Kalau Aku Jadi Katak
Duh, ada yang menyuruhku jadi katak, preman kubangan
Tampan, macam buntalan cendol berjalan
Tenang saja, aku langsing menawan
Si gembrot kodok saja bisa dapatkan putri lalu jadi pangeran
Ordo terbesar dari golongan amphibi, nah, tapi masih kesepian
katak jantan mengkhayal tentang si katak cantik, Harlequin
aku mah apa yang justru berkhayal masakan
biar gembrot macam kodok, mungkin kelak sang putri jadi pengantin
Musim kawin, si jantan tak kalah comel bagai pejuang diskon di pasar swalayan
Lihat, itu diskon sate katak, diamlah katak kesepian, atau dubur kita jadi korban
Para bidadari katak sedang tenang menunggu, mengapa tak buat puisi, kawan?
Terima kasih, aku sih mau melamar putri cantik yang sedang beli katak, kawan
Ada yang lebih bedebah dari penjual sate katak, kawan
Para peneliti psikopat, mereka merobek tubuh kita seolah mencari upil yang tertelan
Mereka ingin lihat tulang berbentuk cincin untuk mengetahui usia kita, kawan
Ah, aku pinjam tulangmu untuk melamar putri yang merobek tubuh kita dengan senyuman
Untung saja, aku katak tampan tukang makan
Tak perlu makan hati ulah si putri rupawan
Aku bisa makan mantan kulit sendiri yang menyehatkan
Namun, tolong jangan suruh aku jadi katak, kawan
Achmad Aditya Avery
(Tangerang, 13 September 2016)
Picture: https://cdns.klimg.com/vemale.com/p/hujankatak_ss.jpg
KAMU SEDANG MEMBACA
Anggap Saja Kucing Liar
PoésieIni hanyalah aku yang suaranya mungkin terdengar tapi tak ada artinya. Layaknya mereka, kucing liar berserakan di jalan raya, di halaman rumah, di tempat makan yang seringkali kamu usir begitu saja. Masih untung ada yang berbaik hati memberi whiskas...