23

2.8K 113 0
                                    

"Karena percuma jika aku tulus mencintaimu, namun fikiran kamu masih ke satu orang, dan jangan pernah kasih harapan jika nyatanya hanya belas kasih saja."-Neysa Lavinia Putri.

"Bukan maksud saya untuk melakukan semua ini, namun itu diluar kendali ku."-Andra Hanan Adyatama.

***

Sesuai janji-nya tadi, Andra menunggu Neysa di rooftop sekolah, hari ini Andra sengaja untuk membolos jam pelajaran, percuma saja jika Ia mengikuti pelajaran seperti biasa-nya jika fikiran-nya tertuju pada satu orang itu.

Sudah dua jam Andra menunggu Neysa, namun yang ditunggu tidak datang sedari tadi.

Mengecek Hp-nya berulang kali, namun tak ada satu notif dari Neysa, Andra bersender pada tembok dan memejamkan mata-nya.

Hingga suara langka kaki membuat Ia membuka mata-nya. Yang ternyata orang yang sedari tadi Ia tunggu.

"Ney..", sapa Andra dengan senyum manis-nya.

Sementara Neysa hanya membalas dengan senyum tipis saja.

"Ney.. Ada hal yang gue mau omongin ke lo."

Neysa mengangguk menandakan bahwa Neysa ingin mendengar apa yang ingin di ucapkan Andra.

"Sebelumnya maaf.. Maaf banget gue brengsek banget Ney, maaf buat segalanya, maaf karena gue lo rela netesin air mata."

"Nggak seharusnya lo nangis cowok kaya gue, dan nggak seharusnya lo cinta ke gue, lo terlalu sempurna buat gue Ney sedangkan gue? Gue hanya hal kecil yang lebih dari lo, ada banyak cowok di luar sana yang lebih pantas buat dapetin lo, gue ngerasa brengsek banget Ney, maaf.."

Neysa merasa hatinya teriris mendengar-nya, "Udah ke intinya aja Ndra.",pinta Neysa.

Andra menarik nafas dalam-dalam.
"Neysa.. Gue minta ke lo, kalau Raka, orang yang kemarin di gedung tua itu hubungi lo dengan cara apapun itu, lo harus menjauh dari dia, abaikan aja .",terdengar nada khawatir dari Andra.

"Kenapa harus menjauh?.",tanya Neysa penasaran.

"Dia nggak baik Ney, dia berbahaya."

"Neysa nggak jamin Ndra, lagi pula Neysa nggak kenal sama dia.", tutur Neysa. "Apa Andra takut, Neysa bakalan kaya mantan pacar Andra?.", lanjut Neysa yang membuat Andra menegang.

Neysa tersenyum sinis, "Bener kan Andra gini itu semata-mata Andra samain Neysa sama Thalia, Andra takut kalo Neysa itu kaya Thalia yang udah ngga vir--"

Neysa tersenyum sinis, "Bener kan Andra  gini itu semata-mata Andra samain Neysa sama Thalia, Andra takut kalo Neysa itu kaya Thalia yang udah ngga vir--"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Certainty[On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang