1

7.5K 260 16
                                    

Comment jika ada typo, supaya langsung di revisi

Satu

"Semua lelaki sama saja, mereka tidak memandang perempuan dari segi hati melainkan hanya memandangnya dari satu sisi yaitu penampilan luarnya saja. Sangat memuakkan."-Neysa Lavinia Putri.

~~~

"Neysa...",teriak laki-laki yang terus mengejar dan menyamakan langkah kaki neysa.

"Neysaa..",panggilnya sekali lagi.

Neysa melirik laki-laki tadi datar dan mendengus kesal"Brisik! Apaan sih lo, gajelas"

"Sa.. Gue mohon sa, maafin gue. Gue nggak bermaksud buat nyelingkuhin lo sama rindi sa.."

Neysa tetap diam membisu dan terus melangkah tanpa memperdulikan laki-laki tadi.

"Neysa..",ujarnya menghentikan langkah kaki neysa dan menggenggam kedua tangan neysa.

"Gue mohon sa.. Kasih gue kesempatan satu kali lagi sa"

Neysa menyeringai dan memutar bola matanya malas.

"Lo bilang kasih kesempatan satu kali lagi? Apa lo nggak mikir berulang kali lo rusak kepercayaan gue ke lo satya, apa itu nggak cukup buat lo?!!"

Sekarang mereka berdua menjadi tontonan gratis bagi para siswa siswi yang lewat dan juga para fans neysa.

"Satu lagi dengan begonya lo selingkuhin gue ke sahabat gue sendiri?!! Otak lo dimana satya!!"

"Neysa.. Gue nyesel sa"

Neysa menghempas tangan satya yang memegangi kedua tangannya dengan kasar dan berlalu meninggalkan satya, tidak memperdulikan teriakan-teriakan Satya yang memanggil namanya.

Satya Diwangkara Afrik, sosok lelaki berperawakan tinggi, badan putih, mancung, kapten basket sma nya sehingga tak heran jika banyak yang menyukainya.

~~~

Disini Neysa berada, di dalam perpus sekolah yang hanya dihuni oleh para kutu buku dan juga siswa siswi ber IQ tinggi.

Keberadaan neysa di perpus tidak untuk membaca buku, melainkan untuk tidur dan menenangkan dirinya.

Neysa sama sekali tidak merasa patah hati saat hubungan dia dan satya berakhir, malahan neysa sangat bersyukur karena Tuhan telah menunjukkan dan menjauhkan lelaki brengsek untuknya.

Masalah Rindi, sahabat neysa. Dia tidak mau ambil pusing soal rindi, baginya persahabatan yang abadi hanyalah ada pada drama-drama, dan film saja, nyatanya Rindi yang dianggap sebagai sahabatnya pun dengan tega menghianati nya.

Seorang laki-laki yang sedang serius membaca buku biologi itu memandang kedatangan Neysa yang hanya tidur di perpustakaan.

"Perpustakaan sekolah itu untuk mencari ilmu, membaca buku, berkelana tanpa pergi. Bukan malah untuk tidur, dasar",cibirnya walaupun tidak bisa didengar oleh neysa.

Hari ini semua mata pelajaran kosong karena guru-guru sedang mengadakan rapat, alhasil semua siswa siswi bebas untuk melakukan apa-pun,kecuali pulang kerumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini semua mata pelajaran kosong karena guru-guru sedang mengadakan rapat, alhasil semua siswa siswi bebas untuk melakukan apa-pun,kecuali pulang kerumah.

Neysa tertidur pulas dengan kepala yang diletakkan di lipatan tangannya, seorang laki-laki tadi masih saja bertahan di dalam perpus dengan buku tebal yang dibacanya sedari tadi, sesekali ia melirik neysa yang masih tertidur pulas.

Hingga bel pulang berbunyi, tetapi tidak membuat neysa bangun dari mimpi indahnya.

Laki-laki tadi mengemas buku-bukunya dan memasukkan kedalam tasnya, menatap neysa lekat. Bimbang antara ingin membangunkannya atau menunggu petugas perpustakaan yang akan membangunkan neysa.

Dengan berat hati laki-laki tadi berjalan mendekat ke arah Neysa, menepuk bahunya pelan, namun tak langsung membuat neysa bangun.

Tepukan di bahu Neysa menjadi sedikit kencang"bangun, sudah pulang"

Neysa menggeliat, bukannya bangun tapi malah mencari posisi nyaman dan kembali tertidur.

Laki-laki tadi menghela nafas berat, susah sekali membangunkan mahluk di depannya.

"Woy bangun.. Bangun udah bel pulang",teriaknya di telinga neysa.

Neysa terlonjat kaget dan memegangi dadanya, nafasnya naik turun seperti habis lari maraton saja.
Neysa melirik laki-laki tadi tajam.

"Apa-apaan sih lo, berani lo ganggu tidur nyenyak gue. Siapa sih lo",suaranya meninggi.

"Udah bel pulang",jawabnya datar.

Neysa langsung menoleh ke arah jam tangannya, betul saja sudah lewat 10 menit dari jam pulang sekolahnya.

Neysa menatapnya lekat dan mengeluarkan cengirannya, sedangkan laki-laki tadi hanya mengangkat satu alisnya.

"Makasih udah bangunin gue"

Laki-laki itu hanya memandang neysa datar.

"Nama lo siapa? Gue kok nggak pernah ngeliat lo sih selama gue sekolah disini"

Bukannya menjawab malah berlajan melenggang.

"Woyyy jawab pertanyaan gueeee",teriak Neysa dan berusaha mengejar laki-laki tadi, mensejajarkan langkah kakinya dengan nafas yang memburu karena jalannya terlalu cepat.

"Nama lo siapa? Jawab gue"

Laki-laki tadi melirik sekilas"penting banget gitu, gue jawab"

Neysa melongo mendengar jawabannya tadi, baru pertama kali ada laki-laki yang memperlakukannya seperti ini, tidak seperti yang lainnya diajak bicara dengannya saja sudah terlalu exaited sekali.

Neysa tertawa sinis"lo..lo tadi bilang apa? Hahaha selama lo sekolah disini, nggak tau gue siapa gitu? ",ujarnya masih tidak menyangka.

"Nggak penting"

"Apa lo bilang?!!",ujar neysa sambil mengepalkan kedua tangannya erat.

Laki-laki tadi hendak melangkah lagi, namun dihadang oleh Neysa.

Tangan kanan neysa memegang pundak laki-laki tadi, kemudian tangan kirinya menunjuk tag name laki-laki tersebut.

Laki-laki tadi menegang dan kaget dengan apa yang dilakukan oleh Neysa.

"Andra Hanan Adyatama"ujarnya sambil manggut-manggut.

"Minggir"ujarnya dingin.

"Jutek banget sih Ndra"

"Minggir",tukasnya sekali lagi dengan suara yang lantang.

Andra melenggang pergi meninggalkan Neysa yang terus saja tersenyum.

"Lah tuh cowok unik deh, beda dari yang lain. "

"Penasaran gue jadinya."

Neysa memutuskan untuk menuju ke parkiran dan mengambil mobilnya untuk pulang menuju ke rumahnya.

.
.
.
.

Gimana part ini?
Apa perasaan kalian setelah baca part ini?

Kasih vomment yah

Certainty[On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang