22

2.7K 109 0
                                    

Comment jika ada typo, supaya langsung di revisi.


"Antara hati dan fikiran tidak selama-nya akan selaras, ada saat-nya fikiran kita ingin menolak, tetapi hati tidak bisa di bohongi bahwa hati menginginkan."-Neysa Lavinia Putri.

"Maaf, maaf, maaf. Hanya kata itu yang aku ucap untuk mu, walaupun rasa-nya tidak sepadan dengan rasa sakit mu."-Andra Hanan Adyatama.

***

Andra mengambil hp nya yang tergeletak di dastboard mobilnya. Setelah di cek, Ia melihat beberapa foto Neysa yang di bopong oleh Satya dalam keadaan tidur dan juga menidurkan di kasur. Semua foto itu dikirim oleh nomor yang tidak di kenalnya.

Sontak Andra melempar hpnya sembarang dan memukul stir mobil yang tidak bersalah itu.

"Arghhhh... Sialan!.", teriaknya frustrasi.

Andra mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibu kota yang ramai itu.

***

Neysa membuka matanya perlahan dan menggeliat, Neysa langsung terlonjat kaget ketika dia baru menyadari sudah berada di kamarnya.

"Loh.. Kok di kamar sih, perasaan tadi mau ikut Satya deh. ", gumam-nya dan mencoba mengingat kembali mengapa dia bisa ada di kamar-nya, sementara Satya pergi entah kemana."Ish.. Bego banget gue kenapa ketiduran sih tadi." ujar-nya menyalahkan diri sendiri.

Neysa mengambil benda pipih milik-nya yang tergeletak di meja kecil samping tempat tidur. Betapa kaget-nya Neysa ketika melihat banyak-nya panggilan tak terjawab dan pesan dari Andra.

Raut wajah Neysa berubah menjadi sendu, bayangan kejadian di gedung kosong itu kembali berputar.

Neysa menggeleng-kan kepala-nya kuat-kuat, berusaha menghilangkan bayangan tersebut.

Neysa beranjak menuju ke balkon kamar-nya, seperti yang biasa dia lakukan, memejamkan matanya dan membiarkan wajahnya di terpa oleh semilir angin yang menyejuk-kan.

Neysa membuka matanya, Pandangan-nya tertuju pada mobil yang terparkir di depan gerbang rumah-nya, Neysa hafal betul itu mobil Andra, kaki-nya seketika menjadi lemas.

Mobil tersebut melaju meninggalkan rumah Neysa, badan Neysa langsung luruh, namun untung saja ada yang menahan-nya dari belakang, jika tidak maka pantat-nya akan mendarat mulus di lantai.

"Ney.. Kamu kenapa? Sakit?.", tanya orang tadi.

"Nggak bun, Neysa nggak papa kok."

"Makan dulu ayok, Bunda masak makanan kesukaan kamu", ajak Arinjani.

Certainty[On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang