Part 4

61.3K 2.4K 38
                                        

Mulmed: Pecel lele

***

Deg

Deg

Deg

'Kok jantung gue kayak begini sih, gue kan ngak ada riwayat penyakit jantung,' pikir Nabila sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dia tidak sadar kalo Mike sesekali memperhatikannya melalui kaca spion. Mike tersenyum dari balik helmnya. Dia merasa geli melihat ekspresi dari Nabila. Sekitar 20 menit perjalanan, keduanya tidak ada yang berniat membuka obrolan. Mike membawa Nabila ke sebuah taman dekat dari kompleks rumahnya.

Hal itu adalah yang pertama baginya. Bukan maksudnya pertama ke taman, tapi pertama kali Mike mengajak seorang gadis sekedar meluangkan waktu bersama dengan inisiatif sendiri. Dia memiliki sifat susah akrab dengan orang lain karena dia orangnya cuek, acuh tak acuh, dingin, lebih suka menyendiri. Jujur saja dia juga tidak tau mengapa dia melakukan semua itu. Tapi jauh dari lubuk hatinya dia suka dengan setiap kebersamaannya dengan Nabila. Dia nyaman bersama gadis di belakangnya ini.

Setelah sampai di sana, Mike membuka helmnya terlebih dahulu kemudian membukakan helm yang dipakai Nabila. Hal itu kontan membuat pipi Nabila merona, pasalnya Nabila suka hal-hal yang berbau romantic. Maklum Nabila adalah penggemar novel-novel romantis.

"Kita kok malah ke sini?" tanya Nabila agar Mike tak menyadari pipinya yang merona.

"Ayo!" ajak Mike yang langsung menarik tangan kanannya. Sekali lagi pipinya kembali merona karena sikap Mike yang menggenggam tangannya erat. Dia hanya bisa menunduk dengan menyinggungkan senyumannya. 'Gak boleh baper, remember Nab!' seru batin Nabila memperingati dirinya sendiri.

"Kita duduk disana," ujar Mike sambil menunjuk sebuah bangku. Setelah menemukan bangku kosong berada tidak jauh dari pinggir danau, keduanya pun duduk berdampingan di sana. Cukup lama mereka bungkam dan hanya menikmati pemandangan yang disuguhkan di sana.

"Sebenarnya lo tuh kenapa sih? Maksudnya kenapa lo bilang kalo gue milik lo? Artinya apa coba, sumpah gue gak ngerti?" tanya Nabila masih bingung dengan apa yang dimaksudnya. Semua pertanyaan mengganjalnya sedari tadi akhirnya terungkapkan.

"Gua suka ama lo," ujar Mike to the point dengan menatap lurus ke manik mata Nabila. 'Shit!' umpatnya dalam hati. Dia sendiri bingung kenapa dia bisa mengucapkan hal tersebut. Dan dengan gampangnya pula.

Nabila yang mendengarnya hanya bisa melongo tidak percaya. Dia berfikir Mike hanya bercanda, mana mungkin baru dua kali bertemu langsung memiliki rasa itu. Tapi sejujurnya Nabila merasa Mike mengucapkannya tulus. Mata Mike juga tidak menyiratkan kebohongan sama sekali. Tapi? Ah, Nabila menjadi bingung sendiri.

"Dengarkan aku baik-baik, aku juga tidak tau kenapa hal itu bisa terjadi. kita baru dua kali bertemu, tapi aku sungguh-sungguh dengan perasaanku sendiri. Percaya sama aku," ujar Mike dengan menangkup kedua pipi Nabila sambil menatapnya dengan tulus.

Hati Nabila marasa berdesir mendengar ungkapan yang dilontarkannya. Dia merasa pipinya panas dan yakin bahwasanya pipinya kembali merona untuk yang ketiga kalinya dalam waktu kurang dari sejam. Bukan hanya itu, panggilan Mike diubahnya menjadi 'aku-kamu' makin membuatnya melting sendiri.

Kruk...

'Oh God!' ungkap Nabila merasa sangat malu karena tiba-tiba saja perutnya berbunyi. Dia langsung saja menepis tangan Mike yang menangkup pipinya kemudian menunduk. Mike tergelak karena mendengar suara perut Nabila. Tanpa bertanya terlebih dahulu, dia langsung menarik tangan Nabila.

"Lo gak usah ketawa!" dengus Nabila masih kesal melihat Mike sedang tertawa geli.

"Emang gak boleh?" tanya Mike. Namun menit berikutnya dia berhenti tertawa karena Nabila di sampingnya sudah sangat keliatan kesal dan cemberut.

'Cause You're Mine (Sudah Terbit) ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang