MulMed: Foodcourt
***
Nabila POV
Sesaat kupikir akan ada pengakuan dua insan di tempat ini. Namun, karena rasa kepoku yang ditularkan dari duo bolotku, aku menoleh ke belakang melihat pengakuan itu dengan mata kepalaku sendiri. Detik berikutnya aku serasa menyesal melakukannya. Hatiku sesak, sakit, bahkan terasa ada pisau yang sengaja ditorehkan di sana hingga menuai luka yang dalam. Meskipun kucoba meyakinkan diriku sendiri tapi itu semua sia-sia saja.
Berfikir positif? Bahkan Manusia akan langsung mempercayai apa yang dilihatnya dengan mata kepalanya, bukan?
Mike? Ya Allah, apakah sungguh itu dia? Kalau memang itu dia, mengapa dia tega mempermainkan perasaanku? Apakah aku pernah melakukan kesalahan yang sangat fatal? Hingga aku mendapatkan balasan dengan cara seperti ini.
Hancur, itulah kata buat hatiku sekarang ini. Air mata, bahkan aku masih beluh percaya dengan hal itu. Kulangkahkan kakiku dengan tergesa-gesa keluar dari tempat yang menjadi mimpi burukku ini. Namun karena tak memperhatikan jalan, aku menabrak seseorang hingga aku tersungkur ke lantai.
"Awww!" pekikku spontan.
"Anda tidak apa-apa?" tanya laki-laki itu.
Setetes air mataku jatuh. Bukan karena sakit pada bokongku yang mencium lantai, tapi pada hatiku yang terluka. Ini sangat sakit, sungguh sakit. Kuseka air mata itu dengan cepat. Tak berani mendongakkan wajahku pada laki-laki itu, aku berdiri dan hendak berlari keluar dari sana. Namun langkahku terhenti karena tanganku dicekal oleh laki-laki itu. Aku menghembuskan nafas berat dan memberanikan menatap manik matanya. Kupasang wajahku dengan datar dan tak terbaca. Aku tak ingin orang lain tahu luka ini.
"Nab!"
Sayub-sayub kudengar suara yang sudah kuhafal di pendengaranku. Ia berada di belakangku sekarang. Aku sungguh tak ingin melihat wajahnya sekarang.
Kulihat raut wajah cowok yang menabrakku tadi antara khawatir, bingung, dan heran. Tak mempedulikan yang lainnya atau suara yang memanggilku, aku berlari menjauh keluar gedung mall itu. Menyetop taksi yang lewat dan langsung saja memberitahukan tujuanku. Aku ingin menenangkan diriku terlebih dahulu.
Sekuat tenaga aku menekan semua rasa sakit ini, kuingat semua kata-kata Mike. Ia seenaknya masuk begitu saja dalam hidupku, lalu berani memporak-porandakan hatiku. Namun dengan tak bertanggung jawabnya ia cuma mempermainkan semuanya setelah aku percaya bahwa dirinya yang dapat kujadikan sandaran. Kecewa, aku kecewa dan menyesal telah berani mempercayakan hatiku padanya.
Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya taksi yang kutumpangi berhenti pada sebuah taman dekat dengan kompleks perumahanku. Taman ini jarang dikunjungi oleh orang lain karena letaknya yang terlalu jauh dari kompleks. Orang-orang lebih memilih pergi ke taman yang ada di kompleks daripada kesini.
Kulangkahkan kaki menuju bangku yang ada di bawah pohon besar. Di sinilah aku bisa meluapkan semua masalahku. Setetes demi setetes air mataku jatuh tak terbendung lagi. Hatiku sesak, pikiranku kacau, dan ada luka yang tergores di sana. Sakit, kenapa harus sesakit ini? Aku benar-benar merasa ..... hancur.
***
Author POV
Flashback on
"Joe, aku sayang sama kamu," ujar Zizi memecahkan keheningan tercipta.
Mike terpaksa menuruti keinginan Zizi dengan menemani cewek itu untuk membeli beberapa buku. Beberapa hari ini, ia jarang berkomunikasi lagi dengan Nabila. Ia sangat merindukan sosok gadisnya itu. Tapi apa boleh buat, beberapa hari ini ia disibukkan dengan urusan orangtuanya yang memaksa Mike ikut andil dalam perusahaan. Ayahnya, Joe Alistair, pemilik Alistair Company telah mendidik Mike agar dapat menjadi penerus perusahaan.
Seminggu ini, Mike pun jarang datang ke sekolah. Ia lebih sering di rumahnya atau lebih tepatnya di ruang kerja ayahnya. Kenapa Mike sudah terlibat dalam masalah perusahaan? Kalian sudah lupa jika Mike adalah sosok genius, tegas, dan dingin. Dari sana ayahnya mempercayakannya untuk langkah awal dalam memimpin perusahaan.
"Aku juga sayang sama kamu, Zi." Mike menghela nafas panjang dan menghembuskannya dengan berat.
"Tapi maaf Zi, itu dulu saat sepuluh tahun lalu. Saat kamu pergi bahkan aku sempat masih menunggumu. Namun kau tak kunjung kembali lagi. Hingga aku bertemu sosok yang membuat hatiku kelimpuhan menghadapinya. Aku sangat amat mencintainya. Dia adalah nafasku, Zi. Aku tidak ingin kehilangan dirinya," lanjut Mike menjelaskan.
Hati Zizi hancur mendengar pengakuan dari Mike. Tapi ia tidak ingin terlihat lemah di depannya dengan menangis. Ia sudah terlambat dan itu karena kesalahannya sendiri. Dia memang sangat berharap agar hubungannya dengan Mike dapat seperti dulu. Namun, jika Mike sudah menemukan sosok wanita yang sangat ia cintai. Lantas untuk apa dia memperjuangkan cinta yang sudah jelas itu bukan miliknya. Jadi, ia sudah putuskan untuk menyerah saja. Toh, Allah juga pasti telah mempersiapkan jodoh lain untuknya.
Bugh
Mike dan Zizi seketika menoleh ke arah pintu keluar. Ada seorang gadis jatuh menabrak cowok yang hendak masuk ke dalam foodcourt ini. Seketika Mike menahan nafas, ia mengenali sosok gadis itu. Dia adalah Nabila, gadisnya. Ia bertanya-tanya kenapa Nabila bisa ada di sini dan sekelebat pikiran muncul di kepalanya. Dengan siapa Nabila ke sini? Apakah dengan cowok? Ataukah dengan sahabatnya? Tapi ia tak melihat gadis yang ada di sana selain gadisnya sendiri. Wajah Mike tak terbaca dan rahangnya tiba-tiba mengeras. Tak membutuhkan waktu lagi, Ia beranjak dari kursinya menuju tempat Nabila.
"Nab!" panggil Mike.
Namun langkah Mike terhenti karena Nabila langsung pergi meninggalkannya tanpa menoleh sedikitpun padanya. Ia merasa bingung, ada apa dengannya? Kenapa ia seakan sengaja menghindarinya? Apa yang terjadi?
Pikiran Mike memutar kejadian sebelumnya. Apakah Nabila marah karena tak menemaninya membeli buku? Ataukah? Oh ya Tuhan kenapa aku tak memikirkannya? Apakah... Apakah Nabila salah paham padanya? Apakah ia mendengar ucapannya tadi?
Sungguh Mike merasa gelisah dan takut, ia tak ingin menyakiti gadisnya. Ia sangat mencintai dirinya. Ia harus menjelaskan semuanya agar Nabila tidak salah paham padanya. Mike lalu mengejar Nabila sudah berlari keluar dari mall ini. Namun Mike kehilangan jejaknya, banyak orang sedang berlalu-lalang di pintu keluar mall itu hingga ia kesusahan mencari sosok Nabila.
Mike menerobos dan menabrak beberapa orang yang dilaluinya, bahkan sudah banyak yang menyumpah serapahi Mike. Hal itu tak digubris Mike, pikirannya kalut. Ia terus mencari Nabila dan kemudian matanya menangkap gadis yang dicarinya kini sudah masuk ke dalam taksi. Tak menunggu lama, Mike berlari menuju parkiran mobil. Ia bergegas mengejar taksi yang ditumpangi Nabila. Namun apa daya, ia kehilangan jejaknya. Mobil yang ada didepannya berhenti karena mogok. Mike harus memutar stir dan kembali mencari taksi Nabila.
"Argh!" Mike memukul stir mobilnya. Ia menjambak rambutnya frustasi. Hatinya gelisah dan takut. Hal yang sangat ia jaga dan cintai bisa tiba-tiba meninggalkan dirinya karena kesalahpahaman itu. Ia tak ingin Nabila meninggalkannya. Ia sungguh tak ingin kehilangan Nabila.
Mike berusaha mengendalikan dirinya dan mulai memutar otaknya menerka-nerka dimana kiranya Nabila pergi. Ia lalu akan memulai mencari Nabila di rumah gadisnya itu. Saat sampai di rumah Nabila, Mike mendapati rumah itu tak ada orang di dalamnya. Mike beberapa kali menekan bel namun tak kunjung ada yang membukanya. Ia teringat dengan taman kompleks yang sering didatangi Nabila. Mike pun bergegas menuju taman itu. Ketika sampai di sana, dia mencari di setiap sudut taman tanpa ada sedikitpun yang terlewatkan. Sudah menjelang sore, Mike terus saja memutari taman itu tapi tak kunjung mendapati Nabila. Ia lalu berhenti di samping pohon besar terdapat di sana.
"Aarrghh!"
Mike berteriak meninju sangat keras batang pohon itu. Meluapkan segala emosinya. Hingga menimbulkan luka pada tangannya, namun Mike seakan mati rasa hanya sekedar meringis. Ia tak mempedulikan luka itu. Hanya satu yang ia pikirkan, ia takut kehilangan Nabila.
***
TBC
18 April 2018
#Aletha_Cal
KAMU SEDANG MEMBACA
'Cause You're Mine (Sudah Terbit) ✔️
Подростковая литератураBagaimana jadinya kalau seorang cowok possessive dengan sejuta pesona dimana selalu dikagumi oleh kaum hawa jatuh cinta pada seorang cewek? Tentu itu hal biasa. Tapi jika keduanya beda sekolah? Atau kalian bisa bilang ini adalah LDR (Long Distance R...
