Chapter 14

211 31 21
                                    

No edit. Sorry for typo.

“Contohnya saja karena kebodohan mereka yang memanfaatkanmu, tujuanmu muncul dihadapanku saja dengan mudahnya aku ketahui,” sambung Jinyoung sambil merampas Penyadap berbentuk kancing yang terpasang di baju Youngjae.

.

.

.

Youngjae tersenyum sinis pada Jinyoung. Ia sedikit kagum terhadap gadis dihadapannya yang dapat mengetahui segala sesuatu dengan cepat. Padahal ia sendiri saat pertama kali melihat alat penyadap itu hanya menyangka itu adalah kancing biasa. Dan gadis di hadapannya ini bisa mengetahuinya semudah itu? Wow, bahkan kancing penyadap itu pun memiliki bentuk dan warna yang sama dengan kancing bajunya yang lain. Dan sumpah. Youngjae takjub. Ia antara polos atau bodoh saat melupakan fakta mengenai Jinyoung.

Alasan lain kenapa ia takjub dengan Jinyoung, gadis itu tetap terlihat tenang meskipun mungkin penyamaran dan keberadaannya diketahui pihat JYP. Tebakannya, Jinyoung tidak perduli JYP mengetahui dirinya masih hidup atau tidak ada di dunia yang memang tidak ia permasalahkan.

“Aku akui kehebatanmu itu. Aku tak menyangka kalau kau bisa begitu cepat untuk menyadarinya. Padahal selama ini aku sama sekali tak pernah menyebutkan apapun tentangku. Sekarang kau dengan mudahnya mendeskripsikan perbedaan dan maksud tujuanku menemuimu secara mendadak,” Ujar Youngjae.

“Asal kau tahu saja, aku sudah mencium bau-bau dari niat jahatmu itu. Aku memang belum lama mengenalmu. Tapi sifatmu yang kasar dan keras kepala tidak mungkin berubah mendadak jadi orang baik. Kau terlalu bodoh untuk menjadi mata-mata JYP,”

“Menurutku kata bodoh itu lebih tepat jika kau yang menyandangnya,”

“Sepertinya kau harus mengoprasi telingamu. Bukankah tadi aku sudah mengatakan kalau aku tidak sepenuhnya pintar? Ku rasa kau sudah tertular virus bodoh mereka,” jawab Jinyoung tenang.

Hening. Youngjae tak mengeluarkan suaranya lagi. Ia hanya sibuk mengikuti langkah kaki Jinyoung. Sesekali matanya melirik kearah wajah gadis tersebut yang terbilang cukup tenang. Ia bingung? Tentu saja, gadis itu terlalu tenang dan dia bahkan tidak dapat membaca ekspresi wajahnya.

Jinyoung tiba-tiba saja teringat kalau dia sudah membuat janji untuk menemui Jaebum dan Yugyeom sepulang ia sekolah. Kepalanya menoleh sekilas ke sampingnya hanya untuk memastikan kalau Youngjae masih disampingnya. Dengan berbekal tangan kanan ia terbebas dari buku yang dipegang oleh tangannya yang lain, ia merogoh saku celananya meraih semprotan gas air mata untuk meninggalkan jejak dari Youngjae. Ia tidak mungkin membiarkan lelaki disampingnya tau lokasi kediaman kedua teman satu tim nya. Hal tersebut dapat membahayakan keduanya dari JYP meskipun dia belum yakin sepenuhnya dengan status Youngjae dan JYP.

“Hati-hati dijalan Youngjae-ssi!” teriak Jinyoung sambil berlari setelah menyemprotkan gas air mata pada Youngjae.

Aku yakin peristiwa pengeroyokan pada Youngjae tempo hari itu adalah sebagian dari rencana JYP. Kalau bukan rencana mereka, lalu kenapa Youngjae bisa menemuiku dengan penyadap yang jelas-jelas milik JYP? Hah, aku yakin ini semua memang sudah direncacakan, pikir Jinyoung sambil terus melangkahkan kakinya secepat mungkin.

.

.

.

“Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Yugyeom setelah menyaksikan aksi bungkam Jinyoung setelah kedatangan gadis itu di kediamannya bersama Jaebum,

“Tidak ada. Aku hanya merasa lelah,” jawab Jinyoung  asal.

Yugyeom hanya menganggukkan kepalanya. berpura-pura untuk percaya dengan apa yang diucapkan oleh Jinyoung. “Lalu, bagaimana dengan remote pengendali bom tempo hari?”

RETALIATION [GOT7, MARKJIN] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang