Terduduk lemah tidak berdaya, menyandarkan diri di dinding dan memikirkan hal-hal yang akan terjadi selanjutnya. Itulah yang Clara lakukan saat ini. Entah mengapa ia tidak dapat menggunakan kekuatannya, bahkan tongkat sihirnya saja tidak berfungsi.
Dan yang paling membuat Clara bingung adalah, mengapa ia bisa berada di kerajaan George ? Padahal saat itu ia berada di kerajaan Ferguson.
" Berhentilah melamun, lebih baik keluar dari sini sekarang juga ! "
Clara menolehkan kepalanya ke sumber suara, sedikit terkejut tapi kagum ketika melihat seorang wanita yang sangat mirip dengan dirinya, tapi ada yang membedakannya yaitu warna pakaian yang mereka gunakan saat ini. Clara menggunakan pakaian berwarna merah, sedangkan wanita itu menggunakan pakaian berwarna putih.
" Bisakah kau berhenti melihatku seperti itu, aku tahu kalau aku cantik. "
Mengernyit ketika mendengar perkataan wanita di depannya itu, Clara langsung menghilangkan semua rasa kagumnya menjadi rasa kesal. " Jika boleh aku bertanya, siapa anda ? "
Wanita itu langsung melipat kedua tangannya di dada dengan raut wajah kesal. " Apa kau melupakan aku Clara ? Sungguh teganya dirimu, padahal kau hanyalah rekarnasiku. "
Sontak Clara terkejut, bagaimana tidak. Wanita itu, atau bisa juga di panggil Bella—sama sekali tidak mirip dengan hantu atau apalah itu yang berhubungan dengan makhluk kasat mata. " Tidak-tidak, aku pasti sedang bermimpi. " Ucap Clara sambil mengusap-usap matanya.
Bella yang sudah sangat kesal pun akhirnya mengambil tindakan yang menurutnya paling cepat, yaitu memukul kepala Clara lalu menyeretnya pergi dari ruangan bawah tanah itu secepatnya.
Dengan sedikit keras Bella memukul kepala Clara, karena menurutnya mungkin setelah itu pikirannya akan kembali berfungsi. " Cukup bermain-main, apa kau ingin tetap berada di dalam ruangan bawah tanah ini selamanya ? "
Clara tidak merasa sakit dengan pukulan yang Bella berikan tadi. " Aku tidak merasakan apapun dari pukulanmu. Dan tolong lihatlah rantai yang mengelilingi tubuhku ini, bagaimana caranya aku kabur dari sini ? "
Bella menatap rantai yang mengelilingi tubuh Clara dengan datar, tapi tidak ketika melihat luka-luka yang ada di tubuh Clara. " Sepertinya bukan rantai-rantai itu yang menghalangimu untuk keluar dari sini, tapi keadaanmu yang tidak memungkinkan. "
Clara menatap tubuhnya. Tapi kini rantai-rantai itu sudah terlepas dengan sendirinya. " Bagaimana mungkin ? "
Bella bergaya seperti orang yang sedang berpikir lalu tersenyum manis. " Mungkin saja. "
Baiklah, Clara tahu maksud Bella. Dengan pelan Clara berusaha bangkit, tapi yang ia dapatkan malah semakin parah. " Baiklah, sepertinya kau benar. "
" Jika sudah seperti ini, sebaiknya aku memanggil Edward dulu. " Ujar Bella berniat pergi.
" Jangan ! "
Bella kembali menoleh kearah Clara. " Aku tidak menerima penolakan ! " Tegas Bella lalu kembali berjalan pergi.
" Aku harap setelah kamu keluar dari ruangan ini, semua yang kau ketahui tentang ratu Roseline tolong di rahasiakan. " Ujar Bella sebelum menerobos sebuah dinding kemudian hilang bergitu saja.
⚜⚜⚜⚜⚜
Edward tetap setia dengan posisinya duduk di jendela sambil melamun. Tapi semua itu tidak bertahan lama ketika ia mendengar sebuah suara yang dapat membuatnya mati di tempat.
" KENAPA KAU HANYA MELAMUN DI SINI SEDANGKAN SESEORANG SEDANG MENAHAN SAKIT DI SANA ! " Bentak Bella ketika ia melihat Edward sedang duduk di jendela sambil melamun.
" Clara ? "
Bella mendengus kesal. " Begitu mudahnya kau melupakan aku Edward, sungguh aku sangat sedih. " Kata Bella dengan ekspresi sedih, walaupun sebenarnya tidak.
Edward langsung membulatkan matanya tidak percaya. " Bella ? "
Bella tersenyum lalu mengangguk cepat. " Aku Senang karena kau masih mengingatku Edward. "
Tanpa menunggu lagi, Edward langsung berlari kearah Bella untuk memeluknya, tapi satu hal yang membuat harapannya sirna. Ia tidak bisa memeluk Bella, Bella tidak bisa di sentuh—seperti cahaya.
Tertawa. Itulah yang Bella lakukan ketika melihat ekspresi wajah Edward setelah dia tahu bahwa Bella tidak dapat di peluk. " Jangan begitu sedih Edward, kau tidak cocok dengan ekspresi seperti itu. "
Mendengus kesal. Edward kembali merasa seperti dulu lagi, ketika dirinya masih bersama Bella. Rasanya itu baru saja terjadi kemarin. " Berhentilah tertawa, kau hanya membuatku kesal. "
Mengangguk paham, Bella menghentikan tawanya lalu memasang wajah serius untuk pembicaraan selanjutnya. " Kita harus menyelamatkan Clara sekarang juga. "
Perkataan Bella tadi langsung membuat Edward kembali terkejut. " Di mana Clara ? "
" Percuma jika aku harus menjelaskannya kepadamu, lebih baik ikutlah aku. " Ujar Bella lalu berjalan pergi dengan santai, di ikuti dengan Edward yang bingung.
Di sepanjang perjalanan, semua orang menyapanya tapi tidak dengan wanita di depannya ini. Dan pada saat itu Edward tahu bahwa tidak ada yang bisa melihat Bella kecuali dirinya. Edward terus menatap Bella walau sekali-kali ia melihat sekeliling. Tapi semuanya itu tidak lagi terjadi ketika Edward melihat seorang wanita yang sedang terduduk lemah dengan tubuh yang di penuhi luka-luka, seketika tubuhnya lemah, hatinya sakit, bahkan air matanya jatuh tanpa izin darinya.
Segera Edward berlari kearah wanita itu lalu memeluknya dengan sangat pelan, sepelan mungkin seakan tubuh itu sangat mudah hancur. " Apa yang terjadi Clara ? Katakan padaku, siapa yang melakukan ini padamu ? "
Diam. Clara hanya diam di dalam pelukan Edward. Ingin menjawab tapi tidak bisa, tubuhnya sudah sangat lemah sekarang.
Edward langsung mengangkat Clara untuk keluar dari ruangan itu secepatnya. Edward tahu bahwa di ruangan itu ada sebuah sihir yang dapat menyerap energi, dan jika mereka terus-menerus di ruangan itu—maka Edward juga tidak mungkin bisa keluar dari ruangan itu.
" Aku mohon, tolong jangan tutup matamu Clara. " Ujar Edward sambil terus berjalan.
Clara tetap diam. Tatapannya hanya fokus ke wajah Edward yang penuh dengan kekhawatiran. Jujur sebenarnya Clara sudah tidak sanggup lagi, tapi ia tidak mau membuat Edward semakin khawatir karena dirinya menutup mata.
" PANGGILKAN TABIB SEKARANG JUGA !!! " teriak Edward kepada seluruh pelayan yang sedang lalu lalang, dan di tempat yang sama kebetulan Niora, Rian, Keyla, dan Carlos sedang lewat.
" Apa yang terjadi ? " Tanya Niora ketika melihat Edward sedang menggendong Clara.
Edward tidak menjawab pertanyaan dari Niora. Bukannya tidak mau, tapi yang ia pikirkan sekarang adalah keselamatan Clara. Dengan pelan Edward meletakkan Clara di atas ranjangnya, tapi mulutnya tidak henti mengatakan kepada Clara untuk tidak menutup mata.
Keyla langsung berlari untuk memanggil tabib di ikuti dengan Carlos, sedangkan Niora dan Rian tetap berada di dalam ruangan bersama Edward.
" Siapapun yang melakukan ini kepada Clara, aku tidak akan membiarkannya hidup. "

KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure Of Witches Element
FantasyUlfa adalah seorang gadis yang bersekolah di sekolah sihir. Tanpa dia sadari ternyata ia mempunyai saudara laki-laki. Setelah bertemu dengan kakaknya, Ulfa bersama teman-teman nya berencana untuk mencari orang tuanya. Di saat ingin mencari keberadaa...