Part 3

62.8K 2.8K 26
                                        

Mulmed: Motor Mike

***

"Lo kenapa sih? Lepasin!" ucap Nabila sambil berusaha melepaskan tangannya.

Saat ini mereka sudah ada di taman belakang sekolah. Mike menyeretnya hingga sampai ke sana. Nabila yang diseret pun hanya bisa pasrah dan hanya menahan kesal.

"Lo tanya gua kenapa? Liat perbuatan lo." Tunjuk Mike ke tumpahan jus yang sudah membasahi bajunya. Nabila hanya dapat meringis melihat perbuatannya, dia memang bersalah akan hal itu.

"Maaf gue gak sengaja," ucap Nabila dengan suara lirih. Dia kini dapat melihat dari dekat wajah dari seorang Mike.

'Ganteng! eh ngapain gua berfikiran gitu. Nabila wake up!' batin Nabila.

"Gua tau gua ganteng," ucap Mike percaya diri. Melihat wajah mupeng gadis yang sudah dicapnya tentu dengan mudah diprediksi Mike apa yang sedang dipikirkan gadisnya.

"Ish apaan sih, sekarang lo mau apa? Gue mau tanggungjawab atas perbuatan gue," tanya Nabila untuk mengalihkan pembicaraan.

"Ayo duduk dulu!" Tarik Mike ke bangku taman yang diduduki Nabila kemarin.

"Gua Mike Joe Alistair, lo?" tanya Mike sambil mengulurkan tangannya dengan senyuman manisnya. Seandainya senyuman itu dilihat oleh siswi lain maka yakin seratus persen mereka akan makin bertekuk lutut melihatnya.

"Gue Nabila Asyera," kata Nabila sambil membalas uluran tangan Mike.

'Nama yang cantik seperti orangnya. Semuanya tampak manis didirinya. Sungguh cantik,' kagum Mike dalam hati yang terus memandangi Nabila intens. Nabila yang dipandang seintes itu membuatnya melting. Apalagi dengan jarak lumayan dekat.

Nabila POV

Deg

Deg

Deg

Jantungku kenapa lagi? Sungguh ini membuatku jadi gugup. Cowok yang ada di sebelahku yang bernama Mike terus memperhatikanku. Sejujurnya pertama kali aku melihatnya, aku terpesona dengan ketampanannya. Tapi semuanya kualihkan dari pikiranku.

"Hm," dehamku agar dia tersadar. Hahaha sedikit lucu sih tuh mukanya saat dia kembali mengedipkan matanya.

"Ponsel lo mana?" tanya Mike sambil mengulurkan tangannya.

"Hah, buat apa?" tanyaku heran. Kenapa juga minta hp? Untuk apa coba?

"Ayo cepetan!" keukehnya.

"Gue gak mau!" tolakku.

"Lo siswa yang ikut lomba di sini kan? Kalo lo gak mau, gua kan lapor lo ke panitia lomba atas perbuatan lo ini. Gua yakin palingan lo di out," ancam Mike dengan nada terdengar tegas.

"Kok lo ngancam sih? Nih, dasar!" kesalku tapi tak urung aku menyodorkan poselku. Aku masih gak tega kalau cuma masalah ini aku jadi di diskolifikasi dari perlombaan. Kan sayang, perjuanganku selama ini.

Kulihat dia mengotak atik ponselku, sungguh ini fix gak sopan. Tapi aku juga takut atas ancamannya yang terdengar sungguh-sungguh. Dia sedang mendial nomornya sendiri kemudian menyerahkan kembali ponselku.

'Eh, dia mau ngapain? Kok dekat-dekat? bundaaaa!' teriak batinku saat kuliat dia makin bergeser ke arahku. Dia mengurungku dengan kedua tangannya yang diletakkan di kedua sisiku.

Aku tidak bisa lagi mundur karena di belakangku adalah kayu penyanggah bangku kini kami duduki. Sungguh ini membuatku gugup, nafasku tercekat saat kulihat wajahnya semakin mendekat. 'Ya Allah, kuatkan hamba. Jantung, diamlah!' ringisku dalam hati.

'Cause You're Mine (Sudah Terbit) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang