Part 51 : Awkward

26.2K 1K 67
                                    

Mulmed Sean O'pry di video klip Madonna. Weird!!

Happy Reading....

Garnetta merasa bosan diam di rumah sakit, Sean dengan sabar menemani Garnetta.

"Kau mau aku belikan apa?" tanya Sean agar mengurangi kejenuhan Garnetta.

"Emhh... Pizza.."

"Oke.. Sebentar lagi Gareth kemari, kau bisa bersenang senang sejenak.. " rajuk Sean dengan nada cemburu, Garnetta tertawa lalu mencium Sean.

"I'm yours..." bisik Garnetta lalu melap bibir Sean.

"See you.." ucap Sean sambil berlalu dari hadapan Garnetta.

Sean Pov

Aku segera kembali setelah pizza yang aku pesan selesai. Aku memasuki ruang Garnetta dan disana sudah ada Emilia, Gareth dan Collins?

"Wow kejutan!" ucapku kaget melihat mantan kekasih Gareth datang bersama sama.

"Hai..." ucap Gareth sambil menepuk pundakku. Aku menatap Emilia yang tampak pucat entah karena kehamilannya?

Aku memperhatikan gerak gerik Collins, Gareth dan Emilia. Collins tampak menatap Emilia dengan berbeda dan tanpa mereka sadari Collins mengelus punggung Emilia dan Gareth sama romantisnya dengan Collins. Aku sengaja menarik Gareth ke pojok ruangan.

Gareth tampak bingung dengan sikapku.

"Apa yang terjadi antara kau, Collins dan Emilia?" tanyaku tajam dan Gareth langsung tersenyum.

"Kau sangat cerdik, itu yang aku suka darimu!" ucap Gareth.

"Gareth..." pintaku.

"Oke, aku kembali dengan Collins.." ucap Gareth.

"Lalu Emi?" tanyaku khawatir mereka bercerai.

"Emi baik, dia membiarkan kami berbagi." ucapnya senang.

"Aku tak mengerti!" tukasku dan Gareth tersenyum.

"Kami melakukan three some.." ucap Gareth pelan membuatku terkejut.

"Apa?" tanyaku tak percaya.

"Entahlah Sean, aku mencintai mereka dalam porsi yang berbeda. Begitupun Emi, asalnya dia menolak tapi akhirnya dia menerima dan menikmati.." ucap Gareth panjang lebar membuat kepalaku pening.

*****

Garnetta menatapku,

"Kau kenapa melamun?" tanya Garnetta membuatku sedikit terkejut.

"Ah, tidak.." ucapku.

"Jangan bohong.." ucap Garnetta sambil melotot ke arahku.

Aku tersenyum lalu memeluknya erat. Ya, aku memang harus selalu terbuka, aku tak mau kejadian yang lalu terulang kembali.

"Gareth.. Aku rasa dia sakit  jiwa." ucapku.

"Kenapa?" tanya Garnetta tak mengerti.

"Gareth membiarkan Emi di jamah oleh Collins." ucapku dan Garnetta menatapku tak percaya.

"Sean..." ucapnya.

"Aku serius, aku kasihan dengan Emi, apa lagi dia sedang hamil." ucapku sambil mengecup keningnya.

"Sean, bayi kita..." ucap Garnetta terputus.

"Kenapa?" tanyaku panik. Garnetta terkekeh.

"Mereka merindukan daddy-nya.." ucap Garnetta sambil meremas kejantananku.

"Akh.. Apa tidak apa apa?" tanyaku cemas.

"Seaan..." rengek Garnetta dan aku pun mengalah karena aku juga menginginkannya.

Emilia Pov

Kami ke cafe untuk makan siang setelah menengok Garnetta di rumah sakit, dengan gentle Collins memberiku kursi untuk duduk dan aku di apit oleh dua pria tampan membuat semua perempuan di cafe iri. Entahlah apa aku harus merasa bangga dan beruntung di cintai oleh dua orang sekigus? Atau aku menjadi sakit jiwa?

Gareth menatapku,

"Pulang dari sini kau istirahatlah.." ucap Gareth lembut dan aku mengangguk.

"Kau ikut pulang saja, biar perusahaan aku yang handle. " ucap Collins sambil meminum kopi.

"Tidak aku bantu kau rapat." ucap Gareth sambil memainkan sendok.

"Emh.. Lagian aku baik baik saja, aku bisa sendiri di rumah." tambahku namun mereka malah menatapku.

"Kenapa?" tanyaku bingung.

"Bagaimana jika kami tidak ke kantor?" goda Collins membuat wajahku terasa panas.

"Bukannya kalian ada rapat?" sindirku dan Gareth tertawa.

"Kita bawa istri kita ke kantor saja sayang, bagaimana?" tanya Gareth kepada Collins dan dia langsung mengangguk.

"Emh.. Ide bagus.." ucapnya dengan tatapan mesum membuat jantungku berdebar.

Kami memasuki ruangan Gareth dan tanpa basa basi, Collins langsung menarikku ke pelukannya dan.menciumku dengan penuh gairah di ikuti Gareth yang entah sejak kapan sudah bertelanjang bulat.

Gareth mengelus punggung dan perutku, menjalar ke payudaraku dan membuka gaunku hingga aku hanya mengenakan bra dan celana dalam saja. Collins terus menciumku dan tangannya aktif meremas bokongku.

Aku melepas kancing kemeja Collins sambil tetap bibirku dikuasai olehnya, Gareth sedang menjilati punggung kemudian bokongku.

"Aakkh..." erangku kaget ketika Gareth memasukan jarinya ke rektumku. Collins merobek celana dalamku dan mengusap milikku.

"Kau basah Emi.." bisik Collins seksi lalu membaringkan tubuhnya di sofa.

"Naik sayang..." bisiknya dan aku pun mengangkangi tubuhnya, Collins memasukan kejantanannya ke dalam milikku.

"Aakh..." erangku nikmat, dia mendorongku kedepan agar aku bisa memberi akses kepada Gareth yang sudah siap memasukiku.

"V or R?" tawar Gareth, aku menggeleng tak mengerti.

"V" ucap Collins dan Gareth memasukan kejantanannya ke V untuk miss V.

"Aakh...." rintihku sakit sekaligus nikmat, 2 kejantanan masuk kedalam milikku.

"Kalian gila..." erangku nikmat sambil meremas rambut Collins, mereka memompaku dengan arah berlawanan.

"Sial, kalian membuatku gilaa.." erangku membuat mereka semakin bergairah dan panas.

Gareth menarik rambutku agar dia bisa menciumku dan  meremas payudaraku dengan lembut dan Collins mengusap perutku memberikan sensasi yang aneh dan nikmat.

"Aakh..." erang Gareth mengalami klimaks di susul aku dan Collins.

Cklek!

aku, Collins dan Gareth langsung menengok ke arah pintu.

"Apa yang kalian lakukan!" jerit Sean terkejut melihat kami saling bertumpukan dengan sintingnya Collins berkata.

"Mau bergabung?" ucapnya santai. Sean langsung menutup pintu secara kasar.

"Fuck you all..." umpatnya dari luar sambil pergi keluar dari kantor Gareth. Aku hanya bisa menghela nafas, entah lega, takut, cemas atau malu!


Tbc

Kebanyakan konflik, anak Garnetta jadi gak lahir lahir hahaha... next part deh..

Thanks for reading jangan lupa vote dan komennya...

Love u....

I Hate My Husband (End - Tersedia Dalam Bentuk PDF) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang