30

2.1K 81 0
                                    

"Aku ingin pergi ke mesin waktu, mengulang dan memperbaiki kembali semua kenangan kita dulu, lebih dari kata menyesal yang aku rasakan saat ini." - S


***


Sejak kejadian itu, Andra tidak pernah melihat keberadaan Thalia di sekolah, dan sejak itu pula Siska, saudara tiri Neysa gencar untuk mendekati nya, yang jatuhnya membuat Andra risih dengan semua sikapnya.

"Lo kenapa sih dari kemarin aneh banget." tanya Andra ketika Siska duduk di sebelahnya.

"Gue suka sama lo." terangnya.

"Ck!, nggak waras lo." balas Andra yang masih tidak percaya dengan ucapan cewek itu barusan.

"Kenapa sih lo bisa suka sama Neysa, heran gue."

"Gue suka sama Neysa karena dia nggak kayak lo, sifatnya jauh beda." setelah mengucapkan kalimat itu, ia memilih untuk pergi meninggalkan Siska dan berniat untuk menuju ke kelas Neysa.

Ketika melewati koridor sekolah banyak yang melontarkan pujian tentang dirinya, tetapi ia tidak memperdulikan nya dan tetap melangkah menuju kelas Neysa.

Tentang pesan yang dikirimkan oleh orang iseng yang menjelekan Neysa sekarang sudah lenyap begitu saja, tidak ada lagi siswa siswi yang membahas tentang pesan tersebut dan juga tidak ada yang mencibir Neysa dengan kata-kata pedas lagi.

Namun sayangnya Neysa tidak henti-hentinya mendapat teror dari orang yang entah siapa itu, yang jelas sampai sekarang belum ada yang tau siapakah orang yang selalu meneror Neysa.

Dari depan, Ia melihat Neysa yang sedang di kerubungi oleh teman-temannya. Penasaran dengan apa yang terjadi, Andra pun mempercepat langkahnya.

"Ada apa ini?" tanya Andra.

Semuanya diam, tidak ada yang menjawab pertanyaan nya barusan. Namun pandangan Andra langsung menatap benda pipih yang dipegang Neysa, menampilkan gambar seseorang yang Andra kenal betul bahwa itu tak lain Siska, saudara tiri Neysa.

"Ini apa maksudnya?"

"Ternyata selama ini yang selalu neror Neysa itu Siska, nggak habis fikir gue sumpah!" terang Afi yang mendapatkan pelototan Neysa.

"Neysa masih nggak yakin kalo Siska yang ngelakuin ini semua, belum ada bukti yang jelas juga."

Mendengar ucapan Neysa barusan membuat Afi gemas sendiri, sudah jelas-jelas ada buktinya tetap saja ia tidak percaya.  "Mau bukti apa lahi sih Neyy..."

"Bener Ney, udah jelas banget pelakunya saudara tiri kamu sendiri." timpal Andra.

Tiba-tiba saja Rindi, mantan teman sebangkunya dulu datang dan angkat suara. "Ngenes banget sih hidup lo, sampe-sampe saudara sendiri aja tega neror lo segitunya, haha turut berduka cita Ney."

"Nggak usah ikut campur lo Rin!!" bentak Afi.

"Hee udah-udah, nggak usah diurusin orang stres macem dia."

Rindi tidak memperdulikan ucapan Neysa barusan dan lebih memilih untuk menyumpal Aerphone di telinganya.

"Lo dapet foto ini dari mana?." tanya Andra.

"Dikirimin sama nomor asing, gue mau hubungi lagi tapi nomornya udah nggak aktif lagi." jelas Afi.

Mereka tenggelam dalam pikirannya masing-masing, banyak pertanyaan yang muncul di otak mereka. Berfikir keras apa maksud dari semua ini.

Certainty[On Going] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang