Seorang gadis remaja sedang duduk santai di depan balkon kamarnya sambil menyeruput coklat panas kesukaannya dan sesekali menengadah keatas langit senja yang tampak asri dari tempat gadis ini berada. Ya, dia adalah Kiana.Tok, tok, tok
"Masuk" ucap kiana. Saat dia menoleh ternyata Bik Sumi sang pembantu yang datang.
"Ada apa bik?" Tanya Kiana. Sambil menghampiri bik Sum.
"Itu dibawah ada temannya datang non" Jelas Bik Sum.
" Oh ya? Siapa Bik?" Tanya Kiana sambil menghabiskan coklat panasnya yang tinggal sedikit.
"Bibik gak tau non. Dia Cuma bilang mau ketemu non Ki" Kiana langsung berjalan menuruni anak tangga diikuti Bik Sum.
Setelah sampai dianak tangga terakhir, Kiana menatap lekat mata hitam yang amat dirindukannya. Namun rasa rindu itu tak pelak disembunyikan oleh Kiana, karna rasa kecewa yang mendalam lebih dulu menghujam hatinya.
Dengan gerakan cepat Kiana membalikan tubuhnya dan berlari kembali menuju ke kamarnya membiarkan rindu yang selama ini telah tertumpuk tetap diam di tempatnya. Mata yang sedari tadi menatap Kiana terlihat sendu. Menatap punggung Kiana yang semakin menghilang dari tatapan matanya. Tatapan mata hitam yang amat sendu menerima perlakuan oleh Kiana itupun hanya bisa menghela nafas pelan. Si pemilik mata hitam itu pun sama halnya dengan Kiana. Ya mereka saling merindukan.
Saat Bik Sum ingin menghampiri Kiana "Biarin Bik, saya pulang aja. Terimakasih ya Bik" Si pemilik mata hitam itu pun pergi membawa rindunya pulang kembali, sudah terobati meskipun tak sepenuhnya sembuh. Karna dengan melihat wajah Kiana saja dapat membuatnya lega, gadis itu terlihat baik baik saja. Ah tepatnya sedikit membaik.
**
Pagi ini setelah bersiap siap pergi ke kampus Kiana turun untuk sarapan.
"Selamat pagi Bik" sapa kiana sambil meraih kursi tempatnya lalu memakan roti yang telah di siapkan bik Sum dan tidak lupa dengan coklat panas kesukaannya juga menemani sarapan paginya kali ini.
"Selamat pagi juga non Kiana. Makin cantik aja non" sapa bik Sum kembali
Kiana terkekeh geli "Ih bibi, itu terlalu berlebihan bi. Biasa aja muji Ki nya" sambil asik memakan rotinya Kiana kembali bertanya "Mama mana bik?".
"Tadi nyonya udah pergi pagi pagi banget non. Katanya mau ke bandung non. Ngurusin perusahaan" kata bik Sum sambil membereskan dapur.
Terdengar lenguhan lelah dari mulut Kiana. Tersirat kekecewaan di wajah manisnya. Semenjak kejadian yang menimpa keluarganya 3 tahun yang lalu, kebahagiaan seolah tak ingin mampir lagi ke kehidupan Kiana. Kiana sendiri, hanya ada Bik Sum yang setia menemaninya. Kepergian papa dan kevin adik laki lakinya membuat mamanya menyibukkan diri dengan pekerjaan. Mungkin mama Kiana ingin melupakan kejadian mengerikan itu, namun mama Kiana lupa, bahwa dia masih memiliki Kiana yang butuh perhatian darinya.
Dari kejadian itu pun selama 1 tahun Kiana mengalami kelumpuhan dan di tambah kenyataan pait lainnya, orang yang dicintainya satu lagi meninggalkannya karena tidak menerima keadaan Kiana. Kiana sangat amat terpukul, Kiana sangat mencintai orang orang tersebut. Hingga pada akhirnya, dengan usaha dan dukungan dari Bik Sum membuat Kiana bisa berjalan dan hidup normal kembali.
Dia kembali melanjutkan kuliahnya dan memulai kehidupannya yang baru meskipun penuh dengan banyak kekurangan dari kebahagiaannya yang terdulu.
Karna setiap usaha yang kita lakukan akan membuahkan sebuah hasil. Kesabaran dalam berusaha mengasilkan sesuatu yang baik. Karna seberat apapun masalah yang kita hadapi, kita hanya butuh usaha, bersabar, dan di barengi dengan doa.
Setelah keluar dari ingatan lalunya,Kiana beranjak pergi.
"Ki, berangkat ya bik" tanpa menunggu jawaban dari Bik Sum Kiana langsung melenggang keluar rumah dengan mobil hitam kesayangannya.
**
"Kamu lama deh, hampir jamuran aku nungguin kamu disini" dengusnya kesal. Kiana yang baru saja turun dari mobilnya hanya bisa nyengir kuda mendengar ocehan sahabatnya itu.
Sahabatnya Agatha telah menunggunya di gerbang kampus sambil menyingkap tangan di depan dada.
"Maaf Tha, tau sendiri kan Jakarta gimana keadaan jalanannya" Kiana langsung menggandeng tangan Agatha memasuki area kelas.
Agatha adalah satu satunya sahabat Kiana. Pertemuan 2 tahun di rumah sakit sesaat Kiana dinyatakan resmi sembuh dari kelumpuhan. Agatha tidak sengaja bertabrakan dengan Kiana. Agatha terduduk dilantai sambil terus menangis. Bahunya bergetar hebat, menandakan betapa dalam kesedihannya kali ini.
Kiana mencoba untuk memapah Agatha untuk berdiri dan duduk di sebuah bangku rumah sakit dan menenangkan Agatha. Dengan penuh kesabaran Kiana menemani Agatha hingga akhirnya Agatha menceritakan apa yang terjadi.
Kakak sulungnya meninggal akibat kecelakaan beberapa menit yang lalu. Kiana terdiam sejenak mengingat kembali masalalunya. Tapi ini bukan saatnya untuk kembali ke masa lalu. Akhirnya setelah Kiana mengantar Agatha bertemu dengan keluarganya yang hendak pulang, Kiana pun pulang menuju ke rumahnya.
Dan takdir pun menyatukan mereka menjadi dua orang sahabat karena pertamuan kedua mereka di kampus yang sama. Sungguh, dunia itu sempit sekali.
Agatha sudah tau tentang kecelakaan yang menimpa Kiana. Agatha begitu terpukul melihat sahabatnya itu ternyata memiliki masalalu yang lebih pahit darinya.
Hanya itu yang Agatha tau. Sedangkan Kiana? Kiana mengetahui semua tentang Agatha. Karna Agatha adalah sosok yang terbuka kepada setiap orang yang dipercayainya, termasuk Kiana.
Kiana sangat berbeda dari Agatha. Cenderung tertutup dan dingin.
Bagaikan bongkahan es di tengah laut, yang memperlihatkan pucuk kecil diatasnya. Namun begitu besar tersembunyi hingga mampu menyentuh dasar laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE MISS [Completed]
Teen FictionAku benci rindu Karna mengingatkan aku tentangmu Sang masa lalu Yang membuat hatiku beku