Chapter 5

298 38 5
                                    

Seminggu setelah pembicaraan Jinyoung dan Mark pun tiba. Mulai dari hari itu Jinyoung jadi sering sekali berkomunikasi dengan Mark melalui telepon ataupun pesan. Mereka saling memberi kabar satu sama lain. Baik keadaan kesehatan mereka maupun hal yang dilakukan atau dikerjakan masing-masing di tempat tinggal mereka yang berbeda. Tidak lupa Mark pun sering mengabarinya perkembangan di JYP.

“Jinyoung, akhir-akhir ini kau sering terlihat sibuk dengan ponselmu. Berkirim pesan dengan siapa?” Tanya Jaebum yang sedang mengelap pistol kesayangannya.

“Ada deh,” jawab Jinyoung sambil tersenyum. "Untuk ukuran lelaki kau terlalu kepo dengan urusan seorang gadis."

“Hei, aku kan hanya bertanya," sahut Jaebum membela diri. "Atau jangan-jangan pesan dari pacarmu?” Jaebum curiga.

“Pacar dari Hongkong. Aku yang mantan JYP ini mana mungkin punya pacar,” sahut Jinyoung.

"Ah yang benar? Lalu apa artinya Mark untukmu?" Tanya Jaebum curiga. Pasalnya dia tahu tatapan yang diberikan Jinyoung pada Mark selalu berbeda dari yang lain.

Jinyoung menolehkan pandangannya pada Jaebum. Lalu memutar arah kursinya menghadap lelaki sipit tersebut. "Dia sahabatku sejak kecil," jawabnya.

"Satu-satunya keluargaku yang tersisa," sambung Jinyoung.







Jaebum mengajak Jinyoung pergi ke tempat khusus latihan menembak. Yang letaknya tidak jauh dari gedung divisi 4. Ia ingin mengadu keahlian menembak dengan Jinyoung di tempat latihan itu.

Selama bergabungnya Jinyoung di divisi 4, Jaebum belum pernah mengadu kehebatan dengan Jinyoung. Yah meskipun tanpa melakikannya dia sudah dapat menilai sejauh mana kemampuan gadis yang belum lama ini menjadi partnernya bersama dengan Yugyeom.

Meskipun seorang gadis, Jaebum dapat melihat kalau Jinyoung bukanlah gadis lemah, cengeng dan manja. Dia terbilang seorang gadis yang bahkan menurutnya lebih cocok menjadi laki-laki. Dia tidak lembut dan juga tidak kasar. Dia cuek namun penuh perhatian. Tidak banyak bicara. Hanya mengeluarkan suara seperlunya. Mungkin faktor keadaan di JYP yang membuatnya seperti itu. Menurutnya.

Begitu sampai di gedung tempat latihan, Jinyoung dan Jaebum mendapati gedung yang tidak biasa-biasanya sepi. Tidak ada seorangpun pengunjung yang datang ke sana. Padalah hari itu gedung tidak tutup. Dan hanya tutup pada hari sabtu.

Semasuknya ke tempat latihan, Jinyoung dan Jaebum melihat disana sudah ada sosok Mark dan Jackson. Mereka sedang duduk di sofa samping tempat untuk latihan menembak. Merekalah penyebab sepinya gedung ini dihari gedung ini buka dan seeharusnya ramai oleh pengunjung. Pastinya para pengunjung tidak akan ada yang berani datang kesana karena takut pada Mark dan Jackson.

"Lagi-lagi dua cecunguk itu," gumam Jaebum tidak senang. "Markson, huh?"

“Oooh, pantas saja tempat ini sepi sekali. Ternyata disini ada kalian,” kata  Jaebum sambil melangkahkan kakinya mendekat pada Mark dan Jackson. "Aku heran, belum lama kita berjumpa dan kalian tidak ada capeknya berkeliling berbuat kejahatan." lanjutnya.

“Kalian datang kemari mau mencari mati, huh?” Tanya Jackson sinis.

“Siapa bilang? Bukankah kalian yang mengantar nyawa ke tempat ini? Bodoh!!” ujar Jaebum sambil menatap tajam Jackson.

Di sisi lain.

Sementara Jaebum dan Jackson bertengkar, Jinyoung dan Mark mengambil kesempatan untuk bicara empat mata di tempat lain. Mereka meninggalkan ruangan itu dengan sangat hati-hati agar Jackson  dan Jaebum tidak menyadarinya. Keduanya harus memanfaatkan situasi yang bagus itu untuk bicara berdua.

RETALIATION [GOT7, MARKJIN] [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang