4

3.8K 156 1
                                    

Comment jika ada typo, supaya langsung di revisi

Empat.

"Lelaki misterius yang mampu menarik hati ku untuk menyukai mu"-Neysa Lavinia Putri.

***

Ketika bel pulang berbunyi, Neysa langsung berlari menuju ke kelas Andra, XII Ipa 1.

Menunggu di depan kelas karena Guru yang belum keluar dari kelas Andra.

"Neysa, nungguin siapa?, pacar kamu?",tanya Bu Widya yang barusa mengajar di kelas Andra. Tak heran jika semua guru mengenal Neysa, karena ayahnya yang merupakan donatur terbesar Sma Bangsa.

"Belum Bu, tepatnya bentar lagi jadi pacarnya Neysa bu",jawab Neysa.

Bu Widya terkekeh dan pergi meninggalkan Neysa.

Semua siswa siswi sudah keluar dari tadi, namun Andra dan Daniel memilih untuk keluar terakhir, dari pada berdesak-desakan untuk keluar dan pastinya di parkiran masih ramai.

Andra dan Daniel berjalan ke luar kelas yang langsung di hadang oleh Neysa.

Neysa tersenyum manis ke arah Andra, namun andra hanya menatapnya datar dan jengah.

Andra mendengus kesal."Mau ngapain lagi lo?"

"Gue minta nomor wa lo dong"

Andra memutar bola matanya dan berjalan melewati Neysa, tanpa memperdulikan neysa.

Tanpa putus asa, Neysa berlari mengejar Andra yang berjalan dengan langkah lebar-lebar.

"ANDRAAA, KASIH GUE NOMOR WA LO"

"ANDRA, DENGERIN GUE NGGAK SIH"

"ANDRAA ANDRAA ANDRAA"

"ANDRA KALO NGGAK MAU NGASIH NOMOR LO, LO TULIS AJA NIH NOMOR GUE"

Untung suasana koridor sudah sepi, karena jam pulang sudah 30 menit yang lalu.

Andra menghentikan langkahnya dan memandang Neysa tajam.

"Lo inget baik-baik, satu, gue nggak akan ngasih nomor wa gue ke lo. Dua, gue juga nggak akan nyatet nomor wa lo, inget itu",ujarnya tajam dan berlalu meninggalkan Neysa.

Neysa mendengus kesal dan menghentak-hentakkan kakinya di lantai.

"Isshhh ngeselin lo, sok cakep, sok iye, sok cool, ihhh sebel gue",sungutnya kesal.

"Eh tapi emang cakep,cool lagi",ujarnya menyalahkan ucapannya sendiri barusan.

***

Neysa berjalan dengan tak mempunyai semangat menuju ke parkiran sekolah.

Namun dihadang oleh rindi.

"Udah nggak laku Ney,sampai-sampai lo ngejar-ngejar cowok buat minta nomor wa nya",sinisnya.

Mood Neysa sekarang tidak baik,jadi malas untuk meladeni ucapan Rindi.

"Minggir deh rin, gue capek mau pulang"

Rindi mendecih "rupanya Neysa yang selalu jadi pujaan lelaki malah sekarang yang ngejar-ngejar"

"Sejak kapan lo buntitin gue, itu semua hak gue jadi lo nggak berhak buat ngerecokin hidup gue. Lo nggak lupa kan kalo gue orang nya nggak suka di recokin sama orang lain",ujar Neysa dan berjalan melewati Rindi sengaja menabrak bahu Rindi.

Certainty[On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang