31

3.7K 121 25
                                    

"Turun nya hujan menimbulkan rasa senang dan sedih secara bersamaan. Senang ketika bisa menghirup Petrichor yang mampu menenangkan sejenak pikiran, dan sedih saat terputar nya kenangan pahit dan rindu akan seseorang spesial."

-Satya Diwangkara Afrik-

***

Semua ujian sekolah sudah dilalui oleh kelas XII SMA Bangsa, hanya tinggal menunggu hasil kelulusan dan setelah itu akan diadakan acara promnight.

Cerita masa SMA hanya akan menjadi sebuah kenangan yang indah, tidak akan ada lagi tawa canda di kelas, hebohnya ketika mendapat jamkos apalagi dari guru killer, kejailan dan keusilan teman kelas, tidak lagi mengikuti upacara bendera dan lain sebagainya.

Mungkin Neysa akan selalu mengingat pertama kali ia di pertemukan dengan Andra, yang menjadi sejarah dan kelak akan ia ceritakan kepada anak-anak nya, bukan hanya Andra saja, Neysa juga akan selalu mengingat si baik Satya yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri, Afi, dan teman-teman yang lainnya.

Neysa menyenderkan kepalanya di bahu Andra, sekarang mereka sedang berada di taman belakang sekolah yang jarang dijamah oleh murid SMA Bangsa.

"Ndra.. Neysa takut." matanya terus memandang ke depan.

Andra menundukkan kepalanya agar dapat melihat wajah Neysa. "takut kenapa?"

"Jangan tinggalin Neysa janji."

Cowok itu pun tersenyum dan mengelus rambut Neysa. "janji." ia menghirup nafas dalam dalam, "kalaupun nanti aku ninggalin kamu entah itu alasannya apa, kamu harus ingat aku selalu ada di hati kamu Ney."

Mendengar jawaban Andra membuat Neysa tersenyum tipis, ingatan nya kembali pada beberapa minggu yang lalu, dimana terakhir kali ia bertemu dengan Raka.

"Mau apa lagi sih lo?!" kesal Neysa.

"Gue sih cuma mau bilang, manfaatin waktu dengan baik selagi lo masih bisa sama Andra." ujarnya yang membuat Neysa penasaran.

"Maksudnya lo apa!"

"Nggak ada maksud apa-apa, gue cuma mau bilang gitu udah."

Lamunan Neysa buyar karena Andra menepuk pipinya pelan.

"Ngelamunin apa sih?"

"hah--eh nggak kok." ia menegakkan tubuhnya, "Pulang yuk." ajaknya.

Yah, walaupun kelas XII sudah bebas dan tidak wajib berangkat, tetapi hari ini ia berangkat karena bosan di rumah.

***

Satu jam yang lalu Andra pamit pulang dan sekarang ia sendirian di kamar dan menguncinya.

Membuka laci dan mengambil kotak yang bergambar love love kecil itu. Dibukanya kotak tersebut dan menampilkan banyak foto dirinya bersama dengan Andra. Melihat satu persatu foto konyol tersebut, senyum di wajahnya mengembang dan sesekali terkikik karena melihat ekspresi wajah Andra yang absurd tetapi tetap cute.

Setelah puas memandang semua foto itu, tangannya beralih meraih boneka Doraemon besar itu yang dibelikan Andra beberapa minggu lalu sebagai permintaan maaf nya. Dipeluk erat boneka tersebut, seakan ia memeluk Andra, kebiasaan nya belakangan ini memeluk boneka itu jika rindu kepada yang membelikan nya.

Certainty[On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang