki sekelasnya, menunjukkan cengiran. maura menggelengkan kepalanya pelan.

"jangan—" gue mau tunangan. "—makanannya belum siap." maura melempar cengiran khasnya yang langsung disambut decakan dari teman-temannya.

"inget ya, besok sabtu jam setengah delapan malem." ulang maura lalu terkekeh.

maura membiarkan teman-temannya menghabiskan kue bertuliskan 'maura since 01' sedangkan dirinya memilih untuk mengambil tas dan keluar dari kelas. bel pulang memang sudah berbunyi sejak lima belas menit lalu dan setelah guru mata pelajaran terakhir dikelasnya, maura buru-buru keluar untuk menuju kantin dan hal itu sangat dimanfaatkan oleh teman sekelas maura untuk mempersiapkan segalanya.

dan sayangnya, kordior masih saja ramai oleh siswa-siswi sma gajah mada yang berlalu lalang. entah terburu-buru atau kadang malas untuk pulang kerumahnya masing-masing.

"langsung pulang?" maura menoleh mendengar pertanyaan yang diajukan arsyana. perempuan itu menggeleng pelan.

"enggak," maura terdiam sebentar, "gue mau kasih undangan,"—suara perempuan itu mengecil saat menyebut kata undangan—"buat luke."

arsyana sempat terkejut walaupun akhirnya mengangguk sebelum bertanya. "udah janjian?"

"udah" jawab maura langsung "jam tiga, dihalaman belakang sekolah." dan keduanya serempak melirik jam tangan yang melingkari pergelangan tanganya. kurang sepuluh menit lagi menuju jam tiga. arsyana mendongak. "mau ditemenin?" tawar perempuan itu.

maura tersenyum kecil lalu menepuk pelan lengan atas arsyana. "nggak usah, ar. lo pulang aja mending, temenin reno."

dan keduanya saling melempar senyum sebelum kemudian berpisah, maura berbelok kearah koridor sepi yang terhubung dengan halaman belakang. tidak ada yang aneh, hanya beberapa tumbuhan yang membuat halaman tampak teduh dan ada beberapa bangku panjang yang terdapat disana. biasanya hanya dipakai anak-anak kutu buku untuk membaca daripada ke kantin.

perempuan itu duduk di salah satu bangku seraya tangannya merogoh saku, mengambil ponsel yang tadi dirasakannya bergetar.

luke : 5mins.

loveliness ♡ luke [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang