Chapter 23

207 35 3
                                    

Layaknya murid yang berkelahi di dalam kelas dan berakhir di ruang BK, Mark, Jinyoung dan Youngjae saat ini tengah berada di dalam ruangan sang pemimpin, Taecyeon. Mereka bertiga dimintai keterangan mengenai keributan yang menyebabkan beberapa mesin rusak berat. Bahkan hancur dan tidak dapat dipergunakan atau diperbaiki lagi.

Jinyoung maupun Mark sama-sama tidak mendengarkan perkataan Taecyeon, keduanya malah lebih fokus dengan aksi saling melempar pandangan menatap tajam wajah satu sama lain. Jika Jinyoung dan Mark adalah pemeran utama dalam perkelahian, Youngjae sebagai penengah yang ikut terlibat, maka Taecyeon berperan sebagai guru BK. Ya, keadaan mereka saat ini persis seperti itu.

Youngjae menghela nafasnya panjang. Dengan sangat terpaksa ia harus menjelaskan perkara kejadian yang terjadi. Mau bagaimana lagi? Youngjae tidak bisa lari begitu saja, sejak awal ia yang mendengarkan ucapan Taecyeon. Sementara Mark dan Jinyoung terlihat acuh. You need to know, they are fucking don't care with Taecyeon.

"Yasudahlah. Bisa kita lupakan? Masalah kecil tak perlu dibesar-besarkan lagi," akhirnya Jinyoung mengeluarkan suaranya dengan menganggap enteng masalah yang menurut Taecyeon bukanlah masalah sepele.

"Sebenarnya apa yang kau pikirkan? Masalah besar seperti ini kau bilang masalah kecil? Apa otakmu sudah terkuras akibat terlalu lama berada di kepolisian?" tanya Taecyeon kesal sambil memandang JInyoung intens.

"Aku hanya kesal karena Mark tiba-tiba datang dan menyalahkanku atas kematian Daddy-nya! Jelas-jelas dia tahu kalau aku tidak sengaja menjatuhkan bom itu," sahut Jinyoung kesal dengan mata melirik Mark nyalang.

"Heh! Nyatanya memang seperti itu. kan? Gara-gara kau Daddy-ku mati!" Sahut Mark tak ingin kalah. "Kau benar-benar perempuan tidak tahu terima kasih. Seharusnya kau sadar, sejak kecil dia yang sudah merawatmu dan membiayai hidupmu. Tapi apa balasanmu? Kau membunuhnya, Park Jinyoung." Lanjutnya geram. Rasa kesalnya sudah ada di ubun-ubun kepalanya.

"Kau pikir aku tak tahu diri?" sungut Jinyoung sambil menunjuk-nunjuk jari telunjuknya sampai mengenai dahi Mark karena emosi. "Seumur hidupku bahkan aku baru satu kali melenyapkan satu nyawa dengan niat dalam diriku. Aku sama sekali tak pernah membunuh daddy-mu. Kenapa kau keras kepala sekali, huh?"

"Halah, kau pikir aku percaya? Hell no!"

"Memangnya aku memintamu untuk percaya padaku? Jangan mimpi!"

Taecyeon memijat pangkal hidungnya sebentar lalu memandang Jinyoung dan Mark yang masih berargumen mengenai masalah kematian yang ia ketahui kalau itu adalah ayah dari Mark Tuan. Sebenarnya ada rasa senang dalam hatinya. Sebab Mr. Tuan adalah kunci utama atas rahasia yang disimpannya selama bertahun-tahun. Namun disisi lain, ia tak pernah menyangka kalau menyaksikan kedua pasang sahabat dihadapannya berkelahi akan sangat menyusahkan.

Akhirnya taecyeon memutuskan untuk memisahkan keduanya demi ketenangan dan menghindari kerusakan yang mungkin akan ditimbulkan untuk kedua kalinya. Ia memberi perintah pada Jungkook untuk membawa Mark dan ia sendiri membawa Jinyoung ke sebuah ruangan yang ada di markas.

Taecyeon membawa Jinyoung ke ruang khusus perakitan senjata api. Maksud Taecyeon membawanya kemari untuk memberinya perintah menyelesaikan rakitan dari bagian-bagian senapan yang baru saja selesai di produksi.

"Lebih baik kau selesikan tugasmu untuk merakit senapan-senapan itu daripada terus berkelahi dengan Mark!" perintah Taecyeon sebelum ia meninggalkan Jinyoung sendiri diruangan tersebut.

Jinyoung sendiri hanya berdecak sebal. Merakit senapan? Dulu sebelum memutuskan untuk meninggalkan JYP, ia memang yang bertanggung jawab untuk merakit senjata-senjata yang rutin JYP kirimkan untuk kolega mereka. Namun sepertinya saat ini ia harus berpikir dua kali. Ia tidak ingin membiarkan orang lain melakukan hal kotor dengan senjata-senjata sialan itu.

RETALIATION [GOT7, MARKJIN] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang