Suara pedang bagaikan musik yang menjadi pelengkap pertarungan yang terus terjadi tanpa henti.
Makhluk-makhluk aneh itu terus saja datang tanpa henti menyerang Clara dan yang lainnya.Rian sudah tampak lelah terus membakar makhluk-makhluk menjijikkan itu. Edward, Keyla dan Carlos pun sudah kelelahan menebas tubuh-tubuh yang akan kembali menyatu jika tidak segera di bakar.
"Aku lelah, makhluk menjijikkan ini tidak ada habis-habisnya." Rian akhirnya membuka suara. Keyla yang berdiri tepat di belakang Rian tertawa pelan.
"Pantaslah kau terlalu lambat, ternyata kau lelah huh?" Carlos berkata, nadanya begitu menjengkelkan.
"Yeah, setidaknya aku tak disuruh menari-nari menggunakan pedang sepertimu." Rian balas mengejek, membuat Clara menggelengkan kepala tidak habis pikir. Di situasi seperti ini, mereka masih sempat-sempatnya saling mengejek?
Carlos, Keyla dan Edward menurunkan pedang mereka. Clara dan Rian pun berhenti. Mereka semua berjalan mundur secara perlahan, sedang mata mereka melihat ke sekitar.
"Sial, kita terkepung." Clara berkata kesal. Makhluk-makhluk menjijikkan itu datang semakin banyak. Tidak mungkin mereka melawannya lagi, itu sangat mustahil.
Edward mendongakkan kepalanya, kemudian mendecih. "Ada yang datang." Ujar Edward, membuat semuanya langsung menoleh ke samping.
Benar saja, beberapa pasukan berkuda datang menghampiri mereka. Edward menatapnya dengan sebal, Clara memutar bola matanya malas, sedang yang lainnya menelan ludah ketakutan.
Makhluk-makhluk menjijikkan itu menunduk, memberikan hormat kepada pimpinan pasukan berkuda itu. Clara menghembuskan nafas kasar, ia merutuki dirinya sendiri. Kenapa bisa tidak sadar, kalau makhluk-makhluk aneh itu adalah kiriman dari raja iblis sialan itu.
"Monster tua itu apa ingin berperang dengan kita?" Tanya Clara
"Mungkin." Jawab Edward, tampaknya ia sedang berpikir.
Clara mengarahkan pandangannya, menatap satu per satu pasukan raja iblis tersebut. Betapa terkejutnya ia, ketika melihat Niora dimasukkan kedalam sebuah sangkar yang besar, dalam keadaan tidak sadarkan diri. Matanya menatap tajam kearah raja iblis tersebut yang hanya dibalas dengan senyuman licik.
"Bunuh mereka semua, kemudian bawalah tubuh tidak bernyawa mereka ke hadapanku." Titah raja iblis kepada bala tentaranya. Sang perdana menteri mengangguk, tidak lama kemudian, semua pasukan itu menyerang mereka semua tanpa ampun.
Tidak ada satu katapun yang terucap lagi dari mulutnya Clara maupun yang lainnya. Mereka sibuk melindungi diri mereka masing-masing. Clara memohon dari dalam hatinya, semoga teman-temannya bisa selamat. Ia tidak mau melihat teman-temannya mati, apalagi di hadapannya.
********
"Ayo cepat!!!" Raja Harry berteriak kepada beberapa pasukan yang ketinggalan di belakang.
Kerajaan Born, Alcander, George, Curcio, dan Russel mengeluarkan seluruh pasukan dari kerajaan mereka masing-masing. Semuanya mengkhawatirkan keselamatan pangeran dan putri mereka.
Alcander menyeimbangi langkah kuda milik Harry, tidak lama lagi mereka akan sampai di Hutan kematian, berharap mereka akan menemukan Clara dan yang lainnya disana. "Pange..."
Belum sempat Alcander menyelesaikan ucapannya, Harry sudah duluan memotongnya. "Aku tidak segan-segan memancung kepalamu jika terjadi sesuatu kepada putriku."
Alcander kembali diam, Pikirannya benar-benar kacau. Perasaannya juga tidak karuan. Sebelum ia pergi, ia sempat berbicara dengan Jasmine. Jasmine menangis, terduduk di atas singgasana. "Cepatlah, Claraku dalam bahaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Adventure Of Witches Element
FantasyUlfa adalah seorang gadis yang bersekolah di sekolah sihir. Tanpa dia sadari ternyata ia mempunyai saudara laki-laki. Setelah bertemu dengan kakaknya, Ulfa bersama teman-teman nya berencana untuk mencari orang tuanya. Di saat ingin mencari keberadaa...