Sebenarnya kita tidak bisa menghindar dari takdir. Jika ia ingin begini, maka terjadilah begini. Jika begitu, maka terjadilah begitu.
**
Kecelakaan yang menimpa mobil Kiana malam itu membuat orang orang terdekat Kiana shock. Apalagi Elang, bagaikan dihantam beribu ribu pisau yang menusuk setiap bagian tubuhnya. Elang amat sangat bergantung pada Kiana sekarang. Lalu apa mau dikata, takdir tetaplah takdir.
Bima dan Astrid pun sama halnya. Belum genap satu bulan kebersamaan mereka. Belum sempat Kiana memanggil mereka mama dan papa. Belum sempat Kiana mengetahui siapa orang tua kandungnya.
Kiana pergi. Untuk selamanya. Mobilnya hancur lebur menjadi barang rongsokan yang terbakar habis. Jasadnya ditemukan hampir tak dikenali lagi.
**
Reno telah mendengar berita akan meninggalnya Kiana. Merasa bersalah ia kali ini. Didalam pikirannya sekarang ia sedang berandai andai. Andai ia tak mempermainkan Agatha di awal. Andai ia tak mencoba nekat untuk mendekati Kiana melalui Agatha. Persahabatan Agatha dan Kiana tak akan sehancur ini. Kiana tidak mungkin pergi. Reno paham betul, Kiana pergi membawa luka yang amat dalam. Kehancurannya ada pada Agatha. Bagi Kiana, bahkan Agatha lebih dari dirinya sendiri.
Agatha yang belum mengetahui tentang meninggalnya Kiana berusaha tidak ingin menemui Reno yang sedari tadi mengetuk terus menerus pintu kamarnya.
Shintya yang melihat betapa merahnya sekarang mata Reno mencoba untuk bertanya apa yang terjadi. Dan Reno menjelaskan tentang kesalahpahaman yang terjadi, yang menyebabkan hancurnya hubungan persahabatan Agatha dan Kiana.
"Tapi sekarang saya bener bener cinta sama Agatha tante" Reno menatap Shintya dengan sorot yang amat lelah.
"Saya jadi merasa bersalah sekarang" Reno menunduk. Shintya menyentuh lembut bahu Reno.
"Tante tau maksud kamu, tapi kamu salah. Sekarang lihat kan? Agatha dan Kiana sudah seperti kakak adik. Tante tau, Kiana dan Agatha nggak akan baik baik aja setelah ini.." Shintya menghela nafas perlahan
"Sekarang kamu pulang dulu aja, Agatha butuh waktu Reno" Reno menggeleng
"Masalahnya bukan cuma itu tante" Kini setetes air mata Reno luruh di pipinya. Shintya mengernyit bingung.
"Terus apa lagi masalahnya?"
"Kiana. Kecelakaan tante.. Kiana meninggal. Dan jasadnya masih ada dirumah sakit. Wajahnya nyaris tidak bisa dikenali lagi" Reno terduduk lemah, bersamaan dengan Shintya yang merasakan sesak yang sama.
Bagi Shintya, Kiana bagaikan anak kandungnya sendiri. Shintya tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Airmatanya langsung jatuh menderas.
Agatha yang sedari tadi berdiri di belakang pintu kamarnya, mendengar semua percakapan antara Reno dan mamanya. Ia terduduk lemah dilantai. Menyesali semua perkataan dan perbuatannya pada Kiana. Padahal Kiana selalu mencoba untuk melindunginya.
Agatha terisak, memegangi dadanya yang sekarang sulit bernafas. Otaknya sudah tak dapat berfikir lagi sekarang. Semarah marahnya ia pada Kiana, Agatha tak pernah bisa membenci Kiana.
Agatha membayangkan bagaimana saat pertama kali mereka bertemu, bagaimana perhatian seorang Kiana yang dingin. Bagaimana mereka bisa tertawa lepas. Bagaimana mereka melewati hari hari bersama. Bagaimana Kiana menghapus air matanya. Bagaimana Kiana yang menjadi orang pertama yang menghajar siapapun yang menyakitinya. Dan bagaimana terakhir kali mereka bertemu dan melihat untuk pertama kalinya Kiana menangis didepannya. Ingatan itu terus berputar membuat kepalanya pening. Agatha berteriak histeris.
Reno dan Shintya yang mendengar teriakan Agatha langsung mencoba membuka pintu. Reno mencoba mendobrak pintu kamar Agatha. Dobrakan yang ketiga, Reno berhasil membuka pintu kamar Agatha. Agatha terduduk lemah disamping tempat tidurnya dan memeluk erat foto dirinya dan Kiana. Barang barang dikamarnya berserak tak karuan.
Agatha hancur. Agatha kehilangan Kiana. Orang yang selama ini menjadi satu satunya yang selalu ada disaat Agatha butuhkan.
Reno langsung merengkuh tubuh Agatha.
"Kiana baik baik aja kan Ren?" matanya menerawang, menatap kosong kedepan. Reno tak banyak bicara. Reno hanya bungkam."Kita kerumah Kiana ya Ren. Aku mau minta maaf udah salah paham sama dia" suara itu terlalu lemah. Isakan itu terlalu tajam untuk didengar.
"Kiana udah gak bisa sama sama kita lagi Tha" dan Agatha kembali menangis sejadi jadinya..
***
💜 CayonFollow instagram aku ya guys @icayona14
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE MISS [Completed]
Teen FictionAku benci rindu Karna mengingatkan aku tentangmu Sang masa lalu Yang membuat hatiku beku