21

2.9K 112 2
                                    

Comment jika ada typo, supaya langsung di revisi.

"Katanya cinta itu semanis Tebu, ku coba taman tebu namun yang ada tebu berduri itu melukai hati ku."-Neysa Lavinia Putri.

"Hati ku masih bimbang dengan semua ini, haruskah aku lari dari semua ini."-Andra Hanan Adyatama

"Jika di andaikan, dia merupakan bunga terindah di dunia. Namun kenyataannya kau hanyalah bunga tidur yang menyakitkan bagiku, semuanya hanya indah di mimpi saja, tidak untuk nyata."-Satya Diwangkara Afrik.

***

Neysa bersembunyi di balik tembok yang sudah berlumut itu, Neysa sengaja supaya Andra tidak dapat melihatnya. Mengatur nafas nya, karena berlari menghindari Andra.

Lagi-lagi Neysa meneteskan air matanya, kemudian terdengar isakan keluar dari mulutnya, Neysa tak pernah membayangkan bahwa orang yang dicintai nya ternyata masih mencintai masa lalunya  dan Neysa juga tak habis fikir mengapa dirinya sehancur ini hanya karena laki-laki.

Neysa berfikir dirinya sangat bodoh disini, dan rasanya sangat disia-siakan oleh Andra, andai saja waktu itu dia tidak bertemu dengan Andra di perpustakaan, maka akhirnya tidak akan seperti ini, jujur sekarang Neysa sangat menyesali pertemuannya dengan Andra. Namun, mau bagaimana lagi, dia juga sudah menempatkan Andra di hatinya, dan Neysa sangat berharap akan Andra.

Setelah dirasa sudah cukup lama bersembunyi, Neysa beranjak menuju mobilnya yang sedang terparkir.

Memejamkan dan menghirup udara dalam-dalam hingga paru-parunya sesak penuh dengan udara. Lagi-lagi ucapan Andra terputar di otaknya, Neysa memukul dadanya yang terasa sesak.

Entah mengapa fikirannya seketika tertuju pada Satya, Neysa segera menjalankan mobilnya menuju rumah Satya. Dengan kecepatan tinggi Neysa melajukan mobilnya, tak perduli amukan dari pengendara lainnya.

Hingga beberapa menit akhirnya sampai juga di rumah Satya. Saat sampai di depan gerbang rumah Satya, Neysa langsung dihadang oleh satpam rumah Satya, yang kebetulan sudah kenal Neysa karena pada saat mereka pacaran, Satya sering mengajak Neysa main karena Ibu nya yang menyuruh.

"Dek Lavinia mau ketemu den Satya yah?. ", tanya satpam tersebut. Memang Satya mengenalkan Neysa di keluarganya dengan nama tengan dia.

"Iya pak, Satya nya ada kan?.", Suara Neysa masih terdengar bergetar.

"Oh ada, mari silahkan masuk dulu."

Satpam tersebut membuka kan pintu gerbang lebar-lebar, dan Neysa menjalankan mobilnya masuk ke pekarangan rumah Satya.

Certainty[On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang