Part 19 : Memilih (18+)

28.2K 1.3K 5
                                    

Happy Reading...


Sean Pov

Aku menatap tubuh indah istriku yang sedang memelukku, kepalanya bersandar di dadaku. Aku mencium kepalanya dengan lembut, aku tersenyum bahagia, membayangkan istriku pingsan disaat kami bercinta. Sebegitu hebatkan aku hingga membuatnya pingsan?

Garnetta menggerakan tubuhnya, aku yakin sekarang dia merasakan sekujur tubuhnya sakit.

"Goodnight babe..." bisikku membuatnya mengerjapkan mata.

"Good night? Ini sudah malam?" ucapnya panik sambil berfikir, mungkin mengingat ingat apa yang sudah terjadi.

"Aku tertidur lama?" tanya istriku ragu.

"Tepatnya, pingsan!" godaku membuat wajahnya merona.

"Akh.. Kau terlalu keras kepadaku!" rutuk Garnetta sambil menyembunyikan wajahnya di dadaku.

"Hardcore? Nope, itu baru sedikit tenagaku yang keluar. Belum sepenuhnya!" godaku.

"Hah?? Apa kau meminum obat kuat?" ucapnya tak percaya.

Pertanyaan bodoh darimana itu?

"Kau meragukan kekuatanku?" tanyaku tajam.

"Akh..." rintihnya saat aku menempelkan kejantananku yang sudah mulai mengeras  di pahanya.

"Mahluk apa itu!!" pekik istriku membuatku tertawa lepas.

Apa dia hilang ingatan gara-gara percintaan kami tadi pagi hingga dia lupa pada Fox juniorku??

"Sean, aku lelah!"

"Memang aku mau apa?"

"Oh shit!!" rutuk Garnetta membuatku terkekeh geli.

****

Aku memandikan Garnetta, menggosok punggungnya dengan sayang sambil sesekali meremas buah dadanya yang penuh dengan tanda kepemilikan.

"Apakah akan selamanya seperti ini?" tanya Garnetta sambil menyandarkan kepalanya di dadaku.

Yeah, kami sedang berendam di bath tube.

"Pasti, aku takkan melepaskanmu Netta...." bisikku sambil mengusap lagi punggungnya.

"Sean, i love you..." bisik Garnetta sambil memelukku.

"I love you too..."

"Apa yang akan terjadi kelak?" tanya Garnetta seperti meragukan sesuatu.

"Apa?"

"Kehamilan Helena.." 

"Kebenaran akan terungkap. Andai itu benar anakku, apa yang akan kau lakukan?" tanyaku hati-hati.

"Entahlah, aku takut kehilanganmu.." bisiknya sambil mengelus pinggangku.

"Kau sendiri, apa yang akan kau lakukan?" tanya Istriku penasaran.

"Aku hanya akan mengakui anakku dan membiayai kehidupannya. Terserah Helena mau mengurusnya silahkan, jika tidak aku akan membawanya. Kau mau merawatnya untukku Garnetta?" tanyaku. Garnetta mengangguk pelan.

"iya.." ucapnya pelan.

*****

Gareth menatapku tajam.

"Besok aku akan berangkat, aku akan bilang ada keperluan mendadak di luar kota. Kau jaga dia." ucapku dan pria itu mengangguk.

"Apa yang akan kau lakukan disana?"

"Aku berencana akan mendekati lelaki itu, mencari kelemahannya dan melancarkan aksi. Agar dia mau mengakui siapa pembunuh  itu." ucapku santai.

"Butuh waktu yang lama!"

"Aku harap bisa secepatnya." 

"Bagaimana kabar Helena?"

"Kemarin dia mabuk di club, aku tak yakin dia hamil..." ucap Gareth membuatku sedikit lega.

"Selidiki lagi." ucapku dan Gareth tersenyum simpul.


Garnetta Pov

Tubuhku sedikit rileks setelah Sean memandikanku dan memijit tubuhku yang terasa remuk. Aku malu, kenapa bisa aku pingsan di saat kami sedang bercinta? Betapa lemahnya diriku!! Tapi itu wajar, karena kemarin aku tak tidur sama sekali menunggu Sean pulang...

Aku menatap Sean yang baru saja masuk ke dalam apartemen.

"Kau darimana?" tanyaku penasaran dan Sean mengangkat dua kantong plastik di tangannya.

"Kau pasti sangat lapar, Netta.." ucapnya sambil tersenyum memamerkan lengsung pipinya. Aku tersenyum bahagia menatap wajahnya yang tampan.

"Netta, besok pagi aku harus ke luar kota.." ucapnya membuatku terkejut.

"Ada apa?"

"Ada urusan mendadak yang harus aku urus. Ini tentang perusahaanku" ucapnya sambil menyiapkan sendok untukku dan memberikan kotak makan berisi mushroom baked.

"Apa lama?" tanyaku sambil memasukam sendok kemulutku.

"Secepatnya aku pulang..." ucapnya sambil mencium pipiku dan memulai makan.

"Sean, aku di rumah mom, boleh?" pintaku, aku tak ingin sendirian di apartemen ini. Aku pasti kesepian.

"Gareth akan menjagamu!" ucapnya membuatku terkejut.

"Kalian berteman?" tanyaku spontan dan Sean terkekeh.

"Kalian berpacaran?" tanyaku lagi dan Sean menyentil hidungku dengan lembut.

"Dia berhutang banyak kepadaku!"

"Berhutang apa?"

"Dia yang sudah memukuliku waktu di club itu!" tukasnya cepat, aku menjadi curiga apa Sean yang menyebabkan Gareth menjauhiku.

"Sean, katakan dengan jujur. Apa kau yang menjauhkan Gareth dariku?" tanyaku tajam. Sean menegang, lalu tersenyum miring.

"Ya" jawabnya singkat.

"Apa yang kau lakukan padanya?" tanyaku penasaran. Sean mendekatiku lalu berbisik di telingaku.

"Aku mengancam akan membongkar orientasi seksnya jika dia terus mendekatimu!"

"Kenapa kau lakukan itu?"

"Netta, aku lelaki normal. Aku cemburu dan aku takut Gareth berubah normal dan merebutmu dariku!" ucapnya penuh nada kecemburuan.

Aku terkekeh menatap wajahnya yang mulai merenggut kesal, mata abunya menggelap. Aku menyimpan makananku, pura-pura marah dan meninggalkannya.

Aku memasuki kamar dan Sean mengejarku.

"Maafkan aku Netta!!" ucapnya memohon.

"Aku menatap wajahnya, merogoh dasi Sean di laci lalu mendekati Sean.

"Duduk!" perintahku agar dia duduk di ranjang.

"Mana tanganmu!" tanyaku setengah memerintah lalu mengikat kedua tangannya dengan dasi.

"Apa yang akan kau lakukan?" tanya Sean bingung.

Aku tersenyum nakal, menarik lengannya ke atas dan mengaitkannya di tiang ranjang sehingga Sean sulit bergerak. Aku menarik celana kainnya.

"Aku akan menghukummu!!" ucapku tegas lalu melumat kejantanannya..

Tbc.

I Hate My Husband (End - Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang