18

3.3K 121 0
                                    

Comment jika ada typo, supaya langsung di revisi

"Aku percaya bahwa akan ada pelangi setelah hujan, dan itu benar-benar terjadi kepadaku"-Neysa Lavinia Putri.

"Bahagia ku sederhana, hanya melihat senyum di wajah mu saja sudah lebih dari cukup." - Andra Hanan Adyatama.

***

Sedari tadi neysa tidak henti-hentinya tersenyum dan pipinya blushing sendiri, tidak memperdulikan guru yang sedang menerangkan materi di depan,karena memang tipe guru tersebut yang tidak akan menegur jika muridnya tidak memperhatikan, yang penting hanyalah jika ulangan dapat memperoleh nilai yang memuaskan.

"Tau deh yang udah dapet respon dari andra", sindir afi.

"Hehe afi tau aja deh"

Afi hanya mencibir jawaban dari neysa, dan keduanya melanjutkan untuk memperhatikan guru lagi.

Hingga tak terasa bel pulang sudah berbunyi, setelah guru meninggalkan kelas neysa, semuanya langsung berhamburan keluar.

"Lo pulang sama siapa? ", tanya afi.

" Ya biasa sama saudara tiri", jawabnya.

"Oh, yaudah gue duluan Ney, udah dijemput supir di depan", pamitnya dan melenggang pergi meninggalkan neysa sendirian di kelas.

Ting!

Ponsel neysa berbunyi, terdapat pesan siska yang masuk.

SAUDARA TIRI

Lo pulang sendiri, gue mau pergi!

Neysa mendengus kesal membaca pesan dari saudara tirinya.
Dengan berjalan gontai neysa keluar dari kelas dan matanya langsung menangkap andra yang sedang bersender di dinding, mereka saling pandang beberapa saat.

Andra maju mendekat menampilkan senyum tulus nya, jantung neysa berdetak melebihi ritme ketika melihat senyum tersebut, senyuman yang tidak pernah andra tampilan untuk neysa.

"Pulang bareng siapa? ", tanyanya

"N-nggak tau, mobil neysa dibawa siska"

Kening andra berkerut, seolah tau andra bingung mendengar ucapannya tadi.

Neysa tersenyum tipis, "Saudara tiri neysa".

Andra mengangguk, fikirannya melayang ketika dulu dia membaca satu pesan dari neysa yang pernah menyinggung tentang saudara tiri. Ternyata siska, murid baru di kelasnya itu tak lain saudara tiri neysa.

"Yaudah bareng gue aja yah", tawarnya.

Neysa mengangguk semangat dan tersenyum lebar.

***

Neysa melingkarkan tangannya pada perut andra, dan meletakkan kepalanya di punggung andra, tidak ada percakapan antara mereka. Hanya suara deru knalpot dan semilir angin yang mengisi keheningan mereka.

Certainty[On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang