Gedung yang didominasi dengan warna biru ini terlihat begitu megah. Dipenuhi dengan bunga bunga mawar disekitarnya. Di samping pelaminan itu berjejer bunga mawar biru yang sangat cantik.
Hari ini adalah hari pernikahan Reno dan Agatha. Setelah berbulan bulan mereka mempersiapkan hari ini. Akhirnya hari inipun tiba.
Keluarga Reno, Agatha, dan Elang berkumpul disini. Begitupun dengan keluarga Kiana.
Meskipun Kiana sudah tidak disini, tetapi mereka tetap satu keluarga bukan?
Mereka harus tetap menjadi keluarga meskipun mereka telah menerima sebuah kehilangan.
Bukankah sebuah kehilangan bisa mempererat tali silaturahmi satu sama lain? Raganya memang tak lagi disini, tapi kenangannya? Siapapun tak akan sanggup melupakannya.
***
"Aku suka dekorasinya" Agatha mencium bunga mawar biru disampingnya.
"Kesukaan Kiana kan?"
Agatha mengangguk sekilas "Kangen deh"
Reno menarik wajah Agatha menghadapnya "Heii, jangan sedih dong. Masa Ratu pesta ini mukanya sedih"
"Andaikan dia ada disini"
"Coba kamu lihat sekeliling kamu" Agatha langsung mengedarkan pandangannya
"Semua ini kesukaan Kiana kan? Warna biru? Mawar biru?" Agatha mengangguk
Reno menatap tulus mata Agatha "Meskipun raganya udah ngga disini, tapi semua tentang dia bisa jadi saksi, dia masih tetap bagian dari kita"
"Liat disamping kamu, Kiana senyumkan? Dia pasti disini, tapi kita gak bisa liat dia. Dia pasti bahagia sahabatnya bahagia" Agatha menatap frame yang memperlihatkan Kiana disana
Agatha tersenyum dan memeluk Reno "Terimakasih sudah menghidupkan semua tentang Kiana disini Ren"
Reno memeluk Agatha dan melepasnya setelah ada beberapa tamu yang datang.
Banyak tamu tamu yang silih berganti menyalami mereka berdua untuk memberi ucapan selamat.
***
Elang mengedarkan pandangannya dan tersenyum. Mengingat warna dan bunga bunga ini, Elang merasa seperti ada Kiana disini.
Elang menghampiri Reno dan Agatha di pelaminan sambil tersenyum "Lo berdua bisa aja bikin gue kangen sama dia" sambil memberi selamat kepada mereka berdua
"Lo harus melangkah bro. Hidup lo gak boleh berhenti disini" Reno merangkul Elang
Bagaimana mungkin Elang melupakan Kiananya? Orang yang merubah hidupnya 360 derajat. Orang yang mengajarkan betapa pentingnya sebuah penjelasan. Orang yang mengajarkan ketulusan dan kesetiaan.
"Heii. Agatha, Happy wedding, akhirnya lo berhasil ngeduluin gue ya" Seorang wanita datang menghampiri Agatha
"Hei Yas, makasih udah dateng, sama siapa?" Mereka saling berpelukan dan bercipika cipiki ria
"Gue sendiri"
"Lo udah lama di Jakarta?"
"Lumayanlah, sekalian ngurusin pemindahan kuliah adik gue disini"
Elang yang seakan mengenali wanita inipun menatapnya dari samping.
Reno yang memperhatikan Elang langsung menyenggol lengannya pelan "Lo kenal bro?"
Pertemuan pertama mereka bagaikan dejavu bagi Elang. Sama persis dengan pertemuan pertamanya dengan Kiana.
Karna mendengar suara Reno, wanita ini menoleh "Hai, jagain sepupu gue ya" ia tersenyum manis
Lalu ia menoleh ke arah pria yang sedaritadi menatapnya
"Kamu?"
"Elo?"
Agatha dan Reno berpandangan
"Loh, kalian berdua saling kenal?"
"Terakhir ketemu dia waktu di perpustakaan tempat adik gue kuliah"
"Oh gitu, Bagus deh. Nah Lang, ini Yasmin, sepupu gue. Dan Yas, ini Elang sahabat gue"
Mereka berduapun bersalaman untuk yang kedua kalinya "Salam kenal lagi Elang" Yasmin tersenyum manis ke arah Elang
"Yaudah kalau gitu, gue turun dulu. Haus" Yasminpun turun sambil terkekeh
"Lo udah bisa buka hati lo lagi bro buat yang lain" Reno menunjuk Yasmin dengan dagunya dan Agatha pun mengangguk sambil tersenyum
"Dia single kok" Agatha menyahut
***
Kali ini adalah acara melempar bunga dari sang pengantin kepada tamu. Yang mitosnya, siapapun yang mendapatkan bucket bunga itu akan menyusul sang pengantin ke jenjang yang sama.
Satu...
Dua...
Tiga...
Elang dan Yasmin yang mendapatkan bucket itu, dan langsung dihadiahi tepuk tangan dari para tamu.
***
Elang menghampiri Yasmin yang memegang bucket bunga yang ia dapat tadi dan sesekali sibuk mengecek gadgetnya
"Boleh duduk disini?"
Yasmin mendongakkan kepalanya demi menemukan seorang Elang sedang menyapanya
Yasmin menggeser sedikit tubuhnya mempersilakan Elang duduk
"Bunganya dipegang terus" Elang basa basi
"Gue suka mawar biru soalnya" Yasmin menatap Elang yang sedang tersenyum
"Ngomong-ngomong, besok ada acara ngga?"
"Kayanya ngga ada deh. Kenapa?"
"Gue ajak ngopi bareng. Boleh?"
"Gue gak suka kopi tapi"
"Kalo gitu kita ngeteh aja deh" Yasmin langsung terkekeh
"Langsung nih pak? Ntar ada yang marah loh?" Yasmin bergurau
"Agatha bilang lo single" Yasmin langsung menatap Agatha yang berada di pelaminan.
"Oke kalau gitu, sini hp lo" Elang menyerah ponselnya
"Kabarin gue dimana tempatnya, dan jam berapa, nomer gue udah gue save disini"
Dan akhirnya mereka terlibat percakapan yang amat panjang.
Tidak salahkan jika Elang terus melangkah? Kembali membuka hati untuk yang lain? Kiana akan tetap jadi cintanya, tapi dalam sebuah kenangan.
Reno melihat keakraban Yasmin dan Elang langsung merengkuh pinggang Agatha "Liat deh. Mereka cocok ya"
Agatha mengangguk dan menatap foto Kiana yang tengah tersenyum disamping nya dengan bunga mawar biru disekeliling nya
***
Begitulah cara takdir bekerja. Ada yang hilang, ada yang datang. Kadang sedih, kadang senang. Tapi bagaimanapun ceritanya. Takdir tetaplah takdir.
Jika kesedihan yang kita peroleh hari ini, percayalah, kebahagiaan hari esok telah menunggumu menyambutnya.
***
Dengan ini, cerita ini fix TAMAT. Bonus buat kalian hehehe
Sekali lagi terimakasih untuk kalian yang udah nemenin aku nyelesaiin cerita ini. Terimakasih atas support nya. Dan terimakasih untuk semuanya..
Love, Cayon
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE MISS [Completed]
Teen FictionAku benci rindu Karna mengingatkan aku tentangmu Sang masa lalu Yang membuat hatiku beku