Jika Ini Puisi Terakhir

111 8 0
                                    

Jika Ini Puisi Terakhir


Jarak pandang kian memudar

Lampu taman bagai bintang bersinar

Bayangan tak terlihat, manja

Tak tahu apa yang ada di belakang sana


Rindu akan pelukan ibu

Aku ingin menangis di pundakmu

Seperti saat itu

Tangisan lepas

Lega, layaknya pula tertawa lepas


Tangisan pertama yang menghanyutkan

Menenangkan, tenggelam perlahan

Layak bayi tak menawan

Berharap kehangatan serta perlindungan


Aku selemahnya,

Terkoyak dalam rasa

Bagaimana jika, besok atau lusa

Aku sampai di sana

Tertidur pulas dalam tanah

Lemah


Seberapa kuatnya,

Insan pun kan jatuh juga

Tak ada niat untuk berkeluh kesah

Aku tahu, Tuhan ciptakan lelah

Agar banyak kuingat akan tubuh titipan-Nya

Amanah-Nya


Ingat sudah sepertinya,

Berapa kali khianati amanah dari siapa pun di sana

Bahkan janji diri serta puisi

Retak sudah tak berbentuk lagi


Jika ini puisi terakhir

Dari seorang bukan penyair

Terbang sudah, bersama angin

Luntur sudah, bersama hujan

Tersapu air, bersama tanah, tertelan


Sayang, tak ada 'jika'

Tak pula ada andai kata


Achmad Aditya Avery

(Tangerang, 30 Januari 2017)

Anggap Saja Kucing LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang