Separuh dari perjalanan hidup ini, sedikit demi sedikit akan terungkap sebuah rahasia, pada kenyataan yang sama sekali tidak pernah kita sangka.
***********************************
Setelah terungkapnya kenyataan yang mengejutkan itu, para orang tua ini merasakan kejanggalan di dalam diri mereka. Astrid? Ia amat terpukul mengetahui kenyataan itu. Ia bingung, haruskan ia merubah sikap kepada anak yang nyatanya bukan anak kandungnya?
Tetapi Astrid telah lebih dulu menyayangi anak yang selama ini telah ia rawat dan besarkan dengan cinta.
Sedangkan Bima? Bima bertekad akan menyayangi kedua putri yang pada akhirnya akan berada dalam satu atap ini bersamanya. Tanpa pengecualian.
Sedangkan orang tua angkat dari putri Bima dan Astrid sangat tidak ingin melepaskan putri nya itu. Ia amat sangat menyayangi putri angkat, yang telah ia anggap sebagai anaknya sendiri.
Para orang tua ini dilanda kebingungan hebat. Bingung bagaimana caranya mengungkapkan kenyataan yang sama sekali tidak akan disangka? Hanya waktu yang akan menjawab semua kebingungan dan kerisauan itu.
Karna pada dasarnya, kasih sayang orang tua itu akan mengalir dengan tulus dan penuh dengan rasa cinta yang mandalam. Dan pada akhirnya, perpisahan antara orang tua dan anak adalah satu kehancuran abadi yang akan selamanya melekat dalam ingatan yang pahit.
**
"Ki, kita jalan jalan yuk. Udah lama nih kita gak jalan jalan berdua"
"Kamunya aja yang terlalu sibuk sama pacar kamu" Kiana masih tetap dengan novel bacaannya
"Ih, ngga gitu. Kamu juga kan asik sama gebetan baru kamu itu" Agatha menyenggol pelan lengan Kiana
"Gebetan yang mana sih Tha? Elang maksudnya?"
Agatha hanya membalas dengan anggukan serta senyuman jail sekaligus menaik turunkan alis tebalnya. Menggoda Kiana.
"Aku sama Elang itu temen Agatha. Gebetan dari mana jalan ceritanya jadi gebetan" Kiana mendengus sebal
"Lama lama juga tumbuh rasa sayang Ki dihati kamu. Elang juga kayanya mulai ada rasa sama kamu"
Kiana memutar bola matanya malas "Sok tau kamu Tha"
"Jangan terlalu menutup hati kamu buat laki laki. Masa lalu kamu sama laki laki boleh buruk. Tapi ngga semua laki laki bisa kamu sama ratain. Ngga gitu. Kasih celah hati kamu untuk dimasuki sama laki laki yang tulus buat kamu bahagia. Jangan ditutup terlalu rapat. Disaat ada yang berusaha ketuk pintu hati kamu, tapi kamu enggan buat bukain pintu itu, lama lama juga dia bosan, terus pergi, dan imbasnya kamu yang bakalan nyesel"
Kiana menatap sahabatnya itu heran "Tumben banget kamu Tha nasehatin aku panjang lebar gitu. Bijak banget lagi kata katanya. Belajar darimana?" kekeh Kiana
"Semua orang ada fasenya mendewasa Ki. Semua orang punya sebuah perubahan. Dan kamu juga harus berubah. Buka hati kamu Ki"
"Semua yang kamu jelasin itu ngga segampang gimana kamu ngejelasin ke aku. Hati aku udah terlanjur beku. Udah mati"
Kiana menghela nafas pelan "Aku juga ngga tau kapan aku buka pintu hati aku dan untuk siapa. Aku ngga pernah mau mikirin itu dulu. Semua ngga segampang itu"
"Menghidupkan kembali hati yang telah mati, mencairkan hati yang begitu beku, bukan hal yang mudah untuk dilakukan" lanjut Kiana lagi
"Yaudahlah, kenapa jadi ngebahas ini sih Tha. Cuss yuk pergi jalan jalan. Aku ganti baju dulu tapi" Kiana langsung menuju lemari pakaiannya dan mengambil satu stel pakaian yang ia rasa cocok untuk ia kenakan hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE MISS [Completed]
Teen FictionAku benci rindu Karna mengingatkan aku tentangmu Sang masa lalu Yang membuat hatiku beku