14

3.3K 161 3
                                    

Comment jika ada typo, supaya langsung di revisi

"Jika ini pilihan yang terbaik, maka aku akan pergi menjauh darimu. Namun apakah mungkin aku bisa? Kurasa tidak."-Neysa Lavinia Putri.

"Masa lalu yang datang kembali, Dan satu orang yang pergi menjauh, kadang dunia ini lucu"-Andra Hanan Adyatama.

***

Neysa melangkah kan kakinya dengan lemas menuju ke arah afi yang sedang duduk sambil membaca novel.

Duduk di sebelah afi dan langsung memeluk afi,  sontak afi dibuat kaget dengan gerakan neysa yang mendadak.

"Kenapa sih ney, pagi-pagi udah ngagetin aja", sungut afi.

Namun neysa malah mengeratkan pelukannya, "Afi... Neysa bingung, neysa harus gimana", gumamnya.

"Bingung kenapa, cerita dulu sama gue", ucap afi,  dan memandang neysa bingung.

Neysa menggigit bibir bawahnya, "Neysa mau berhenti buat memperjuangin andra, Andra nggak pernah ngerespon neysa",tuturnya dengan menahan air matanya.

Afi mengerti dengan perasaan neysa sekarang, namun dia tidak bisa berbuat banyak. Afi mengelus bahu neysa, menyalurkan kekuatan untuk neysa.

"Bener apa kata afi, Andra masih nggak bisa ngelupain mantannya, dan neysa rasa andra juga masih sayang banget sama dia, udah keliatan banget, neysa nggak mau maksain perasaan andra buat cinta sama neysa, dan itu kayaknya enggak mungkin banget. Udah cukup neysa berjuang sendiri disini, capek fii.."

"Kalo itu keputusan lo, lanjutin aja. Ikuti kata hati lo ney, tapi jangan suatu saat lo nyesel sendiri sama keputusan lo, dan juga lo jangan nutup hati kalo suatu saat andra ngebuka hati buat lo"

Neysa mengangguk mengiyakan saran dari afi.

Obrolan mereka terhenti dikarenakan guru yang sudah masuk ke dalam kelasnya.

Neysa langsung mengambil hp dan mengirim pesan untuk andra.

NeysaLV:"Andrananti jam istirahat neysa mau ngomong, di belakang kantin"

Neysa meletakkan hpnya dan memilih untuk mendengarkan guru matematika yang sedang menerangkan materi.

***

Neysa berjalan melewati lorong-lorong sekolah,  dan pada saat itu juga banyak yang berbisik-bisik menggosipi tentang murid baru, namun neysa tidak memperdulikannya, fikirannya masih fokus tentang apa yang akan diucapkannya di depan andra.

Tak membutuhkan waktu lama, neysa  sudah sampai dan duduk di bangku yang tersedia, jantungnya berdetak tak karuan,  kakinya sedari tadi tidak bisa diam.

Hingga akhirnya andra duduk di sebelah neysa, dan pada saat itu juga debaran jantungnya bertambah cepat,  menarik nafas dalam dalam sampai paru-parunya sesak.

Certainty[On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang