Part 38 : Kebenaran yang Menyakitkan

18.3K 1K 10
                                    

Happy Reading.....

Garnetta menatap Sean yang sedang asik mengetik di laptopnya.

"Tak ke kantor?" tanya Garnetta sambil duduk di samping Sean.

"Aku takkan ke kantor dulu, aku bekerja online.." ucap Sean sambil fokus pada ketikannya.

"Mau aku bantu?" tanya Garnetta lagi dan Sean menatap Garnetta.

"Mainkan..." ucap Sean sambil terlentang dan tersenyum nakal, jarinya mengusap miliknya memberi kode Garnetta untuk mempermainkan kejantanannya.

"Kau sinting..." erang Garnetta sebal.

"Aku serius Netta..." rajuk Sean sambil menutup laptopnya.

"Maksudku mengetikan pekerjaanmu Sean..."rajuk Garnetta.

"Ini lebih membantu lagi sayang, aaahh...." desahnya menyebalkan. Garnetta memutar bola matanya dan menuruti kemauan suaminya. Garnetta menarik celana boxer Sean dan menjilatinya dengan lahap. Garnetta takut kelak dia takan bisa seintim ini dengan Sean.

Garnetta mengelus perutnya yang mulai membuncit, usia kandungannya padahal baru 3 bulan.

"Apa Alvaro salah prediksi usia janin?" tanya Garnetta sambil menatap wajah Sean yang sudah mendapatkan kenikmatan pelepasan di mulut Garnetta.

" Memang kenapa?" tanya Sean sambil memeluk tubuh istrinya yang masih tak terbungkus sehelai kain pun.

"Buncit.." ucapnya sambil terkekeh geli karena Sean menghisap payudaranya dengan lembut.

"Mungkin karena kau makan banyak Netta sayang.." bisik Sean lembut, Garnetta terkekeh lalu memilin puting Sean nakal.

"Kau mau keluar?" goda Sean membuat wajah istrinya merona. Sean langsung menindih tubuh Garnetta sambil menciumi leher, dada, perut kemudian turun ke bawah, ke dalam bagian terlembab Garnetta.

"Aakh..." erang Garnetta merasakan bibir basah Sean di bawah sana.

*****

Apartemen Gareth....

Gareth menatap Emilia yang sedang tertidur di ranjangnya, rasanya seperti mimpi dia membeli gadis asing dan membawanya ke apartemen, Gareth tak pernah membawa wanita manapun ke apartemennya, hanya kekasihnya, Collins. Gadis itu mulai membuka matanya dan langsung melotot tajam ke arah Gareth.

"Morning..." ucap Gareth sambil menyeruput kopinya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Emi membuat Gareth geli.

"Ini kamarku, apa kau lupa?" tanya Gareth sambil melangkah, mendekat ke arah jendela. Emilia menatap gareth sebal.

"Maaf, aku mau pulang!" ucapnya ketus. Gareth menatap Emi.

"Apa kau lupa juga?" tanya Gareth sambil menatap tajam ke arah Emi.

"Apa aku lebih baik loncat dari jendela apartemenmu?" ucap Emi frustasi. Gareth mendekati gadis itu.

"Jangan main main dengan nyawamu Emi.." bisik Gareth membuat tubuh Emi meremang.

Pria ini punya aura apa sehingga membuat perasaan emilia berdesir hebat. Gareth mengecup bibir Emilia dengan lembut.

"Kau jangan khawatir, aku takkan menyakitimu. Dan aku tahu kau tak punya tempat tinggal, jadi tinggallah disini. Kalau kau kembali ke rumah pria itu, kemungkinan besar dia akan menjualmu lagi menjadi pelacur yang sesungguhnya.." ucap Gareth dan Emilia pun mengangguk, hatinya berkata apa yang di katakan gareth benar.

I Hate My Husband (End - Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang