15

3.3K 136 1
                                    

Comment jika ada typo, supaya langsung di revisi

"Pesan aku buat kamu, Jangan bohongi perasaan sendiri bila nyatanya masih memiliki perasaan yang sama seperti dulu pada orang yang sama, karena itu menyakitkan, namun lebih sakit lagi saat aku tau itu semua" - Neysa Lavinia Putri.

"Tidak ada kah pilihan yang lebih berat lagi dari ini semua"-Andra Hanan Adyatama.

"Setidaknya aku bisa menjadi bahu sementara mu, sebelum ada bahu lain selain aku"-Satya Diwangkara Afrik.

***

Setelah memarkirkan motornya andra langsung melangkahkan kakinya menuju ke Cafe yang biasa dia kunjungi.

"Andra tungguin aku", teriak perempuan yang berusaha men sejajarkan langkahnya.

Andra memelankan langkahnya dan menghembuskan nafas berat.

Setelah memilih meja nomor 7, seorang waitress datang menghampiri mereka berdua.

"Silahkan mau pesan apa? ", ujarnya ramah.

Perempuan yang duduk di depan andra memilih daftar menu yang ada di buku menu.

" Em.. Mba saya pesen red valvet sama cappuchino late nya satu. Andra mau pesen apa?" ujar perempuan tadi.

"Terserah", jawabnya singkat.

"Yaudah mbak, samain aja"

Waiterss tadi mengulangi daftar pesanan mereka dan berlalu meninggalkan mereka.

"Buruan lo mau ngomong apa, gue bentar lagi mau latihan." ujar andra sambil melihat jam yang melingkar di tangannya.

"Maaf", ujarnya singkat.

Andra tersenyum sinis, "Kalo cuman ngomong maaf kenapa harus ngajak keluar segala sih"

Perempuan tadi menundukkan kepalanya, "Maaf soal dulu, aku nggak bermaksud buat ninggalin kamu, aku cuman nggak mau ngebantah perintah orang tua, aku nggak mau dibilang anak durhaka. Aku minta maaf banget soal ini, jujur aja aku masih sayang sama kamu, perasaan aku tetap sama kayak dulu ke kamu"

Ucapan perempuan tadi terpotong karena Waiterss yang datang membawa pesanan mereka.

"Kamu pasti mikir kenapa aku datang disaat dulu aku udah milih ninggalin kamu, alasan aku cuma satu, kamu. Kamu andra, aku mau kembali kayak dulu, aku mau kenangan dulu kita terulang kembali".

Andra mengepalkan tangannya, menahan gejolak yang ingin keluar dari dirinya. "Gue nggak bisa thalia, hati gue nggak bakal bisa kayak dulu lagi, ibarat aja kaca, kalo udah pecah ya pecah, kalau pun diperbaiki disatukan pecahan-pecahan tersebut, tetep aja masih ada bekasnya,  nggak bakalan bisa kembali semula lagi".

Certainty[On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang