1.2 ; He's Leaving

572 114 37
                                    

♡ dua belas ; ketakutan maura tenyata benar-benar terjadi ♡

jam sudah menujukkan pukul empat sore saat perempuan itu menginjakkan kakinya dirumah yang didominasi oleh warna putih tersebut. wajah perempuan itu kusam, tanda bahwa ia sudah lelah beraktivitas seharian disekolah. pun rambutnya sudah lepek akibat berkeringat. kedua kelopak matanya ingin sekali memejam—tidur. namun sepertinya keinginannya untuk tidur harus ia tunda terlebih dahulu saat melihat kedua orang tuanya duduk dimeja makan, seperti menunggu dirinya.

perempuan dengan iris hitam keabuan tersebut mengerinyit seraya berderap kearah dimana kedua orang tuanya berada. tangannya bergerak untuk menurunkan ransel yang menempel dipunggung sejurus kemudian menarik kursi dan duduk diatasnya. "ma?" perempuan itu membuka suara setekah ketiganya diliputi hening yang cukup lama.

sang ayah berdeham sekali seraya membenarkan posisi duduknya. perempuan itu dengan santai menyambar gelas yang tertata dihadapannya dan menuangkan air sembari menunggu ayahnya berbicara.

"zowy," sang ayah menatap putrinya sendu. zowy diam, mendengarkan. tangan zowy menggengam gelas berisi air yang tadi ia tuangkan, bersiap menyesapnya. irisnya bergerak melirik sang mama yang sedari tadi terdiam ditempat duduknya. gelagat sang mama seperti menunggu bom waktu yang akan diledakkan—terlihat pasrah.

atau memang sedang menunggu bom waktu tersebut meledak.

"zowy," sang ayah berhenti sebentar, menatap putrinya yang kini menatapnya penasaran. "mama sama papa mau pisah." lanjut pria paruh baya tersebut.

napas zowy tercekat, terkejut. tangannya bergerak menurunkan gelas yang sudah menyentuh bibirnya keatas meja. ucapan sang ayah berhasil meledakkan bom waktu tersebut bersamaan dengan dunia zowy yang berhenti berputar.

"papa bercanda," zowy menggelengkan kepalanya lalu tertawa sinis. "pa, aku udah tujuh belas tahun, ulang tahunku juga masih dua bulan lagi." seloroh zowy seraya berdiri dari duduknya. iris keabuannya bergerak liar. melihat sang ayah diam saja, zowy tahu bahwa yang tadi dikatakan ayahnya tidak bercanda.

"zowy nggak mau!" perempuan itu histeris. "zowy nggak mau papa mama pisah! zowy nggak mau jadi anak broken home. zowy nggak mau!"

dan perempuan itu berlari meninggalkan kedua orang tuanya yang sudah menduga bagaimana reaksi putrinya.

+++

maura menyandarkan dagunya dipundak luke yang kini sedang fokus dengan jalan dihadapannya. perempuan itu memeluk luke dari belakang dan menyisipkan kedua telapak tangannya disaku hoodie yang luke kenakan.

"kalau ketemu lampu merah, terus belok kanan." ucap maura sedikit keras karena suaranya beradu dengan angin dan juga suara kendaraan lainnya.

keduanya sedang menuju salah satu rumah makan yang sering didatangi oleh keluarga maura jika sedang bosan dengan masakan rumah sekaligus quality time oleh keluarganya. alasan yang diberikan maura saat merekomendasikan rumah makan tersebut adalah; enak dan harganya terjangkau oleh kantong pelajar seusianya

luke memberhentikan laju motornya saat traffic light menyala berwarna merah. laki-laki itu membuka kaca helmnya dan menolehkan kepala. "ketemu lampu merah mah berhenti, bukan belok kanan." celetuk luke.

maura tertawa kecil. "sa ae lo uwiw-uwiw ambulan." balas perempuan itu. luke tertawa mendengar kata uwiw-uwiw yang terlontar dari bibir sang pacar.

"uwiw-uwiw," ulang luke, mengejek, lalu lagi-lagi tertawa.

"udah ah," maura menempelkan bibirnya dipundak luke, menahan tawa. "hijau noh, buru jalan!"

loveliness ♡ luke [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang