Chapter 11

238 36 34
                                    

Dua hari berlalu, rencana JYP untuk menghancurkan semua kantor polisi pun dilaksanakan. Seluruh anggota JYP sudah berpencar sesuai penempatan masing-masing kantor polisi. Mulai dari anggota yang bertugas melakukan penghancuran sampai yang hanya untuk dapat menikmati kehancuran tempat tersebut.

Saat itu juga Mark tidak lupa menghubungi Jinyoung untuk memberi informasi kepada gadis tersebut mengenai seluruh kantor polisi yang sudah terpasang bom. Informasi tambahan, bom tersebut dapat meledak menggunakan sebuah remote. Seluruh bom yang terpasang memiliki sensor yang terhubung pada remote. Jadi, jika tombol pada remote di tekan, seluruh bom yang terpasang akan menerima sensor dan meledak dalam jangka waktu yang bersamaan.

Tidak lupa Mark memerintahkan Jinyoung untuk membawa teman-temannya pergi menuju kantor polisi pusat kota. Karena remote pengatur ledakan tersebut dipegang oleh salah satu anggota JYP berada disana. Selain itu, Mark juga meminta Jinyoung untuk menutupi wajahnya. Yah, kalian tahu sendiri Jinyoung masih menyamar dan JYP belum mengetahui penyamarannya tersebut.

"C'mon guys, kita harus segera menuju kantor polisi pusat kota Daegu!" ajak Jinyoung. Ia langsung mengangkat badannya dari sofa yang tengah ia duduki dan bersiap melangkahkan kakinya menuju mobil mereka diluar.

"Jangan lupa bawa maskermu!" Jaebum memperingati. Tangannya menyodorkan sebuah masker hitam sekali pakai pada Jinyoung.

"Thankseu," Dengan senang hati Jinyoung menerima masker tersebut lalu mengikuti Jaebum dari belakang.

Akhirnya mereka pun berangkat menuju kantor polisi pusat kota. Ketiganya tidak bisa bersantai saja. Karena kegesitan mereka penentu jumlah nyawa yang dapat mereka lindungi. Kejahatan yang mereka lakukan sudah tidak dapat untuk diampuni. Apalagi mempermainkan nyawa seseorang yang tidak bersalah.

Mereka harus berhasil menggagalkan aksi teror JYP. Jangan sampai terdengar lagi kabar mengenai orang-orang yang tidak bersalah menjadi korban mengenaskan dari kejahatan JYP.

"Jadi, tak adakah hal lain yang dilakukan oleh JYP selain membunuh manusia-manusia tak bersalah?" Yugyeom mengeluarkan suaranya menghapus keheningan perjalanan.

Jinyoung menggeleng. "JYP juga membuat senjata-senjata yang dipesan oleh beberapa kolega yang menjalin kerja sama."

"Kolega?" Jaebum mengerutkan alisnya. Dia tidak mengerti yang dimaksud dengan kolega. Apakah selain JYP masih ada penjahat-penjahat kelas atas lain?

"Yeah, Kolega. Perusahaan-perusahaan yang membangun bisnis dengan cara kotor. Mereka yang ingin mendapatkan segalanya dengan mudah memanfaatkan senjata untuk mempermudah keuntungan mereka," Yugyeom menoleh cepat ke arah Jinyoung. Hey, apakah yang barusan dikatakan Jinyoung itu benar? Kenapa dia yang bekerja di kepolisian tidak mengetahui apapun tentang hal tersebut?

Apakah memang divisi yang khusus menangani teroris tak berhak mendapatkan informasi tersebut? ataukah memang JYP dan perusahaan-perusahaan itu yang pandai bermain di belakang. Oh, Tuhan. Yugyeom merasa dirinya sangat bodoh saat ini.

"Tujuh dari sepuluh perusahaan yang ada tidak bermain bersih. Mereka licik dan biasanya yang tidak ingin mengotori secara langsung tangan mereka, mereka membayar JYP untuk membunuh pesaing mereka. Dengan begitu mereka hanya harus membayar dan menerima hasil," lanjut Jinyoung.

"Gila! Kupikir hal seperti itu tidak ada. Setahuku biasanya mereka yang membangun perusahaan lebih sering menggunakan ilmu hitam. Seperti mereka meminta pada paranormal atau dukun dengan syarat memberi tumbal," Jaebum geleng-geleng kepala setelah mengucapkannya.

Yugyeom menegakkan badannya dengan kedua lengannya bertumpu pada kursi kemudi dan penumpag di depannya. Wajahnya fokus menatap wajah Jinyoung dari jarak yang cukup dekat.

RETALIATION [GOT7, MARKJIN] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang