Chapter 16

244 37 16
                                    

"Sial," lirih Jinyoung begitu sadarkan diri. Kepalanya pusing, pandangannya gelap. Ia sadar dirinya kini berada di markas JYP. Dan ia tidak dapat berbuat apa-apa disana. Dengan kondisinya yang tidak membawa senjata satupun dan kesehatan yang sedikit menurun tidak memungkinkan untuknya melawan JYP.

Sambil mengerjapkan matanya untuk membiasakan pandangannya terhadap ruangan gelap dan pengap tanpa ventilasi udara dia mencoba mengingat kembali kejadian sebelum dirinya terbangun. Ya, dia tertangkap basah oleh Taecyeon, Jackson dan Namjoon tengah bersama dengan Mark.

Ngomong-ngomong tentang Mark, ia tahu kalau Mark tidak terlibat. Sebelum seseorang memukulnya hingga pingsan, dia sempat Melihat Mark yang hanya diam dan membuang pandangan darinya. Ia masih yakin kalau Mark tidak tahu sama sekali mengenai kedatangan ketiganya. 

Benar-benar waspada sekali, diruangan butut seperti ini saja sempat-sempatnya memasang kamera. Mengikatku di kursi butut ini. Apa mereka tidak mempunyai kursi yang lebih bagus? Keluh Jinyoung dalam hati.

Krieeettt

Suara pintu dibuka dari luar. Lalu muncullah sosok Namjoon dengan tatapan sinisnya. Ia masuk keruangan dimana Jinyoung diikat dengan diikuti oleh Mark dibelakangnya. Mark hanya menunduk saat memasuki ruangan. Sedangkan Namjoon sama sekali dengan yang Mark lakukan, ia hanya memikirkan untuk memberi pelajaran pada Jinyoung yang sudah berkhianat dari JYP.

Lagi-lagi Namjoon tersenyum sinis. Hatinya seperti meletup-letup senang dapat melihat Jinyoung yang terikat di kursi dan tak dapat melakukan apa-apa. Sudah sejak lama ia ingin melihat keadaan tak berdaya dari seorang mantan kepercayaan Taecyeon. Orang yang paling disegani selain Taecyeon, Mark dan Jackson saat gadis itu masih bagian dari JYP.

Jinyoung membalas senyuman Namjoon tak kalah sinis. Takut? Tidak ada didalam kamusnya. Meskipun keadaannya saat ini sangat buruk, ia tak sudi untuk takut pada lelaki tersebut. untuk apa? Tak ada untungnya. Ia tak perduli siapapun lawannya. Meskipun lawannya JYP, cuek saja.

"Dalam keadaan seperti ini pun ketenanganmu tidak berubah. Kau cukup membuatku salut," ujar Namjoon sinis.

Jinyoung masih tak mengeluarkan suaranya. Ia malah memamerkan senyum mengejeknya.

"Dan satu lagi yang membuatku salut darimu. Entah bagaimana kau bisa mendapatkan seseorang yang berwajah mirip denganmu, hingga kau menukarkan identitasmu untuk menyelamatkan diri,"

"Kaliannya saja yang bodoh. Membedakan Jinyoung yang asli saja tidak bisa," sahut Jinyoung ketus.

Namjoon menampar pipi Jinyoung keras. Hingga disela-sela bibir kirinya mengeluarkan darah. Jinyoung lagi-lagi tersenyum sinis setelah mendapatkan tamparan yang cukup keras baginya. Ada perasaan puas dapat memancing emosi Namjoon. Sejak kemunculannya diruangan itu Jinyoung memang sengaja ingin memancing emosi Namjoon. Sebab Namjoon lah orang yang paling tidak bisa mengontrol emosi sebagai anggota JYP.

Mark menundukkan kepalanya setelah menyaksikan sahabatnya ditampat tanpa perasaan oleh teman satu organisasinya. Ia tak kuasa untuk melihatnya. Hatinya pilu, namun tak bisa melakukan apapun. Dalam hati ia terus memaki dan menyumpah serapahi Namjoon. Tangannya terkepal. Rasanya ia benar-benar ingin melayangkan bogem mentah tepat di wajah Namjoon hingga tak berbentuk. Tapi, Jinyoung terlihat menggelengkan kepala pelan sambil menatapnya. Ia mengerti kalau Jinyoung mencoba mengisyaratkan untuk menahan emosinya.

Beberapa saat kemudian muncul layar besar dari balik dinding bersamaan dengan terbukanya salah satu pintu ruangan. Dan disana terlihat seluruh anggota JYP sudah berkumpul seakan sedang menantikan sebuah pertunjukan. Tidak ketinggalan Taecyeon sebagai pemimpin ikut berdiri diantara yang lain. Mereka semua ingin menyaksikan sebuah pertunjukan yang seharusnya dilalui bersama dengan Jinyoung.

RETALIATION [GOT7, MARKJIN] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang