Happy Reading...
Garnetta Pov
Sean membawaku ke club, kencan yang aneh! Ternyata dia membawaku kesana untuk berkencan dengan jalangnya dan membiarkanku mabuk di meja bar sendirian.
Aku tak peduli, toh aku suka mabuk, wine, vodka... Namun Sean membelikanku matrini yang rasanya manis dan mengairahkan.
"Kau disini?" tanya Gareth terkejut.
Aku mengangguk dan menunjuk ke arah Sean yang sedang berdansa dengan kekasihnya. Ada rasa sakit di hatiku, bukan karena cinta.....
Tapi aku telah merusak hubungan sepasang kekasih. Aku tahu Helena mencintai Sean, walau aku tak dekat dengan wanita itu tapi aku sering mendengar Collins menggosipkannya dengan Gareth.
"Bajingan itu..." rutuk Gareth.
"Apa aku juga menjadi bajingan huh?" tanyaku membuat Gareth mengerutkan keningnya.
"Maksudmu?"
"Aku merasa seperti merebut Sean dari Helena..." ucapku sendu.
Gareth tersenyum padaku.
"Yang bajingan itu Sean. Helena memang mencintai Sean tapi...." Gareth menarik nafasnya lalu mengusap pipiku.
"Sean tak pernah menyatakan cinta atau meminta Helena mencintainya. Bagi Sean, Helena hanya partner seksnya saja.." ucap Gareth membuatku berfikir keras.
"Ya, memang Sean bajingan!" ucapku setuju, setidaknya aku bukan perebut kekasih orang lain.
"Sean bebas meniduri wanita manapun. Maka dari itu, kau harus berhati-hati!" ucap Gareth.
Aku mengangguk.
"Aku mengerti, meski kami kelak menikah. Aku tak boleh menyentuhnya apa lagi jatuh cinta kepadanya. Aku tahu benar bajingan seperti apa seorang Sean William Fox itu." ucapku dan Gareth terkekeh mengagumi kecerdasanku.
"Aku harus membuat kesepakatan dengan pria itu!" ucapku. Gareth menatapku intens lalu menciumku sekilas.
"Aku menyayangimu Netta..." bisiknya membuat wajahku merona.
Andai kau lelaki normal, aku akan memilihmu menjadi suamiku. Aku akan menjadi waita paling bahagia di dunia ini... Jerit batinku. Aku menatap wajah tampan Gareth.
"Aku juga menyayangimu..." bisikku.
Sean Pov
Aku berdansa dengan Helena, partner seks-ku. Aku mempercayakan hubungan ini pada Helena karena aku tahu dia mencintaiku. Dia cantik tapi aku tak tertarik untuk menjalin hubungan yang lebih serius dengan wanita itu.
Aku melihat pria gay itu mendekati Garnetta, awalnya aku tak peduli, tapi ketika aku melihat mereka saling tatap dan berciuman walau sekilas, hatiku terasa sakit.
Dia calon istriku dan aku tak rela ada orang lain menyentuhnya. Aku meninggalkan Helena di tempat dansa dan segera menghampiri Garnetta.
"Sudah selesai?" sindirku membuat Garnetta mengerutkan keningnya.
"Kenapa?" tanya gadis itu polos.
"Kita pulang!" ucapku ketus sambil menyeretnya keluar dari club, dan si gay itu hanya menatapku tak suka.
Aku memasukan Garnetta kedalam mobil dengan kasar, dia meringgis kesakitan karena genggamanku yang terlalu erat untuk menyeretnya menjauh dari Gareth.
"Kau kenapa?" tanya Garnetta bingung.
"Kau calon istriku, jadi kau harus jaga sikapmu!" ucapku keras.
"Kau sendiri?"
"Mereka sudah tau siapa Helena sesungguhnya!" ucapku ketus.
"Mereka juga tahu siapa Gareth, dia sahabatku!" ucapnya tak kalah ketus.
"Tapi dia menciummu dan aku tak suka!" teriakku.
"Jangan bilang kau menyukaiku Sean!" ucap Garnetta sambil tersenyum nakal membuat hatiku tersentak kaget. Aku menepis semua anggapan Garnetta.
"Kalau kau mau bercinta dengan lelaki lain, berprilakulah seperti jalang. Bermain cantik di belakang sambil memuaskan birahimu tanpa seorang pun yang tahu!" bisikku membuat wajahnya merah padam.
"Aku bukan pelacur!!" teriaknya.
"Ya, kau pelacur!! bentakku.
"Aku tak pernah menjual tubuhku atau membiarkan lelaki manapun menyentuhku!" isaknya kesal, entahlah hatiku merasa lega dia berkata seperti itu.
"Jika kau tak ingin aku panggil pelacur, jangan dekati pria mana pun, jangan biarkan mereka menyentuhmu!"
"Apa hakmu melarangku?" tanya dia sinis.
"Aku calon suamimu, atau hidupmu akan aku hancurkan!" ancamku membuat gadis itu terdiam.
Garnetta Pov
Aku merasa sakit hati dengan perkataan Sean yang kasar dan menilaiku seperti pelacur, aku semakin membencinya.
Dia seenak hati menciumku dan melarang ini-itu kepadaku sedangkan dia? Dia bebas bersetubuh dengan siapa saja yang dia mau. Aku rasa aku harus segera membuat kesepakatan, mungkin berupa perjanjian hitam di atas putih.
Aku tak mau hidupku di atur-atur oleh orang lain apa lagi oleh bajingan seperti dia. Setidaknya walau kehidupanku dia rampas, aku tak mau jiwaku pun dia rampas.
Aku mengusap air mataku yang tak bisa berhenti membasahi pipiku. Sean menghentikan mobilnya, dia menatapku dengan intens lalu mengusap air mataku dengan sapu tangannya.
"Berhentilah berbuat masalah Garnetta...." bisiknya lembut membuat hatiku merasa sedikit tenang.
"Aku rasa kita harus memiliki kesepakatan. Semacam perjanjian diantara kita.."
"Terserah..." ucap Sean ketus, rahangnya kembali mengeras.
"Besok aku akan ke kantormu. Dan kita membahasnya." ucapku dan Sean kembali menyalakan mesin mobil dan membawaku pulang.
*****
Aku sudah menyiapkannya dan Sean tampak mengernyitkan dahinya membaca kesepakatanku.
"Jadi, aku tak boleh melarangmu pergi ke club malam dan bergaul dengan siapa saja?" tanya Sean dan aku mengangguk.
"Ya dan aku pun takkan ikut campur dalam urusanmu kecuali menyangkut nama baik keluarga kita. Kau boleh bersama wanitamu begitupun aku." ucapku
"Tapi seorang wanita pergi ke club malam sama saja mencoreng nama baik keluarga kita kalau ada orang yang tahu, Garnetta.."
"Apa tujuanmu ke club?"
"Minum!" ucapku, memang aku cuma ingin minum saja dan curhat kepada Gareth jika aku sedang dalam masalah.
"Aku akan menyediakan minuman di apartemenku. Jadi jika kau ingin mabuk datanglah ke apartemenku." ucap Sean
"Boleh aku bawa sahabatku?" tanyaku.
"Silahkan!" ucapnya dingin.
Aku tersenyum.
"Baiklah untuk sementara seperti itu dulu!" ucapku sambil menanda tangani suratnya.
"Oke aku akan revisi dan tulis ulang ini." ucap Sean sambil mengikuti apa yang aku lakukan.
"Keluar!" usir Sean
"apa?" tanyaku tak mengerti.
Sean memberiku kode agar aku keluar dari ruangannya. Aku pun pergi meninggalkannya tanpa berbicara sepatah kata pun.
Dasar lelaki berengsek!!
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hate My Husband (End - Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓
RandomGarnetta Gabriel Henry, 17 tahun seorang gadis cantik semata wayang yang menjadi pewaris tunggal keluarga Henry, memiliki kehidupan malam sebagai pelarian karena kedua orang tuanya yang sibuk akan bisnis keluarga. Kehidupannya semakin terasa sulit k...