Akhirnya kondisi Andre pun berangsur pulih. Sama halnya dengan hubungannya dan Elang. Sepulang Andre dari rumah sakit, Elang mulai terlihat seperti Elang yang dulu. Elang yang selalu perhatian kepada orang tuanya. Dan juga Dara.
Elang pun sekarang sedang serius seriusnya menghadapi setiap mata kuliah yang sudah lama tak ia perdulikan. Dibantu Kiana, Elang bisa menyelesaikan skripsi yang terbengkalai akibat kesalahpahaman kemarin.
Kiana duduk di depan sebuah ruangan paling mengerikan untuk para mahasiswa yang menginginkan kelulusan, menunggu Elang yang hari ini sedang menghadapi sesuatu diruang mengerikan itu.
Padahal Elang yang berada di dalam, tapi Kiana yang panik. Sementara Kiana menunggu dengan jantung yang berdegup kencang sejak tadi, pintu ruang mengerikan itu terbuka. Dan Elang keluar dari ruangan itu. Wajahnya tertekuk lesu
Kiana langsung berdiri "Gimana?"
Elangpun tetap menunduk dan menggeleng pelan
Kiana menghela nafas pelan "Yang sabar ya Lang, maaf aku gak bisa bantu kamu banyak" Kiana mengelus punggung Elang lembut
Tiba-tiba Elang tersenyum lebar "aku berhasil Ki"
"Hah serius? Ya ampun selamat Lang" Elang spontan memeluk Kiana
"Iih, kamu bikin aku panik tau ga. Keluar keluar mukanya kusut" Kiana mencubit perut Elang
"Aduh duh, maaf, kan biar surprise" Kiana memukul pelan lengan Elang
"Makasih ya Ki udah bantuin aku"
"Sama sama Lang. Aku bakalan tetep bantuin kamu, apapun kesulitan kamu, dan dalam keadaan seperti apapun kamu"
Elang tersenyum "pacal aku cweet banget ciih" Elang mencubit pelan kedua pipi Kiana
"Ih Elang sakit pipi aku. Intonasi bicaranya geli deh"
"Maaf sayang. Lagian kamu bisa sweet juga ya" Elang mengelus pipi Kiana
"Ekheem" deheman ibu Sophie membuat Elang dan Kiana langsung menoleh
"Selamat ya Elang. Akhirnya gelar mahasiswa abadi sekarang resmi saya cabut dari kamu" Ibu Sophie dan Kiana tertawa
"Saya males aja bu dulu. Kalau ngga mah, saya pinter"
"Iya deh yang pinter. Untung ada Kiana. Kalau ngga, tahun depan mungkin kamu ngulang lagi"
"Ibu tau aja. Tanpa Kiana saya ngga bisa kali" Elang merangkul posesif Kiana
"Kalo gitu, kita berdua permisi dulu ya bu" Elang berpamitan pada penjaga perpustakaan yang menurutnya menyebalkan itu
"Yaudah yuk. Aku anter kamu pulang. Nanti malem aku traktir kamu makan"
"Kamu mau nraktir aku?"
"Iyadong. Kan kamu udah bantuin aku selesaiin skripsi aku"
Kiana menggeleng dan tersenyum "oke"
**
"Malem ini, kamu bebas mau makan apa aja. Sepuasnya"
"Sok banget ya. Mentang mentang lagi bahagia"
"Wees iya dong. Kan berkat kamu juga"
Malam itu, mereka habiskan dengan amat bahagia. Tapi esok, kebahagiaan itu akan terganti dengan berita yang amat menyedihkan.
Salam
Cayon 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE MISS [Completed]
Teen FictionAku benci rindu Karna mengingatkan aku tentangmu Sang masa lalu Yang membuat hatiku beku