Sebenarnya, masalalu sepahit apapun itu, biarlah kita kenang. Biarkan punya bagian sendiri ceritanya dalam hidup kita. Karna masalalu pun pernah menjadi kebahagiaan kita sendiri pada masa bahagianya. Masalalu itu punya dua bagian, bahagia dan pahit.
Mau masalalu bagian mana yang kita kenang, itu adalah sepenuhnya pilihan kita. Banyak sekali orang mengatakan, "aku benci masalalu ku", padahal sebelum rasa benci itu menjajal, rasa bahagia pernah mampir ke dalam masalalu itu.
Sama seperti Kiana, dia sangat membenci masa lalunya, padahal masa lalunya itu pernah membuat ia bahagia. Membuat ia merasakan betapa indahnya cinta pertama. Namun saat ini Kiana mulai menyadari, dan telah menerima masa lalunya itu. Mengatakan bahwa ia akan berdamai dengan masa lalunya, Reno.
Reno pernah membuat Kiana menjadi Ratu didalam hatinya. Kepergiannya pun bukan karna keinginannya sendiri. Tapi keinginan kedua orang tuanya.
Dan sekarang, Reno dan Kiana sama sama sudah berdamai dengan masalalu mereka masing masing. Reno mengikhlaskan Kiana untuk Elang dan menata depan bersama Agatha. Dan Kiana mencoba membuka hatinya untuk Elang, dan menata masa depannya bersama Elang.
**
"Ki, nanti mau mampir kerumah aku yuk""Ngapain lang?"
"Aku kenalin ke mama"
Wajah Kiana bersemu merah "Yakin mau ngenalin sekarang?"
"Ya yakin lah, masa ngga. Jangan jangan kamu lagi yang gamau aku kenalin ke mama aku"
"Ya mau"
"Yaudah, yuk sekarang aja" Elang menggenggam tangan Kiana menuju mobil
"Apa aku bilang, sela sela jari tangan kamu ini memang ditakdirkan untuk aku genggam Ki" Elang mengecup lembut punggung tangan Kiana.
"Iya Elang sayang aku tau" ucap Kiana lembut
Sesampainya di depan mobil Elang, Elang membukakan pintu untuk Kiana dan mempersilahkan Kiana masuk
"Ki, kapan kapan mau denger aku mainin lagu beethoven kesukaan kamu lagi ngga?"
"Boleh lang boleh. Serius loh ya" Kiana bersorak senang
"Ih kaya anak kecil ya kamu ya" Elang mencubit pipi Kiana pelan
"Lagian aku seneng, soalnya aku suka kamu mainin instrument itu pake piano, kan aku ngga bisa main pianonya"
"Nanti aku ajarin main piano deh kalo gitu. Aku kan jago" Elang menyombongkan diri. Bercanda.
"Heleh, sok banget kamu ya" Kiana memukul pelan lengan Elang
"Aku emang jago. Apalagi naklukin hati kamu" Elang mencolek dagu Kiana
"Ih apaan sih, gembel deh gombalannya" kekeh Kiana
"Gembel gembel gini tetep aja kamu luluh" ledek Elang
**
Sesampainya Elang dan Kiana di depan rumah Elang bersamaan saat Dara membukakan pintu.
"Siapa ka?" Dara membuka pembicaraan terlebih dahulu ketika melihat Kiana bersama Elang
"Kenalin pacar gue" Kiana langsung menjulurkan tangan kepada Dara dan disambut oleh senyum hangat dari Dara
"Kiana"
"Dara kak"
"Bisa punya pacar juga lo ka"
"Yee, emang lo. Jomblo akut"
Dara yang diledek oleh Elang pun memasang wajah masamnya
"Ihh Elang jangan gitu dong sama adek kamu" Kiana memperingatkan
"Dia emang gitu kak Ki. Gak punya hati"
"Ah bodo. Mama mana?"
"Mama ada di dalem"
"Ada papa ngga?"
"Ada. Masuk aja si"
Elang memutar bola matanya malas.
"Gak jadi deh. Gue cabut aja"
"Ngapain sih ka. Masih aja lo kaya gitu"
Melihat sikap Elang saat menanyakan papanya, wajah Elang yang tadinya bahagia meredup seketika. Kiana bingung, apa yang telah terjadi antara Elang dan papanya
"Kenapa sih Lang?"
"Aku males ketemu papa"
"Males kenapa?"
"Kapan kapan aja kita omongin"
"Yaudah masuk aja sih ka. Ngapain si lo"
Elang mendengus sebal "Yaudah ayo Ki masuk"
Saat mereka berdua masuk, Kinan dan Andre sedang duduk di depan televisi.
"Ma, pa, kak Elang bawa pacarnya nih"
Elang memutar bola matanya malas "Ngapain sih lo dar"
Kiana pun hanya menggurat sedikit senyum
Kinan dan Andre pun langsung menoleh
"Assalamualaikum ma" Elang mencium tangan ibunya
"Kenalin ma, pacar Elang"
Kiana mencium tangan Kinan "Asalamualaikum tante. Saya Kiana"
Kiana beralih ke arah Andre dan mencium tangannya "Hallo om. Saya Kiana"
Tetapi Elang sama sekali tidak menyapa Andre. Dalam hati Kiana bertanya-tanya bagaimana hubungan kedua orang ini.
"Kak, kok mau sih sama kak Elang. Kan dia nggak jelas. Marah marah mulu kerjaannya"
"Daraa. Jangan ngejelek jelekin kakak kamu terus dong nak"
"Bukan ngejelekin ma. Emang kenyataan"
"Lo tuh yang gak jelas Dar"
"Oh iya Kiana mau minum apa nak? Biar tante buatin"
"Apa aja tante asal nggak ngerepotin. Kalo bisa Kiana bantu yuk"
"Ngga usah nak, tante aja sama Dara yang buatin buat kamu"
"Ngga apa apa tante. Aku bantu ya"
"Yasudah kalau begitu yuk"
"Ayo kak" Dara langsung menggandeng tangan Kiana dan mengikuti langkah Kinan yang telah berjalan lebih dulu
Alhasil, Elang tinggal berdua duduk berhadapan dengan Andre. Merasa jenuh, Elang memainkan ponselnya.
"Sejak kapan kamu bawa pacar kamu kerumah? Seserius itu?" Suara bariton Andre yang memutuskan mulai berbicara. Elang hanya menatap sekilas Andre tanpa menjawabnya
"Sampai kapan sikap kamu seperti ini terus?"
"Tumben perduli"
"Papa itu perduli Elang sama kamu. Papa minta tolong, jangan rusak diri kamu seperti ini nak"
"Bukan urusan anda" suara dingin Elang membekukan pergerakan Andre.
Sebegitu bencinya kah Elang padanya? Kedinginan, kebekuan, semua tercipta sejak sebuah rahasia itu terbongkar. Sungguh banyak sekali rahasia yang terbongkar tanpa sengaja yang sungguh menyakitkan bagi Elang.
****
Hy para reader's, terimakasih sudah baca cerita aku ini. Harap maklum ya kalo kadang ceritanya nggak jelas. Karna emang ini cuma sekedar cerita cerita sederhana. Cerita pertama dari orang awam yang nggak sebagus cerita yang dibuat oleh para penulis penulis yang sudah berpengalaman.Love you all
Cayon ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE MISS [Completed]
Teen FictionAku benci rindu Karna mengingatkan aku tentangmu Sang masa lalu Yang membuat hatiku beku