Part 28

22.2K 1K 43
                                        

MulMed: Alden

***

Jleb

Hilang semua rasa senangnya tadi. Senang karena dapat diterima oleh sepupu Mike. Kini baru disadarinya bahwa mereka tidak benar-benar suka akan kehadirannya.

'Positif thinking, Nab. Kan mereka memang temanan sejak kecil. Ayolah, Nab.'

Nabila menyemangati dirinya sendiri. Genggaman tangan Mike di sampingnya dirasakannya makin erat. Seakan tidak rela dilepaskan. Nabila menghembuskan nafasnya berat. Ditudukkan kepalanya sejenak ke bawah. Lalu ia angkat dan menatap Mike. Dilihatnya raut wajah Mike datar ditambah tatapan matanya yang dingin juga ... tajam.

"Ngapain lo berdua ngundang Zizi?" tanya Shakira sedikit sarkas.

Gadis cantik dengan balutan dress hitam yang kontraks sekali dengan kulit putih pucatnya. Ia memiliki tatapan lebih mengintimidasi lawannya. Diantara sepupu perempuan Mike memang hanya Shakira terlihat dingin, cuek, dan pendiam. Ia merupakan anak tunggal di keluarganya. Tak ayal segala kebutuhannya terpenuhi tapi keluarganya tak ada yang tahu kalau Shakira sudah tidak pernah lagi memakai uang dari orangtuanya semenjak usia 13 tahun.

"Kan ini acara keluarga," ucap Al -nama panggilan Alaric- menambahkan.

"Trus, kalo acara keluarga berarti orang luar gak boleh masuk," suara Bella terdengar kesal.

"Tapi gue rasa hal itu gak sesuai nyatanya," ucap Alexix.

'Apa maksud mereka? Apakah mereka menyindirku?'

Nabila terus bertanya-tanya dalam hatinya. Dan jawaban yang dikeluarkan Bella sudah memperjelas semuanya. Ia tidak diharapkan di sana.

"Maksud lo apa?" tanya Alex.

"Mike aja bawa orang luar, kenapa gue gak boleh ajak Zizi? Bahkan Zizi udah dikenal keluarga ini jadi gak masalah dong," jawab Bella.

"Tutup mulutmu, Bella!" perkataan Mike membuat perdebatan diantara sepupu itu berhenti. Setiap kata yang dilontarkannya ditekankan dengan nada memerintah.

Mereka memusatkan perhatiannya pada Mike kini terlihat tak terbaca. Aleric yang merupakan sepupu cowok paling dekat dengan Mike mulai was was dengan ekspresi Mike. Ia tahu emosi Mike tersulut dan jika hal itu terjadi maka ia pun tidak akan bisa menolong Bella dari kemurkaan Mike. Sampai sekarang jika ada saja mengusik ketenangan Mike maka Mike tak segan memberi perhitungan padanya.

Nabila sedari tadi diam hanya bisa menyimak. Hatinya sakit mendengar ucapan Bella. Semua praduga dan hal-hal yang sempat menjelajahi pikirannya kini kembali di sana memenuhi otaknya. Lagi.

Seorang pelayan dari pintu penghubung datang mendekati mereka. Dan memberitahukan agar mereka segera masuk untuk makan malam. Satu persatu para sepupu Mike masuk ke dalam. Namun tatapan Mike pada Bella menyiratkan kemarahan terpendam. Hingga tersisa Mike dan Nabila di sana.

"Mike, aku gak apa-apa kok," kata Nabila. Suara Nabila masuk ke dalam gendang telinga Mike menyadarkan dari amarahnya. Tatapan berubah menjadi lembut pada Nabila. Ia memegang kedua tangan Nabila.

"Kamu gak usah peduliin mereka," kata Mike.

Nabila hanya mengulas senyum pada Mike tanpa membalas ucapannya. 'Bagaimana aku gak peduli? Apa yang diucapkan Bella memang benar dan hatiku udah terlanjur sakit,' ucap Nabila dalam hati. Hanya dalam hati karena ia tidak ingin Mike semakin marah. Cukup sekedar tatapan tajamnya pada Bella tadi. Ia tidak ingin memperburuk semuanya.

Pada nyatanya senyuman Nabila tak dapat membuat hati Mike tenang. Ia takut, sangat takut. Nabila amat sangat dicintainya dan apapun akan dilakukannya agar gadisnya selalu ada dalam pelukannya. Cukup sudah penderitaannya saat Nabila pergi dari sisinya. Ia sangat hancur saat itu, hati dan pikirannya. Dan seolah tahu apa yang dipikirkan Nabila. Ia akan berusaha meyakinkan Nabila bahwa semuanya kan baik-baik saja. Tarikan tangan Mike membuat Nabila terdorong masuk ke dalam pelukannya. Dekap erat Mike namun tidak menyakiti. Setidaknya pelukan Mike dapat membuat hati Nabila senang dan dapat mengalihkan pikiran mengenai suasana ketegangan tadi.

'Cause You're Mine (Sudah Terbit) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang