"Aku tidak perduli semua orang berkata apa, mereka hanya mendengar cerita dari kata orang, bukan dari kenyataan. Ibaratnya mereka mendapatkan informasi yang sudah dicerna oleh orang lain saja, gimana enak nggak bekas cernaan orang lain?."
***
Neysa berjalan melewati koridor sekolah dengan tatapan aneh dari murid-murid yang sedang belalu lalang ataupun sedang bergerombol. Neysa segera menghilangkan pikiran buruk yang berkelebat di otaknya.
Namun semakin Neysa melangkah semakin banyak pula yang memandangnya sinis, biasanya banyak cowo yang menggodanya dan juga menyapa-nya, namun kali ini ada yang lain dari mereka, mereka hanya memandangnya saja walaupun ada juga yang mengajaknya senyum.
Begitu pula tatapan dari cewe yang membuat Neysa merasa risih, dan juga banyak cibiran yang di lontarkan mereka.
Tak mau ambil pusing, Neysa segera mempercepat langkahnya menuju ke kelasnya, tak lama akhirnya sampai juga di dalam kelasnya.
Neysa menghembuskan nafas lega dan duduk pada tempat duduknya, sambil mengatur nafasnya Neysa pun merasa di pandangi oleh teman sekelasnya, mereka tak berbeda jauh dengan murid-murid tadi yang ada di koridor sekolah.
Merasa ada yang salah Neysa pun memandang mereka dengan tatapan datar. "Kenapa? Ada yang salah sama gue? Kenapa kalian mandang gue gitu?!.".
Namun bukannya menjawab, mereka hanya berbisik-bisik kepada yang lainnya, Neysa pun mengendikkan bahunya dan juga memutar bola matanya malas.
Tangan Neysa bergerak mengambil air phone di dalam tasnya, menyambung kan ke hp-nya mencari lagu yang dia suka, kemudian menyumpal air phone tersebut di telinganya.
Setelah itu, Neysa meletakkan tas nya di meja sebagai alas untuk kepalanya, dan memejamkan matanya.
Hingga tepukan di bahunya membuat Neysa terlonjat kaget, Neysa langsung membuka matanya dan mengelus-elus dadanya, matanya langsung menatap Afi dengan tatapan membunuh. Mulutnya sudah bersiap untuk menyumpah serapahi Afi yang baru saja mengagetkan dirinya yang sedang tidur.
Belum saja Neysa membuka mulutnya, Afi langsung saja membekap mulut Neysa dengan tangannya. "Udah marahnya nanti dulu, ada hal penting yang harus lo tau Ney, ini urgent banget beneran!!!.", sentak nya.
Neysa pun menghempaskan tangan Afi yang berada di mulutnya. "Lo itu yah, pagi-pagi udah ribut, udah apaan emang?!."
"Jadi gini, lo nggak papa kan? Ada yang bully lo nggak?.",tanya nya serius.
Neysa membolakkan matanya dan mendengus kesal, "Apaan sih lo, gajelas banget deh!."
"Gue serius Ney, yaAllah yarob.. Tadi pagi pas lo berangkat gimana? Ada yang aneh nggak?.",gemas Afi.
Pikiran Neysa pun terlempar ke kejadian tadi pagi saat dia berjalan menyusuri koridor sekolah.
"Iya, pada ngelihatin gue aneh gitu, temen kelas juga.",tuturnya.
"TUH KAN!.", sela Afi.
"Apaan sih Fi, gue beneran nggak ngerti sama sekali.",bingung Neysa.
Afi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Gimana yah, gue ngomongnya nggak enak."
"Udah buruan ngomong aja, jangan buat gue penasaran."
"Jadi semalem lo nggak dapet pesan gitu?."
Neysa pun berfikir sebentar, mengingat kembali, "Banyak.",jawabnya singkat.
Afi memandang Neysa datar, "Ini serius Ney.. Nih coba lihat.",ujar Afi sambil menyodorkan hpnya.
Neysa pun menerima hp tersebut dan membaca isi pesan tersebut, matanya semakain membelalak dam serius membaca setiap kata yang ada di dalam pesan tersebut.
Neysa menggigit bibir bawahnya, meletakkan hp Afi di meja dan setelah itu memegangi dadanya yang terasa sesak itu.
"Ney.. Lo nggak papa kan?.",panik Afi.
Neysa menggelengkan kepalanya, "Gue nggak papa.",lirih nya.
Percakapan mereka terhenti karena guru yang sudah memasuki kelas, Afi mengelus bahu Neysa, "Jangan di pikirin dulu, ini masih jam pelajaran ntar lo nggak fokus.",nasihat Afi, Neysa pun mengangguk pelan dan mengambil buku yang ada di dalam tas nya untuk memulai pelajaran.
Saat pelajaran berlangsung, Neysa tidak fokus karena kepikiran dengan isi pesan tersebut, bayangan negatif selalu berkelebat di otaknya, namun Neysa segera menggelengkan kepala berusaha untuk menghilangkan itu semua.
***
Satu menit yang lalu, bel istirahat telah berbunyi, semua murid yang ada di kelas Neysa keluar meninggalkan kelas untuk menuju ke kantin. Lain dengan Neysa yang sedari tadi hanya melamun saja.
Afi pun menggoyangkan tubuh Neysa, "Ney.. Lo nggak papa kan? Gue ke kantin yah, lo sini aja nanti gue beliin makanan.",tawar Afi.
Neysa memandang Afi lekat dan tersenyum, "Gue nggak papa kok, ayo gue ikut ke kantin."
"Beneran Ney gapapa?.",tanya nya sekali lagi.
"iyaaa.. Bawel lo, ayok."
Mereka pun berjalan menuju ke kantin dan melewati koridor sekolah yang sangat ramai itu, dengan sangat jelas Neysa mendengar cibiran dari mereka, namun Neysa tidak mau ambil pusing.
Neysa malah terang terangan memandang mereka yang mencibir nya, mungkin satu sekolahan sudah membaca pesan yang dikirim oleh orang misterius itu, pikir Neysa dalam hati.
Hingga ada Anak seangkatan dengannya yang dari dulu menjadi musuh bebuyutan Neysa karena selalu tidak terima dengan kepopuleran Neysa di sekolah, siapa lagi kalau bukan Lyka.
"Eh rupanya lo nggak malu yah, nunjukin muka lo di sekolah?.", gertaknya dengan suara lantang hingga menyita perhatian yang lainnya.
"Apa lo?, ada urusan apa lo sama gue hem.",tantang Neysa tak kalah lantang.
"Kok jadi lo yang nyolot sih, kalo gue jadi ibu lo mungkin gue gabakal sudi punya anak kek lo, tau nggak hah!.",bentak Lyka.
"Dan apa ibu lo bangga punya anak kaya lo, kelakuan udah kaya apa gitu, apa bedanya lo sama jalang hah.",terang Neysa, yah siapa yang tidak tau jika Lyka itu perempuan yang tidak baik, tapi semua di tutupi oleh sikapnya yang sok baik di depan guru. Jangan tanyakan Neysa tau dari mana, karena Neysa sering memergoki Lyka bersama dengan om om dan bermesraan.
Wajah Lyka berubah menjadi merah padam karena ucapan Neysa, dan menggeram kesal.
"Apa?!, bener kan gue, udah berkali-kali gue pergokin lo, untung gue masih baik nggak foto lo waktu itu, dan gue sebarin ke anak-anak."
Skak math!
Lyka hanya diam beribu bahasa dan memandang Neysa sengit, sedangkan Neysa hanya menyeringai dan berlalu meninggalkan Lyka.
Semua mata tertuju pada Neysa yang sedang memasang muka datar, "Ney.. Lo nyalinya gede juga yah.",puji Afi.
" Udah deh, gue tuh sebel banget sama tuh anak tau nggak. Dari dulu gitu mulu ke gue, kapan baiknya coba tuh anak.", terang Neysa.
Tak lama akhirnya sampai juga di kantin, mereka pun langsung memilih tempat duduk dan memesan makanan.
.
.
.
.Sampai sini dulu yahh, author bakal ngebuat ngetik ini.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yah, komen juga😍😍.

KAMU SEDANG MEMBACA
Certainty[On Going]
Ficção Adolescente[Slow update] Kamu, Andra Hanan Adyatama. Laki-laki yang aku kejar dan perjuangkan, namun ada saatnya juga aku lelah untuk mengejar mu, disaat kamu tidak membalas cinta ku. Dan kamu Neysa Lavinia Putri. Wanita yang sekarang akan ku utamakan setela...