♡ sepuluh : "dia malaikat, namun sayapnya rusak. " ♡
"dan bahkan, ketakutan terbesarku adalah saat kamu dengan tiba-tiba pergi dari rumahku. setelahnya menghilang tanpa kabar. lalu esoknya, aku melihatmu bersamanya.
-maura benar-benar takut."
+++
luke memarkirkan mobilnya dengan rapi dihalaman rumah maura lalu melepas sabuk pengaman dan mematikan mesin mobil sejurus kemudian keluar dari mobilnya. setelah memastikan mobilnya terkunci, laki-laki itu menyelipkan kunci mobilnya kedalam saku celana abu-abu yang ia kenakan. maura yang sudah terlebih dulu turun dari mobilnya guna membuka gerbang, kini sedang membuka pintu rumahnya seraya berucap dengan sedikit lantang.
"maura pulang!" maura menginjakkan kakinya kedalam rumah yang tampak lenggang. iris cokelatnya bergerak liar keseluruh penjuru ruang tamu. sepi.
perempuan itu mendengus samar, mana mungkin kedua orang tuanya berada dirumah saat jam dinding menujukkan pukul setengah tiga? mustahil.
tidak mau memikirkan hal yang berkaitan dengan pekerjaan kedua orang tuanya, perempuan itu kembali melangkahkan kakinya melewati ruang tamu diikuti luke yang mengekor dibelakangnya.
hingga keduanya sampai di ruang santai-atau bisa disebut ruang keluarga-, maura membalikkan badannya lalu sedikit mendongakkan kepala. membiarkan kedua iris cokelatnya beradu dengan iris biru dihadapannya selama beberapa detik. maura tersenyum.
"duduk dulu aja," ucap maura seraya menyentuh ujung hidung luke dengan telunjuknya. luke mengerinyitkan pangkal hidungnya yang langsung membuat gadis dihadapannya tekikik geli. "aku mau ganti baju."
mengangguk, luke mengiyakan ucapan maura seraya tersenyum. "jangan lama-lama." maura mengangguk sembari menurunkan telunjuknya dan berbalik badan sejurus kemudian meniti tangga dengan langkah cepat.
luke menjauhkan tubuhnya diatas sofa empuk yang berada tidak jauh darinya. tangan kiri laki-laki itu sibuk melepas kancing seragamnya sedangkan tangan kanannya merogoh saku dan menarik ponsel miliknya. seraya menyandarkan punggung, luke melepaskan kemeja yang melekat dan menyisakan kaus hitam yang masih menempel ditubuhnya dan menyampirkan kemeja miliknya di sandaran sofa sampingnya.
jemari luke kemudian menggulir layar dengan malas sebelum mendengar suara pintu tertutup diiringi langkah kaki menuruni tangga. laki-laki itu menoleh, mendapati gadisnya sudah berganti baju. hanya baju saja omong-omong, karena saat luke memperhatikan maura lebih jeli, perempuan itu masih menggunakan rok seragam berwarna abu-abunya.
maura juga mencepol dengan asal rambutnya, membuat beberapa anak rambut yang lepas dari kuncirannya jatuh membingkai wajah cantiknya. perempuan itu mendudukan tubuhnya disamping luke setelah meraih remote tv yang berada tak jauh darinya. gadis beriris cokelat tersebut kemudian menyandarkan tubuhnya disisi kiri tubuh luke.
luke mengusap punggung tangan kiri maura dengan pola teratur. maura memejamkan matanya sekilas seraya membenarkan posisinya menjadi lebih nyaman saat luke membuka suara.
berucap bahwa ia ingin bercerita dan maura mengiyakan, menyahuti bahwa perempuan itu akan mendengarkan tanpa memotong. laki-laki itu bercerita bahwa dulu ada seseorang yang pernah mencintai pasangannya-menganggap pasangannya adalah malaikat.
seperti yang seharusnya. maura diam. pandangannya menerawang seraya telinganya mendengarkan seluruh kata yang keluar dari bibir luke sampai selesai.
"mungkin orang itu butuh seseorang buat ngobatin sayapnya?" maura buka suara setelah beberapa saat terdiam. "ah udahlah, mau ambil minum." perempuan itu beranjak dari duduknya namun pergelangan tangannya ditahan oleh luke.
"nggak usah," luke meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja dihadapannya. "aku langsung pulang, udah jam empat." lanjutnya lalu tersenyum.
maura mengangguk. keduanya berjalan menuju pintu utama rumah maura dengan perempuan itu mengelendot dilengan kiri luke bagaikan koala hingga sampai dihalaman rumahnya. maura melepaskan jeratan setelah luke mengecup puncak kepala perempuan itu. maura berjalan menuju gerbang dan membukanya sedangkan luke masuk kedalam mobil.
"ati-ati," ucap maura saat luke menurunkan kaca mobil. luke tersenyum sebelum menekan klakson dua kali dan melesat meninggalkan pekarangan rumah maura yang sepi.
maura berbalik. kembali memasuki rumahnya lalu kedua matanya memicing saat menemukan sesuatu yang tersampir di sandaran sofa. perempuan itu mempercepat langkah dan mengulurkan tangannya meraih benda berwarna putih.
maura tersenyum. kemeja seragam dengan badge nama luke hemmings di dada bagian kiri.
+++
lewk 💩
ngerasa ada yang kurang gakk?
engga
kenapa emangyakinn?😂😂
serius ga ada yang kurang?engga sayangkuu
terus inii punya siapa?
sent a photo(yaudah anggep aja dia lagi pake kemeja ada badge namanya)
loh? pantes
😂😂😂😂😂😂HAHAHAHAHAHA
anyway, you looks cuter
in my shirtblocked
🔫🔫🔫
+++
huuUhhh dedicated to del-lukey soalnya perna janji wkwk. dadah kawan! stay positive ♡♡
dapet pesen dari doi ;
KAMU SEDANG MEMBACA
loveliness ♡ luke [✓]
Fanfiction"you're the thing that i can't quit." © 2017, Namzcake.