Part 36 : Marina Death

18.4K 1.1K 11
                                    


Seseorang tang terlihat baik, belum tentu baik dan seseorang yang terlalu mencintai takkan pernah sadar jika dirinya sudah melukai orang yang dia cintai. Cinta itu perasaan yang tulus... Bukan Obsesi...

Happy Reading......


Flash Back

Marina menangis ketika Paul memperkosanya setelah acara perpisahan kelas. Paul memberikan obat tidur kedalam minuman Marina.

"Kau milikku Marina.." ucap Paul sambil tersenyum licik.

"Kenapa kau lakukan ini Paul!!" jerit Marina. Paul menarik kasar lengan Marina.

"Lupakan Leo dan menikahlah denganku. Atau aku akan membunuh Leo!" ancam Paul membuat Marina frustasi.

flash off

Marina menyeka air matanya, kenapa Paul menudingnya selingkuh? Memang sebelum menikah, Marina bertemu dengan Leo, itu hanya untuk mengucapkan perpisahan dan menjelasan agar Leo  melupakannya dan menikahi gadis lain. Leo berhak untuk bahagia, tidak seperti Marina yang sudah tak suci lagi.

Flash back

"Aku membenci anak itu, aku yakin dia memiliki darah Fox di dalam tubuhnya, lihat anak itu memiliki mata hijau seperti Leo!" sindir Paul.

"Mataku juga hijau Paul, kau jangan mengarang cerita. Dia anakmu!" pekik Marina.

"Kau tak bisa membodohiku!" teriak Paul lalu menampar Marina.

Flash back

Marina menangis tanpa di sadari Leo memasuki kamar dan memeluk Marina, khawatir melihat istrinya bersedih.

"Marina, kau kenapa?" tanya Leo.

"Aku mengingat betapa Paul membenci Garnetta..." isaknya Leo mengelus punggung istrinya dengan sayang.

"Sudahlah, Paul sudah tenang di alam sana.." ucap Leo.

"Itu alasan aku tak bisa membencimu meski kau telah membunuh Paul.." isak Marina sedih.

"Dia memang jahat, walau Paul setia padaku tak pernah berniat menceraikanku. Tapi Paul sering menyiksaku dan kami sering bertengkar. " isak Marina membuat tubuh Leo menegang karena kesal.

"Lupakan Marina, kita hadapi masa depan, jangan kau memikirkan  masa lalu itu lagi.." bisik Leo lembut.

" Akkh..." erang Marina menahan sakit.

"Kenapa sayang?" tanya Leo khawatir

"Perutku... Aaakh...." ringgis Marina, Leo mengingat ini memang bulannya Marina melahirkan. Leo segera membawa Marina ke dalam mobil dan menyiapkan segala kebutuhan melahirkan yang sudah dia persiapkan bulan lalu.

******

Marina mengalami pendarahan karena stres dan faktor usia. Sean, Garnetta, James beserta istrinya dan Leo sudah berada diruang tunggu dalam keadaan cemas. Hampir 3 jam Marina berada di ruang UGD.

"Sean, apakah mom akan baik-baik saja?" tanya Garnetta akhirnya buka suara. Sean memeluk istrinya dengan lembut.

"Mom wanita yang kuat.." ucap Sean.

"Mr Fox, sebaiknya anda menemani istri anda.." ucap alvaro dan Leo pun segera memasuki ruangan Marina.

Leo menatap Marina yang sedang berusaha keras mengejan untuk mengeluarkan bayinya.

"Leo, sakiit..." keluh Marina, rambut dan tubuhnya basah oleh keringat. Leo terus memegang tangan istrinya dan memberinya semangat.

"Kau pasti bisa sayang..." bisik Leo lembut sambil berdoa agar istri dan anaknya selamat.

"Aakh...." jerit Marina kesakitan sambil terus berusaha mendorong bayinya keluar.

"Satu... dua... tiga...." perintah Alvaro dan... Suara tangisan bayi pecah.

Leo merasa bahagia, para perawat segera membersihkan bayi itu lalu memperlihatkan kepada Marina dan Leo.

"Selamat, anak anda laki-laki.." ucap Alvaro.

"Marina, lihat anak  kita.."ucap Leo, Marina tersenyum lega.

"Leo..." bisik Marina.

"Ya?" tanya Leo lembut.

"Katakan pada Garnetta, maafkan aku telah memaksanya menikahi Sean..." bisik Marina dan Leo mengangguk lalu mengecup kening Marina.

"Sayang kau mau beri dia nama apa?" tanya Leo lembut. namun Marina tidak bergeming.

"Marina..." bisik Leo, Marina tampak tertidur, wajahnya terlihat damai.

"Dokter... Marina..." ucap Leo panik. Alvaro segera memeriksa Marina.

"Lebih baik anda keluar dulu." ucap Alvaro singkat. Leo menangis,

"Marina..." bisiknya sambil memeluk bayi mungilnya. Alvaro memasang alat pendeteksi jantung dan entah alat apa lagi lalu menempelkan alat kejut jantung berkali kali. Namun alat itu terus berdengung. Leo hanya bisa tertegun.

Alvaro menatap Leo.

"Maafkan kami..." ucapnya penuh penyesalan. Leo masih mematung. Salah satu suster membawa bayi yang di gendong Leo untuk dimandikan dan diperiksa kondisinya. Leo berjalan meninggalkan ruangan Marina.

Garnetta menatap ayahnya bingung.

"Bagaimana keadaan mom?" tanya Garnetta sambil menyentuh pundaknya dengan lembut. Leo menatap Garnetta, lalu memeluknya sambil terisak.

"Dia pergiii...." isak Leo membuat tubuh Garnetta menegang. Garnetta melepaskan pelukan leo lalu berlari kedalam ruangan Marina.

Garnetta menatap Marina sudah di tutup kain putih.

"Mom, jangan tinggalkan aku mom..." isak Garnetta pilu.

"Netta, sabar.." bisik Sean.

"Sean mom masih hidupkan? mom hanya pura pura mati Sean!!" isak Garnetta frustasi.

"Aku mohon Netta, ikhlaskan. Kau harus menjaga kandunganmu juga..." ucap Sean lembut, tubuh Garnetta menegang, akankah nasibnya sama dengan ibunya? Meninggal setelah melahirkan anaknya. Garnetta merasa kepalanya pusing.

"Seaan..." rintih Garnetta dan tubuhnya pun langsung melemah. Dengan sigap Sean menopang tubuh Garnetta dan membawanya ke ruangan lain.

*****

Pemakaman terasa mencekam di hiasi oleh hujan seolah -olah dunia tahu jika mereka sedang bersedih. Leo menatap nisan istrinya tercinta.

"Bagaimana aku bisa hidup tanpamu Marina..." isak Leo sedih. James merangkul adiknya dengan penuh sayang.

"Kau harus kuat, kau memikiki anak yang sangat membutuhkanmu.." ucap James dan Leo mengangguk.

"Marina... Aku tahu, dulu kau sangat menyukai pangeran charles, Aku akan menamai anak kita charles... Semoga kau suka.." ucap leo berusaha tegar. Garnetta yang mendengarnya hanya bisa menangis.

"Kita pulang... Cuaca semakin buruk..," ucap James dan mereka pun satu per satu meninggalkan tanah pemakaman.

Selamat jalan cinta pertamaku, semoga kau bahagia di alam sana. Aku berjanji akan merawatnya dengan baik seperti kau merawat Garnetta dan cinta kita....

Tbc

I Hate My Husband (End - Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang