Chapter 28

212 37 32
                                    

Sorry for typos.

Don't forget vote and comment. Thx

.

.

.


Sesuai waktu yang dijanjikan, tepat pukul dua belas malam Jinyoung sudah berada di depan toko milik Seokjin. Ia sempat menekan klakson mobilnya berkali-kali. Namun Seokjin tidak menunjukkan batang hidungnya. Mencoba berpikir positif, Jinyoung menyenderkan punggungnya pada kursi kemudi sambil tangan kirinya meraih sebuah suntikan yang sudah berisi dengan cairan bening.

Tidak perlu berpikir panjang, Jinyoung langsung saja menyuntikan cairan tersebut pada bahu kanannya yang sempat terluka akibat peluru panas yang bersarang. Bertepatan dengan itu, seseorang mengetuk jendela mobilnya. Itu Seokjin.

“Kau tidak memakai narkoba, kan?” tanyanya penuh selidik setelah Jinyoung menurunkan kaca mobilnya.

“Narkoba apa? Aku tidak memakai barang semacam itu!” seru Jinyoung tidak terima.

“Lalu itu apa?” tanya Seokjin lagi sambil melirikkan bola matanya ke arah jarum suntik yang ada di tangan Jinyoung.

“Hanya cairan penghilang rasa sakit,” jawab Jinyoung acuh. Lalu mengalihkan pandangannya. “Masuklah, kita harus sampai Busan pagi hari.” Ajaknya.

Seokjin terdiam. Ia masih memikirkan cara untuk mengulur waktu. Setidaknya sampai Jaebum memberi perintah untuk mengijinkan mereka berangkat. Walau sebenarnya mereka melarang Jinyoung untuk pergi. Tapi sifat keras kepala gadis itu tidak mudah untuk dihilangkan. Ia akan tetap memaksa untuk berangkat.

“Wajahmu pucat. Sebaiknya kita berangkat beberapa jam lagi sekalian memulihkan tenagamu. Yugyeom juga belum datang. Aku tak bisa membiarkanmu berangkat tanpa pengawalan,” ujar Seokjin jujur. Wajah gadis dihadapannya terlihat pucat, bahkan kelopak matanya terlihat sembab. Sudah dipastikan Jinyoung menangis selama berjam-jam.

Jinyoung menghela nafasnya panjang. lalu mengisyaratkan Seokjin untuk masuk ke dalam mobilnya dan menggantikannya duduk di kursi kemudi. Sedangkan ia sendiri beralih ke kursi penumpang disampingnya. “Maaf sudah melibatkanmu.” Ujarnya singkat. Lalu ia menutup matanya sebentar.

“Tak perlu meminta maaf. Aku hanya berusaha membantu sebisaku,” sahut Seokjin setelah mendudukkan dirinya dikursi kemudi tanpa menyalakan mesin mobil. “Kau bertengkar dengan Mark?” tanyanya kemudian.

Mendengar kata Mark, Jinyoung melirikkan sedikit matanya pada si pemilik toko tanpa berniat langsung menjawabnya. Lalu pandangannya beralih ke luar jendela menyaksikan jatuhnya daun-daun kering dari pohonnya karena tertiup angin. “Dia menamparku.” Lirihnya.

“Mungkin ucapanku yang keterlaluan,” sambungnya bersamaan dengan Seokjin yang menengokkan kepala kearahnya.

“Apa yang kau katakan padanya?” tanya Seokjin penasaran.

Kepala Jinyoung menunduk. Mengingat ucapannya sendiri membuatnya sedikit merasa menyesal. Bukan karena perih yang dirasakan di sekitar pipinya. Tetapi luka hati yang seolah menyembul keluar saat mengingat wajah kecewa dari lelaki yang dicintainya sesaat setelah ia mengusirnya keluar dari kamar.

“Aku mengatakan kalau dia mencintaiku mungkin saja karena aku pewaris JYP,” Jawab Jinyoung makin terdengar pelan. “Aku tahu aku salah, seharusnya aku tanya baik-baik alasan dia menyembunyikan kebenaran tentang keluargaku. Bukan asal menuduhnya seperti itu.” lanjutnya.

RETALIATION [GOT7, MARKJIN] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang