[12] Kisah Cinta Nabi Musa

19.3K 2K 46
                                    

"Sebab jodohmu, bisa jadi adalah kamu dalam versi yang lain."

🌷🌷🌷

BOGOR masih terlihat gelap. Jam dinding baru menunjukkan angka empat. Itu artinya sekitar setengah jam lagi, adzan subuh di kota hujan itu akan berkumandang.

Para santri Ustman bin Affan hampir semua sudah bangun. Beberapa malah ada yang bangun satu jam yang lalu. Telah menunaikan sholat tahajud sebelas rokaat, ditambah wirid dan hafalan Al-Qur'an.

Konon, menurut buku yang pernah Haidar baca, hafalan di jam-jam sebelum subuh akan meningkatkan daya ingat, maksudnya, akan membuat daya ingat saat hafalan kuat. Memudahkan bagi si penghafal. Haidar sendiri telah membuktikan. Sebab memang saat menjelang subuh, otak kita memang berada dalam kondisi yang terbaik untuk menerima memori. Dulu, saat di pesantren, Haidar sering bangun sebelum subuh untuk belajar. Hasilnya memang tidak mengecewakan. Kebanyakan dari jawaban soal ujian itu dapat diingatnya dengan baik. Maka jadilah pagi itu pagi yang amat menyejukkan mata. Melihat para pemuda yang giat hafalan, dan juga melantunkan ayat suci Al-Qur'an.

Hari ini hari rabu, jadwal halaqoh subuh bersama Bang Rois di balai depan kos. Sebelumnya, mereka sholat subuh berjamaah di masjid, lalu wirid sebentar, lantas dilanjutkan ke balai untuk bersiap halaqoh.

Biasanya, hari rabu memang tidak ada jadwal pengajian subuh. Atau kalau pun ada, santri Ustman bin Affan tidak ikut. Karena halaqoh memang sama dengan pengajian, hanya saja itu memang dikhususkan untuk santri. Program khusus yang memang dijadwalkan sebagai rangkaian pembinaan ruhiyah santri kos.

Tidak semua santri adalah aktivis LDK di kampus, namun, siapapun yang menjadi santri di kos binaan, harus mau berkomitmen untuk mengikuti rangkaian kegiatan yang dijadwalkan oleh pengurus.

"Baik, ikhwah, kita mulai saja halaqohnya kali ini." Kali ini Tio yang jadi moderator, sebelumnya Ammar yang memimpin para santri untuk membacakan al-mat'surat.

"Saya serahkan forum ini kepada Bang Rois, tafadhol, Bang," katanya.

Bang Rois mengangguk. Ia tersenyum sembari matanya berpendar menatap satu-satu wajah binaannya.

Setiap kali menatap wajah-wajah pemuda yang penuh semangat menimba ilmu agama, hatinya selalu merasa tentram. Hatinya berharap, seandainya seluruh pemuda Islam bersemangat memperdalam pengetahuannya tentang Islam, ia yakin bahwa hidup di dunia serasa di surga. Sebab semua orang tahu bagaimana menjalani hidup sesuai syariat. Tidak ada lagi pemuda yang malas bekerja, sibuk mengurusi kegiatan-kegiatan yang memboroskan uang, apalagi kegiatan-kegiatan berbau maksiat. Pun kegiatan yang melulu mengurusi soal perasaan, cinta bualan. Tidak akan ada! Yang ada pemuda produktif yang jiwanya bersih dan senantiasa menebar kemanfaatan. Ia yakin, pemuda seperti itulah yang diinginkan Rasulullah. Pun para pahlawan negeri ini. Pemuda yang hatinya lurus yang selalu berjuang untuk dirinya sendiri dan orang lain.

Bang Rois mengucap salam yang disambut semangat oleh para santri, meski beberapa di antaranya terlihat tidak antusias sebab mengantuk.

Ia membuka halaqoh dengan shalawat nabi, disusul dengan bacaan ummul kitab dan pembukaan ringan. Kali ini, ia ingin memberi materi tentang jodoh yang sengaja ia beri judul menarik; Memantaskan Diri untuk Jodoh Terbaik.

Hal itu langsung disambut sorak gembira para santri. Bagaimana tidak, mereka semua bisa dibilang sudah cukup umur untuk memikirkan perihal jodoh, pun mereka adalah pemuda yang memiliki kebutuhan sebagaimana manusia pada umumnya akan cinta. Apalagi beberapa di antara mereka memang sejatinya sedang dirundung perasaan yang bernama perasaan itu. Jadilah pagi itu adalah pagi yang menyenangkan. Beberapa yang matanya sempat nyaris terpejam karena mengantuk langsung duduk dengan posisi tegak. Ternyata, topik jodoh memang topik favorit semua bujang. Para santri yang antusias tampak tidak sabar. Mata mereka berbinar-binar menunggu materi yang akan disampaikan oleh Bang Rois. Biasanya, materi memang disampaikan sebentar, paling lama setengah jam. Lalu akan dilanjutkan diskusi hingga pukul setengah tujuh.

Teman ke SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang