Comment jika ada typo, supaya langsung di revisi
"Dia, dulu yang pernah singgah di hatimu, orang yang menurutku paling beruntung dengan mudahnya bisa mendapatkan dan memecahkan bongkahan es yang sangat sulit sekali aku pecah"-Neysa Lavinia Putri.
***
Sejak kejadian istirahat tadi, neysa memutuskan untuk cabut dari sekolahnya, keluar dari sekolah saat jam pelajaran tanpa adanya surat ijin dari BK, namun neysa tidak perduli, yang terpenting ia bisa menenangkan dirinya sendiri.
Mobil neysa berhenti pada panti asuhan yang sangat familiar baginya panti "Harapan Bunda", panti yang merupakan milik dari almarhum ibunya dulu, namun sampai sekarang jatuh kepemilikan ke neysa.
Neysa melangkahkan kakinya menuju ke dalam panti tersebut, matanya langsung menatap ke arah segerombolan anak kecil seusia sekitar 4-6 tahun, mereka langsung berlarian menghampiri neysa dan memeluk neysa yang langsung berjongkok menyamakan tinggi mereka.
"Kak neysa, kenapa balu kesini",tanya gadis kecil yang bernama risa dengan suara cedal khas anak kecil seusianya.
Neysa tersenyum tulus"Kakak sibuk sekolah sayang, jadinya jarang kesini deh",alibinya.
"Kak neysa kok nggak sekola sih?",tanya kalfi.
"Hari ini sekolahan kakak bebas, jadi kakak nyempetin deh kesini, kangen sama kalian. Oh ya, kakak bawa coklat banyak nih buat kalian",ujar neysa sambil mengambil lima kotak cokelat yang tadi dibelinya di supermarket.
Sontak mereka semua berbinar dan menampilkan senyuman sumringah, senyum tulus tanpa beban, walaupun sebenarnya mereka sangat rapuh, tidak memiliki kedua orang tua sama sekali.
"Eh, mbak neysa, kesini kok nggak ngabarin dulu sih",sapa wanita paruh baya yang mengurusi panti asuhan ini.
"Hehe iya bude, neysa tadi buru-buru bude, abisnya neysa udah kangen banget sama mereka semua",jawab neysa dan menyalimi tangan bude imah.
"Bude, rara mana yah? Kok nggak keliatan",tanya neysa.
"Lagi di kamarnya, dari kemarin murung, pingin ketemu sama kamu"
Neysa langsung merasa sangat bersalah jadinya,"Yaudah bude, neysa ke kamar rara dulu"
***
"Rara.. Kak neysa datang nih",ujar neysa dengan senyum yang mengembang, menyapa rara yang sedang duduk di kursi rodanya.
Gadis kecil tadi perlahan menoleh ke arah neysa, langsung berbinar ketika melihat neysa, senyumnya merekah di wajah pucatnya.
"Kak neysa, lala kangen sama kak neysa",ucap rara langsung memeluk neysa.
"Iya kakak juga, rara udah makan? Obatnya udah diminum belum?",tanya neysa.
Rara, gadis kecil yang mempunyai nasib sangat memilukan, diusianya sekitar 4tahun itu sudah mengidap leukimia, sehingga kondisinya sangat lemah, kedua orang tuanya pun tidak perduli dengannya, dulu rara ditemukan oleh warga di mushola dan mereka membawa rara ke panti ini.
"Kak neysa, lala pingin main, jalan-jalan sama kak neysa, terus juga lala pingin lali-lali(*lari-lari) kayak temen-temen lala",pintanya dengan suara yang lemah.
"Rara mau itu semua?",tanya neysa dan dijawab anggukan antusias oleh rara.
"Kalo gitu rara harus rajin makan sama minum obat dong, nanti baru rara bisa kayak temen-temen rara", neysa mencoba membujuk rara supaya rutin meminum obat.
"Tapi lala bosan kak, setiap hali lala halus minum obat telus, nggak kaya kalfi,lisa,bila,lizki, sama yang lainnya",*tapi rara bosan kak,setiap hari rara harus minum obat terus, nggak kayak kalfi,risa,bila,rizki, sama yang lainnya'
Mata neysa mulai memanas ketika mendengarkan penuturan rara, hatinya terasa seperti diremas-remas oleh tangan kecil di dalam. Hingga air matanya pun mulai menetes.
Tangan mungil rara bergerak menghapus air mata neysa yang mulai berjatuhan."Kenapa kakak nangis? Lala kan yang sakit"
Neysa berusaha menampilkan senyumannya,"Nggak kok, kakak nggak nangis tadi kelilipan",dusta neysa sambil menghapus air matanya dengan punggung tangannya.
"Yaudah kakak makan dulu, baru kakak mau jalan-jalan sama rara"
Rara tersenyum sumringah dengan bata yang berbinar"Benelan kak?, yaudah lala mau makan terus minum obat, abis itu jalan-jalan deh sama kak neysa"
***
Afi bergegas menuju ke kelas andra setelah bel pulang berbunyi, setelah jam istirahat tadi selesai, neysa belum memunculkan batang hidungnya di dalam kelas, padahal terakhir kali neysa pamit ingin pergi menuju ke kelas andra dan mengajaknya makan di kantin.
Afi segera mencegat andra yang ingin berjalan menuju ke parkiran sekolah.
"Andra tunggu!"
Andra menolehkan kepalanya dan melihat siapa yang memanggilnya, alisnya terangkat satu, seakan-akan bertanya kenapa.
"Neysa dimana, tadi pas istirahat dia kan nemuin lo",tanyanya.
Mimik wajah andra berubah menjadi merasa bersalah, namun segera merubahnya kembali seperti biasa, andra memang paling pandai dalam berekspresi dan menyembunyikan raut wajah khawatir.
"Nggak tau gue, lo temennya kan kenapa nanya ke gue"
"Ya gue juga nggak tau kemana, kalo gue tau juga nggak akan tanya ke lo. Dari jam istirahat dia nggak balik ke kelas"
Kening andra berkerut, seperti sedang berfikir keras dan memandang pijakannya.
"Gue nggak tau, dan gue nggak peduli",ujarnya dan melangkah meninggalkan afi.
"Gue saranin lo kasih kepastian ke neysa, gue nggak tega ngelihat temen gue digantungin gitu, dia cinta tulus sama lo ndra. Sama sakitnya ketika lo ditinggalin thalia", ucapan afi barusan dapat menghentikan langkah andra, andra terpaku di tempat. Seakan ada yang menyentil hatinya.
Andra menoleh ke arah afi, dipandangnya afi dengan tatapan yang sulit diartikan.
Afi menyunggingkan senyum tipis,"Kenapa? Ada yang salah sama kata-kata gue barusan?. Gue kasih saran aja ke lo, sebelum lo nyesel nantinya, lo tau dan nggak lupa kan, kalau neysa itu primadona di sma ini?, banyak laki-laki yang mengantri untuk jadi pacarnya. Jadi gue harap cepet kasih kepastian ke neysa", afi menghentikan ucapannya, menatap andra serius.
"Karena kodrat wanita itu dikejar, bukan mengejar",lanjutnya dan berlalu meninggalkan andra.
Andra menatap punggung afi yang semakin menjauh, kata-kata afi barusan masih terngiang di otaknya secara berulang-ulang.
Rasana sulit sekali untuk melangkah tanpa memikirkan ucapan afi yang terbilang dapat menyadarkannya.
Andra merasa sangat brengsek disini, namun andra juga tidak mau membuka hati lagi, karena luka yang dulu masih belum sembuh sempurna, luka yang dari luar tidak terlihat sama sekali namun rasanya lebih menyakitkan dibandingkan dengan luka yang nyata.
Andra tidak ingin terulang lagi kejadian dulu. Dimana keadaan yang menjerumuskan dan menyesatkan andra di dalam sebuah rasa yang membawanya hingga tersesat jauh dan sangat menyakitkan.
Luka yang dibuat oleh seseorang yang dulunya sangat andra sayang dan cintai, wanita terhebat setelah mamah dan neneknya, yaitu thalia, namun karena takdir yang mengharuskan mereka berpisah, takdir tuhan yang teramat menyesakkan hati.
.
.
.
.
.Gimana part ini???
Kasih vomment yahh
Vote
Vote
Vote

KAMU SEDANG MEMBACA
Certainty[On Going]
Teen Fiction[Slow update] Kamu, Andra Hanan Adyatama. Laki-laki yang aku kejar dan perjuangkan, namun ada saatnya juga aku lelah untuk mengejar mu, disaat kamu tidak membalas cinta ku. Dan kamu Neysa Lavinia Putri. Wanita yang sekarang akan ku utamakan setela...