Elang yang tadinya banyak bicara, sekarang menjadi lenih diam. Kiana yang melihat perubahan itupun merasa khawatir pada Elang. Pasalnya, laki-laki itu tadi tiba-tiba bilang akan menjemputnya. Saat itu juga, Elang datang dengan hanya mengucapkan "ikut aku ya". Tatapan matanya penuh dengan amarah, kebencian. Entah bagaimana Elang bisa sangat membenci ayahnya. Padahal Andre berkali-kali ingin menjelaskan satu kebenaran yang tak pernah mau di dengar Elang.
Elang masih tetap enggan untuk berbicara. Mungkin dia masih menetralisir emosinya sendiri. Kiana pun bersedia menunggu Elang yang sekarang memilih bersandar di bahunya "gini dulu ya sayang". Kiana hanya mengangguk takzim.
Kianapun tiba-tiba merogoh tasnya, dan mengambil benda pipih yang berbunyi itu.
Kiana mengernyit "Dara?".
Elang langsung bangkit dari bahu Kiana "Jangan bilang aku lagi sama kamu"
Kiana mengangkat telfon dari Dara yang mencari keberadaan Elang, apakah sedang bersama dirinya atau tidak. Kiana yang menurut pada kata-kata Elangpun mengatakan bahwa Elang tidak bersamanya.
Dara menceritakan apa yang terjadi sebenarnya. Kiana langsung menatap Elang prihatin. Saat Kiana mengakhiri panggilan itu, Kiana langsung duduk kembali disamping Elang.
"Kamu harus pulang Lang" Kiana memegang bahu Elang
"Dara cerita sama kamu?"
"Dara minta tolong sama aku buat bawa kamu-"
"Aku gamau" Belum selesai Kiana bicara, Elang sudah memotong kata-kata Kiana.
"Papa kamu dirumah sakit Elang"
Elang langsung menoleh ke arah Kiana
"Cuman akal-akalan biar aku pulang"
Kiana menggeleng "Dara gak mungkin cerita sambil nangis sesenggukan Lang"
"Aku tetep gamau Ki" Elang menghusap kasar wajahnya
Kiana hanya menghela nafas "Hey liat aku" Kiana menangkup pipi Elang dan menatap matanya
"Apa kamu gak bisa ngasi kesempatan ke papa kamu buat ceritain yang sebenernya? Apa kamu berfikir bahwa apa yang kamu lihat itu benar-benar nyata? Apa itu cerita sebenarnya? Kadang, apa yang dilihat mata bisa jadi keliru. Kamu bisa aja nyesel ketika kamu tau bahwa kamu salah. Bahwa sebuah penjelasan itu penting. Kamu akan menyesal kalau seandainya semua pemikiran buruk kamu itu salah. Apa salahnya dengerin penjelasan papa kamu? Aku tau kamu sayang papa"
Sebelumnya, Dara sudah banyak bercerita kepada Kiana tentang Elang yang dulu nya anak baik-baik. Dan semenjak Elang berprasangka buruk kepada papanya, Elang berubah drastis. Malas belajar, hingga sampai saat ini, Elang masih menerima gelar mahasiswa abadi dari anak-anak kampus maupun dosennya.
Elang sangat menghargai wanita, terutama ibunya. Siapaun yang menyakiti ibunya, Elang akan melakukan hal apa saja.
Sejak kejadian itu, semua wanita dianggap sama saja, kecuali ibunya dan Dara. Elang sering sekali menyakiti hati perempuan. Sampai akhirnya ia bertemu Kiana. Yang merubah perangai itu pelan-pelan.
"Gimana? Mau kerumah sakit?" Elangpun hanya mengangguk. Dan akhirnya, nasihat Kiana di dengar oleh Elang.
"Yaudah yuk" Kiana menggenggam jemari Elang
"Biasanya, yang di genggam itu orang yang rapuh"
***
Sejak tadi, Dara bolak balik di depan ruang rawat papanya. Memikirkan apakah Kiana berhasil membawa Elang kesana. Watak kakaknya yang keras itu kadang membuat Dara tidak yakin. Tapi di satu sisi, Dara yakin Kiana berhasil membujuk Elang agar datang. Perkiraan Dara benar, Kiana datang bersama Elang. Dara pun langsung berlari menghampiri Kiana dan Elang
"Papa nunggu lo kak"
Elang tak mendengar ocehan dari Dara. Elang langsung melengos masuk ke dalan ruangan itu. Di dalam, sudah ada Kinan yang menunggui Andre.
Darapun mengucapkan terimakasih kepada Kiana, karena telah berhasil membawa Elang yang keras kepala itu kesana.
"Thanks ya kak, kakak udah bawa kak Elang kesini"
"Sama-sama Dar, gausah berterimakasih"
Dara mengangguk "Yuk masuk kak"
Didalam ruangan Elang menatap wajah pucat Andre. Dan melihat ke arah Kinan yang tampak amat sendu.
Saat Elang masuk, Kinan langsung menghampiri dan memeluk Elang "Jangan gitu lagi nak"
"Tapi ma.."
Kinan menggeleng "Papa nggak pernah salah Elang. Kamu yang gak pernah mau dengerin penjelasan papa. Kamu cuma salah paham"
Elang diam "Mama udah berkali-kali bilang sama kamu. Tapi kamu tetep keukeuh sama apa yang kamu liat"
Saat Kinan sedang berbicara pada Elang, sosok wanita yang lebih muda darinya masuk
Elang langsung memutar kepalanya agar dapat melihat wanita yang baru saja masuk. Wanita itu adalah wanita yang berkali-kali Elang lihat bersama papanya.
"Lo!" Elang berdiri dan menatap heran wanita dihadapannya
"Dia yang kamu bilang jadi selingkuhan papa?"
Elang hanya mengernyit bingung. "Dia adik tiri dari papa kamu Elang"
Elang dan Dara yang berada diruangan ini pun sempat terkejut atas satu fakta lagi yang terungkap.
"Tapi mama sama papa nggak pernah ngasi tau aku kalo papa punya adik tiri"
"Papa juga baru tau kalau dia punya adik tiri"
Yang dibicarakan hanya diam saja tanpa banyak bicara. Biarkanlah Kinan yang menjelaskan semuanya kepada Elang dam Dara yang ada diruangan ini.
"Ketika opa kalian menginggal satu tahun yang lalu, ada wanita yang datang mencari papa kamu ke kantor. Bahkan dia membawa anak perempuan yang jauh lebih muda dari papa. Mengaku bahwa dia adalah istri muda nya opa"
Sekarang Elang cukup menyesali keegoisan nya kali ini.
"Maaf, seharusnya saya dari dulu datang untuk menjelaskan" Wanita itu tertunduk merasa bersalah. Padahal dia tidak tau menau kejadian apa yang terjadi di keluarga mereka. Sebelum Kinan menjelaskan kesalahpahaman dan memintanya datang kemari.
"Kenalin, tante kamu, namanya Jihan, umurnya baru 27 tahun, beda 4 tahun sama kamu" Kinan memanggil Dara yang berada di sebelah Kiana yang hanya mencerna setiap kejadian uang ia lihat.
"Dara tante" Dara menjabat tangan Jihan
"Jihan, Dara" Jihan menerima jabatan tangan Dara
"Elang. Kenalan sini"
Elang mendekat, pikirannya kacau "Elang tante" padahal umur mereka tidak jauh berbeda. Tapi Elang tidak canggung memanggil tante.
Elang melepas jabatan tangan mereka "Maaf tante"
Jihan tersenyum "Gapapa Elang, maafin saya juga. Pertemuan saya dengan papa kamu ternyata membuat keluarga kalian nggak harmonis lagi. Saya mohon sama kamu, minta maaf sama papa, dan balik lagi jadi anak yang baik seperti dulu Lang"
Elang hanya mengangguk dan melihat ke arah Kiana
"Kenalin tante, Kiana, pacar aku" Elang menghampiri Elang
Kiana tersenyum kikuk dan menjabat tangan Jihan "Kiana tante"
Jihan menjabat tangan Kiana dan tersenyum
Dibalik percakapan mereka, Andre tiba-tiba sadar dan memanggil Elang.
Elang langsung menghampiri Andre dan memeluknya "Maafin Elang pa, Elang udah salah paham, Elang udah gak mau denger penjelasan papa sampe-sampe papa kaya gini. Maaf pa"
Andre mengangguk "Janji untuk berubah jadi Elang papa dulu ya"
Elang mengangguk. Semua orang di tempat itu akhirnya bernafas lega.
Apa yang dilihat oleh mata, bisa jadi keliru.
****
Yeayy, ceritanya sudah diupdate. Terimakasih sudah mau baca. Maaf kalo rada rada nggak jelas :'v.
See you geng
Cayon ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE MISS [Completed]
Teen FictionAku benci rindu Karna mengingatkan aku tentangmu Sang masa lalu Yang membuat hatiku beku