Part 2

70K 3K 74
                                    

Mulmed: Rooftop SMA Victoria

***

Author POV

"Morning bunda! Morning kak!" seru Nabila sambil berjalan menuju meja makan.

"Morning, princess!" seru Elisa (bunda Nabila dan Marvel).

"Morning, dedek Nabila!" kata Marvel.

"Geli tau kak, dipanggil dedek. Emang Nabila masih kecil?" cemberut Nabila. Pasalnya dari dulu dia tidak suka dipanggil 'dedek' menurutnya itu terkesan childish.

"Emang masih kecil," timpal Marvel tanpa memperdulikan raut cemberut Nabila.

"Ish, bundaaa!" adu Nabila dengan bibir yang sudah maju beberapa senti.

"Kakak, jangan gitu dong!" peringati Elisa.

"Dasar tukang adu," ucap Marvel sambil memandang sinis Nabila yang sekarang sudah tertawa melihat muka sang kakak yang kesal karena ulahnya.

Sarapan pagi ini berlangsung seperti biasanya yang diiringi canda tawa oleh kedua adik kakak tersebut. Setelah sarapan keduanya pun pamit untuk berangkat. Marvel yang akan mengantar adiknya menuju SMA Victoria. Pasalnya Olimpiade Fisika yang diikuti Nabila berlangsung selama 3 hari berturut-turut. Hari ini adalah hari terakhir perlombaan tersebut. Dan hal itu membuat hati Nabila menjadi gelisah dan takut. Tetapi semuanya sudah ia pasrahkan pada Allah subhanahu waa ta'ala.

"Bunda, Nabila berangkat dulu," pamit Nabila.

"Semoga lancar dan sukses. Satu lagi, Nabila harus yakin dan selalu optimis. Apapun hasilnya nanti, bunda sangat bangga pada Nabila. Maaf, bunda ngak bisa anterin Nabila," tutur Elisa.

"Makasih banyak bunda, gak papa kok," kata Nabila sambil memeluk Elisa.

"Marvel berangkat bunda. Assalamu'alaikum," pamit Marvel sambil mencium tangan Elisa diikuti oleh Nabila.

"Wa'alaikumusalam. Hati-hati bawa motornya Marvel," ucap Elisa.

"Iya bunda!" teriak Marvel dari depan rumah.

Setelah memakai helm yang disodorkan Marvel. Nabila pun naik ke motor dibantu oleh Marvel. Selama perjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan. Sekitar 20 menit, akhirnya mereka berdua sampai di gerbang masuk SMA Victoria.

Sebelum masuk ke dalam sekolah, Nabila terlebih dahulu pamit kepada Marvel. Dari kecil ia selalu pamit ke Marvel apabila mau ke mana-mana. Walaupun Marvel tidak ada di rumah, Nabila pasti mengirimkan pesan jika ingin main bersama teman-temannya.

"Kak, Nabila masuk dulu," pamit Nabila.

"Iya udah, gak usah terlalu banyak berfikir. Kakak gak mau kalo adek kakak jadi gila karena stress," canda Marvel.

"Iihh kakak, kok gitu sih. Masa gara-gara ini Nabila jadi gila sih. Ngak trend banget kak," ucap Nabila kesal.

"Hahaha bergurau aja."

"Kebanyakan nonton tuh dua bocah plontos deh," sempul Nabila.

"Hahaha ya udah sana masuk, nanti telat lagi," kata Marvel sedikit mengusir.

"Oke kak," kata Nabila.

Marvel yang gemas dengan adiknya pun tidak segan-segan mengacak rambutnya. Setelah memastikan adiknya masuk ke gerbang Victoria, Marvel pun melajukan motornya menuju kampusnya sendiri. Keduanya tidak menyadari bahwa dari jauh seseorang telah mengepalkan tangannya dengan rahang yang mengeras.

***

"Bro, kenapa lo ngak masuk aja sih?" tanya Randy.

"Terserah big boss dong, lo ngak usah kepo kayak dora," timpal Farhan.

'Cause You're Mine (Sudah Terbit) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang