Chapter 25

196 36 14
                                    

Sorry for Typos.

Jangan lupa Vote & Comment-nya. thx

.

.

.

Jinyoung melemparkan jaketnya di atas ranjang begitu sudah sampai diruang kamarnya di markas JYP. Badannya terasa sangat letih. Tangan dan kakinya terasa sangat pegal sampai ia ingin memukuli dirinya sendiri. Tidak ada yang aneh. Ia se[erti itu karena jadwal seharian penuh sekali. Bahkan untuk sekedar mengisi perut pun ia harus membelinya terlebih dahulu. Memang bukan salah markas tidak menyediakan makanan. Tapi selera mulutnya yang berbeda dari yang lain penyebabnya.

Krieett...

Pintu kamarnya terbuka dan menampilkan sosok Mark yang sedang malas ia temui. Ditangannya terdapat beberapa macam roti dengan berbagai rasa. Maksud dan tujuan lelaki tampan itu sudah jelas untuk memberikan roti-roti tersebut. hal lain, Jinyoung pun tahu kalau lelaki tampan itu akan membicarakan sesuatu yang sepertinya ia sudah dapat menebak apa itu.

Jinyoung membaringkan badannya diranjangnya sambil memunggungi Mark yang sudah duduk di tepi ranjangnya. Oh, ia masih kesal dan tidak perduli dengan keberadaan lelaki tersebut. kecewa dihatinya masih belum bisa dilupakan. Terlebih dengan ucapan Seokjin di toko tadi membuatnya berpikir kenapa Mark tidak bisa jujur padanya.

"Kau pasti sangat lelah," Ujar mark sambil meletakkan roti yang dibawanya diatas meja.

"Kupikir kau sudah tidak perduli padaku," Rupanya Jinyoung masih kesal terhadap Mark. Ia bicara tanpa berniat untuk menatap wajah Mark.

Mark menundukkan kepalanya. ia sadar dengan kesalahannya. Membentak Jinyoung untuk pertama kalinya. Mungkin itu yang membuat Jinyoung terluka dan kecewa. "Mianhae. Aku tak bermaksud membentakmu, Jie."

"Yasudahlah lupakan saja," Ujar Jinyoung tak ingin melanjutkan permasalahan hal tersebut. "Bisa kau keluar ? aku benar-benar lelah dan ingin istirahat sebelum melakukan kegiatanku yang lain." Pintanya.

"Kalau kau ingin tidur, tidur saja. tapi aku takkan keluar dari sini," ucap Mark Final.

Jinyoung tak merespon. Matanya sudah terpejam dan jiwanya sudah pergi ke alam mimpi. Jangan tanyakan kenapa ia bisa secepat itu tertidur. Badannya benar-benar sudah sangat lelah. Sandiwaranya seharian ini membuat otak dan tenaganya terkuras. Memikirkan segala hal yang terjadi dalam waktu dekat dan peritiwa kematian daddy Mark membuatnya harus menggunakan otaknya secara ekstra.

Sang lelaki berparas tampan mendudukan dirinya di kursi meja kerja milik Jinyoung. Matanya menangkap basah layar ponsel milik gadis yang sudah tertidur pulas berkedip. Ada satu pesan masuk dari lelaki bermata sipit, Im Jaebum.

From : Im Sipit Jaebum

Hari ini aku dan Bambam langsung menuju Jakarta. Jika kau perlu bantuan, mintalah pada Yugyeom. Dia tidak ikut bersama kami.

"Jakarta? Apa Jinyoung meminta mereka untuk menyelidiki kasus kematian daddy?" tanyanya pada diri sendiri tanpa mengeluarkan sedikitpun suara.

Senyuman terukir dari bibir Mark. Hatinya bahagia. Tidak salah jika ia mencintai gadis dihadapannya. Sosok yang jarang ia temukan diluaran sana. Jinyoung merupakan gadis mandiri yang bahkan hampir seumur hidupnya tumbuh tanpa orang tua kandung dan lingkungan yang bisa dikatakan tidak nyaman. Hidup secara sembunyi-sembunyi hingga bergabungnya dengan JYP. Dimana setiap anak akan tumbuh sesuai faktor lingkungannya. Dan kepribadian Jinyoung terbentuk oleh dua lingkungan tersebut.

RETALIATION [GOT7, MARKJIN] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang