Part 29

23.4K 952 28
                                        

MulMed: Ilustrasi

***

Drrrtt....

Getaran ponsel berada di sakunya tak dihiraukan olehnya. Pandangannya masih fokus pada area bawah jauh dari tempatnya sekarang. Sudah seminggu setelah acara makan malam keluarga besar Alistair dan selama itu kedekatan Nabila dengan Mike semakin terjalin erat.

Mike duduk bersila di atas pembatas rooftop di gedung apartemennya. Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Matahari mulai kembali keperadabannya dimana bulan dan bintang muncul menggantikan tugas matahari menerangi alam semesta. Maka celakalah manusia jika ia tidak pernah merasakan ketenangan yang dijajakan alam ini. Banyak mengeluh dan pada akhirnya menyalahkan keadaan. Hal yang amat merugikan. Berusahalah untuk belajar bersyukur.

Getaran ponsel kembali terdengar. Mike meraih ponselnya, seulas senyum terbit dari bibirnya. Segera ia menggeser ikon hijau.

"Halo," sapa Mike.

"Mike kamu lagi apa?" tanya Nabila dari seberang telepon.

"Emang kenapa? Kamu gak papa?" tanya balik Mike.

"Kamu bisa ke sini tuk ngantar aku ke dokter, gak?" pernyataan Nabila seketika membuat Mike cemas.

"Kamu kenapa sayang? Kamu sakit? Tunggu aku!" ucap Mike penuh nada kecemasan disana.

Klik...

Belum sempat Nabila meresponnya, Mike sudah mematikan sambungan telepon. Ia beranjak dari tempatnya menuju basement dengan tergesa-gesa. Ia khawatir dengan keadaan Nabila. Hanya butuh 15 menit perjalanan yang ditempuh Mike hingga sampai di depan rumah Nabila. Dengan langkah panjang miliknya ia memasuki pekarangan rumah Nabila. Saat hendak mengetuk pintu, pintu rumah sudah terlebih dulu dibuka dari dalam. Dari dalam rumah nampak Nabila yang kini menatapnya kesal. Jelas Mike tidak memperhatikan raut kesalnya, ia langsung saja menyerobot memeluk tubuh gadis mungilnya.

"Mike, lepasin. Aku lagi kesal tau," kata Nabila. Seketika pelukan Mike terlepas. Mike menatap Nabila dengan pandangan bertanya. Dan juga menaikkan satu alisnya seakan mengatakan 'ada apa?'.

"Kamu tuh kenapa sih matiin telepon semaunya aja. Kan aku belum selesai ngomong, eh malah dimatiin sepihak. Sebel tau," bibir ranum Nabila sudah maju beberapa senti ditambah kedua tangannya dilipat di depan perut.

"Syera, aku khawatir sama kamu. Aku gak mau terjadi apa-apa sama kamu. Makanya tadi aku putusin telepon sepihak," jelas Mike dengan nada lembut.

Bagaikan dilambungkan jauh ke atas langit ketujuh, Nabila amat senang mengetahui kenyataan itu. Ia merasa Mike sangat mencintai dirinya. Tiba-tiba Nabila menepuk keningnya. Ia kembali ingat, kenapa ia menelpon Mike tadi. Raut wajahnya kembali menjadi cemas. Hal itu membuat Mike merasakan kecemasannya juga.

"Ada apa sayang?" tanya lembut Mike sembari memegang kedua lengan Nabila.

"Mike, Ave jatuh sakit. Aku gak tau mau bagaimana. Tadi waktu pulang, Ave baik-baik aja tapi pas sore tadi Ave gak mau makan. Lalu tiba-tiba dia muntah-muntah gitu. Aku panik sekali. Di rumah tidak ada orang. Bunda pulang nanti malam karena harus ngurus pasiennya. Trus kak Marvel belum pulang dari kegiatan HMJ di kampusnya." Nabila menghela nafas panjang setelah menjelaskan secara rinci akan apa yang terjadi.

Mike dapat melihat dengan jelas raut cemas Nabila. "Kita bawa ke dokter hewan. Ave akan baik-baik saja," kata Mike menenangkan.

Nabila menganggukkan kepalanya. Kemudian keduanya berjalan memasuki rumah Nabila. Nabila kembali sedih melihat keadaan Ave yang begitu lemah. Mike pun berusaha menenangkan gadisnya. Setelah semuanya sudah siap, Nabila dan Mike berjalan keluar memasuki mobil Mike. Nabila tadi sudah sempat meminta izin pada Elisa untuk mengantar Ave ke dokter hewan bersama Mike.

'Cause You're Mine (Sudah Terbit) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang