Part 15

31K 1.3K 16
                                        

MulMed: Ilustrasi

***

Sudah tiga hari sejak kepergian Nabila dan sudah selama itu pula Mike bagaikan raga tanpa nyawa. Wajahnya tampak lesu dan tatapan matanya selalu kosong. Ia pun jarang berinteraksi dengan orang sekitarnya. Bahkan saat mengetahui kepergian Nabila, ia hendak menyusulnya ke sana. Namun, ayahnya tidak membiarkannya pergi sebelum ia menyelesaikan urusannya terlebih dahulu. Ibunya bahkan sangat khawatir mengenai keadaan anaknya. Ia akan melihat Mike ke sekolah lalu pulang lebih awal trus masuk ke dalam kamarnya. Dan itu berlangsung selama tiga hari belakangan ini.

Farhan dan Randy juga sudah berusaha menghibur Mike, namun hasilnya tetap nihil. Mereka tahu Mike tidak akan sembarangan mengumbar masalahnya pada orang lain. Mike akan membicarakan secara sendirinya tanpa ditanya. Farhan pun berusaha mencari seluk beluk masalah yang membuat Mike bagaikan mayat hidup. Ia dan Randy pernah datang ke PikBan dan mencari informasi pada beberapa orang yang dikenalnya yang juga bersekolah di sana. Namun yang mereka dapatkan bahwa Nabila izin untuk beberapa hari ke depan. Keduanya pun menerka-nerka bahwa kepergian Nabila berhubungan erat dengan kondisi hati Mike sekarang.

Kini Mike sedang duduk didekat ranjangnya sembari menatap ponselnya. Entah sudah panggilan keberapa yang dilakukannya pada ponsel Nabila. Namun yang ada selalu operatornya yang menjawab. Ponsel Nabila sudah tiga hari ini tidak pernah aktif. Mike menghela nafasnya kasar, ia memijit pelipisnya sambil memejamkan matanya.

'Nabila, I miss you so bad.'

Tatapan Mike jatuh pada suasana malam di luar. Ia lalu berdiri dan berjalan kearah balkon kamarnya. Dengan lesu Mike membanting tubuhnya pada sofa empuk yang memang disediakan di sana. Menatap indahnya malam di kota Bandung. Hal itu tidak membuat suasana hati Mike berubah sedikitpun.

'Selamat tinggal Mike!'

Kata-kata itu terus terngiang dikepala Mike.

"Aakkkhh! Shit!" umpat Mike mengacak rambutnya frustasi. Hatinya sakit dan ia sangat kalut sekarang.

Lalu tiba-tiba ponselnya berbunyi. 'Farhan,' batin Mike. Ia kira itu adalah telepon dari Nabila. Tapi itu hanya harapannya saja. Ia menaruh ponselnya di sampingnya. Mike tak mempedulikan panggilan yang terus saja masuk ke ponselnya.

Mike ingin istirahat, ia ingin menjernihkan sejenak pikirannya yang akhir-akhir ini dipenuhi dengan banyak masalah. Dari masalah utamanya yakni Nabila dan tidak sampai disitu, ia bahkan menunda keberangkatannya menyusul Nabila dikarenakan masalah dari ayahnya. Lengkap sudah penderitaannya.

***

Dengan langkah yang tidak bersemangat, Mike berjalan di sepanjang koridor SMA Victoria. Headset putih menggantung setia dilehernya dan tas silver tersampir dibahu kanannya dimana bisa diyakini hanya satu buku yang ada di dalamnya.

Bruk

"Santai dong lo," semprot siswa laki-laki yang memiliki perawakan tinggi seperti Mike dan tampan tapi tentunya masih dibawah Mike.

Siswa tersebut tampaknya adalah siswa baru di sekolahnya. Karena kalau ia adalah siswa lama di sini maka bisa dipastikan ia tidak akan berani meneriaki Mike seperti tadi. Kejadian tabrakan tadi tentu telah mengundang banyak perhatian dari siswa yang sudah datang ke sekolah dan melewati koridor tersebut. Mereka berbisik mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.

Mike menatap tajam pada siswa laki-laki yang menabraknya itu. Raut mukanya tidak terbaca. Semua orang juga pasti sudah tahu arti dari semua itu. Karena itu adalah sebuah bencana bagi siapa saja yang berani mencari masalah dengan seorang Mike Joe Alistair.

'Cause You're Mine (Sudah Terbit) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang