Part 8

45.4K 1.7K 16
                                        

MulMed: Danau

***

Mike POV

"Waaahhhh!" pekik Nabila takjub.

Ya. Aku membawa Nabila ke danau yang pernah aku kunjungi setahun yang lalu. Danau di sini sangat indah. Terdapat beberapa pohon besar nan teduh tersebar di sekitar danau ini. Selain itu, ada juga beberapa ekor angsa yang berenang di sana. Itu membuat suasana menjadi damai dan dapat dipastikan orang-orang yang berkunjung ke sini akan merasa puas. Air danaunya juga tak kalah indah dan bersih. Bunga teratai ada tersebar di pinggir-pinggir danau.

Aku menarik tangan Nabila menuju pinggiran danau itu. Aku menariknya duduk di sampingku saat kini aku lebih dulu duduk di atas rumput di bawah pohon. Nabila tampak terkejut saat aku menarik tangannya. Aku memang sengaja mengajaknya ke sini. Sekarang tujuan utama sudah ada yakni berusaha membahagiakan wanita di sampingku ini.

"Kamu kok ngajakin aku ke sini?"

Aku tersentak kaget ketika kudengar Nabila tiba-tiba bertanya. Namun hanya beberapa detik hal itu terjadi.

"Kamu suka?" tanya balik aku.

"Tentu saja aku suka," ucap Nabila dan tak lupa menampilkan senyuman manisnya.

Bisa-bisa aku dibuat meleleh walau hanya senyuman. Hatiku menghangat. Aku merasa senang mendengar pengakuan Nabila. Raut wajahnya juga tak pernah lepas akan senyumannya itu. Sudah hampir 20 menit kami duduk di sini. Kami menjalaninya dalam diam. Bukan karena bagaimana. Karena aku ingin melihat lebih lama wajahnya. Senyum sumringah, antusiasme, tatapan teduhnya, dan wajahnya yang tanpa beban.

Pandanganku tak lepas dari wajahnya yang jelita itu. Aku terus saja memandanginya. Beberapa kali ia menoleh ke samping dan beberapa kali pula tatapan kami beradu. Aku tak menapik bahwa aku juga sangat senang bersamanya. Melihatnya seperti itu membuatku dapat menarik kedua sudut bibirku. Melihatnya senang juga membuatku ikutan senang.

"Syera!" Aku menggeser tubuhku hingga menghadapnya. Ia kini menoleh menatapku.

"Aku dah bilang jangan panggil begitu!" peringatnya lalu memalingkan wajahnya kembali menghadap ke danau.

"Liat aku dulu!" Aku memegang kedua sisi lengannya dan menggeser agar kami dapat saling berhadapan.

Ia nampaknya bingung tapi aku harus mengatakan semuanya. Aku ingin ia mengetahui hal itu. Agar ia bisa mengerti semuanya.

"Ada apa?"

"Aku ingin ungkapin sesuatu ke kamu"

Aku menarik nafas dan kemudian memulai bercerita.

"Aku tau kamu pasti nganggap aku hanya orang asing atau orang gila yang tiba-tiba datang dan mengklaim sesuatu sebagai miliknya. Namun semua itu aku lakukan karena aku benar-benar serius denganmu."

"Aku gak ngerti."

"Tadi malam aku tiba-tiba saja teringat suatu hal. Namun hanya samar-samar. Kemudian aku ingin memastikannya dahulu. Aku lalu menyuruh orang suruhanku buat mastiin itu. Awalnya aku pikir itu nggak mungkin karena beberapa hal. Tapi setelah aku hubungkan semuanya, aku kemudian yakin bahwa itu memang adalah dirimu."

Aku mengambil jeda beberapa saat lalu melanjutkan lagi. "Aku tau kamu pasti bingung dan kemungkinan besar kamu juga lupa soal itu. Dulu waktu aku masih umur 7 tahun, aku bertemu dengan seorang gadis manis di depan supermarket. Saat itu aku berjalan tak tentu arah karena merasa sangat terpuruk. Dan saat aku hendak melewati supermarket itu, tiba-tiba gadis itu memegang tanganku dan menyodorkan sebuah es krim. Tentu aku bingung dengan sikapnya itu. Tapi kata-kata polosnya membuat hatiku yang terpuruk itu terasa menemui kembali cahayanya."

'Cause You're Mine (Sudah Terbit) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang