Dua Hari, Satu Langkah, Kita Menyapa, Menyiapkan Masa Depan, Berpisah, Berjuang, dan Pasrah
Mengikuti genangan
Arus tak pernah sekencang ini
Atau mungkin perasaku saja yang rada-rada
Tak beretika
Tegar hanya hiasan
Mungkin dunia telah banyak berubah ketika itu terjadi
Ketika kita melesat dalam lorong waktu
Berjalan, berlari, menari, atau sekadar menatap mesra radiasi
Kita adalah hiasan dari zaman yang melaju pesat
Kita adalah makhluk paling sempurna
Sisa peradaban dunia
Sekadar untung saja kita tak masuk dalam rahang binatang purba
Dan saling jatuh cinta merasa aman, dunia milik berdua
Kita adalah pelantun perdamaian sekaligus peperangan
Lihat kita kaya akan muka
Kamu yang di sana
Tak bisa kutarik benang untuk mesra
Lihat bagaimana pikiranku berputar menggampar zaman
Berenang dalam waktu yang sembarangan
Kamu yang di sana
Kita akan bertemu kembali atau tidak
Dengan rasa yang sama
Atau sekadar dunia yang sama
Dua hari ke depan adalah asa
Hari berikutnya adalah masa
Di mana perjuangan menjadi doa
Pasrah menjadi bunga
Berpisah menjadi tanahnya
Tinggal saja
Jika aku terlalu lama
Tenggelam dalam mimpi tanpa rasa
Aku akan selalu berdoa
Achmad Aditya Avery
(Serang, 30 Juni 2017)
Picture Link: http://25.media.tumblr.com/82c7cccc655211c7d721d1665a5f2f1c/tumblr_n1shx2AC2e1qztgoio2_500.gif
KAMU SEDANG MEMBACA
Anggap Saja Kucing Liar
PoésieIni hanyalah aku yang suaranya mungkin terdengar tapi tak ada artinya. Layaknya mereka, kucing liar berserakan di jalan raya, di halaman rumah, di tempat makan yang seringkali kamu usir begitu saja. Masih untung ada yang berbaik hati memberi whiskas...