📝Tugas Dadakan

884 72 6
                                    

Tepatnya, semalam aku kesal banget. Bukan tanpa alasan. Ya, kalau aku kesal pasti ada alasannya. Entah alasannya itu dapat dimengerti atau tidak, yang pasti terkadang hanya aku yang ngerti.

So, yang bikin aku rada kesal semalam itu, sebenarnya karena lihat perdebatan yang menurut aku... Gak perlu, lah di perdebatin. Aku sampai greget sendiri bacanya. Aku mau ikut komentar tapi aku merasa takut di serbu juga.

Eeerrrrr...

Jadilah, aku hanya komentar yang gak berfaedah. Intinya mencoba gak mau peduli, lah.

Kedua, yang bikin aku kesal, ada tugas dadakan.

Oh, bukan tugasnya yang dadakan, sih. Tapi, ngumpulkannya yang dadakan. Dan, semalam itu posisinya aku belum ngerjakan sama sekali. Bagaimana mau ngerjakan? Cara mengerjakannya aja aku belum tau.

Kemudian, aku nyoba cari-cari jurnal dulu (sebagian dari tugas). Sudah ketemu. Stuck, aku masih tetap gak tau cara ngerjakannya. Akhirnya, aku tanya temanku dan diberilah referensi sama dia. Haha.

Sekitar jam 21:48, aku sama sekali belum bergerak. Aku masih mencoba menyermati jurnal dan paper punya teman aku. Aku mikir, "Jam segini belum dapat apa-apa, mau tidur jam berapa aku?"

Aih, yang aku pikirin waktu itu hanya soal waktu. Karena, kalau aku tidur terlalu larut malam, besoknya aku takut gak bisa bangun pagi dan sholat malam. Seperti kejadian malam kemarennya, gara-gara diajak ngobrol sama adek sampai malam, aku gak bisa bangun dan akhirnya aku cuma sholat subuh. Padahal, kakak udah bangunin aku dua kali tapi tetap aku gak bangun. Wkwk

Back to the topic.

Mulai panik. Waktu sudah menunjukkan pukul 22:18. Aku mulai mencoba bergerak, "Toh, ini cuma analisis. Bukan makalah, laporan atau proposal. Mulai gerak, Feb!" yang aku bisa hanya nyemangatin diri aku sendiri.

Disela-sela mengerjakan, ponsel aku terus bergetar. Itu ujian, benar-benar ujian. Karena, aku gak sanggup untuk tidak membukanya. No problem. Selanjutnya, aku mencoba mengabaikan ponselku dulu. Memang terus bergetar, tapi aku tahan. Aku mencoba fokus sampai satu jam lamanya.

Ya. Aku bisa menyelesaikan tugasku, tepatnya pukul 23:27.

Woahh!! Ini benar-benar malam buat aku. Aku sudah lama gak tidur larut malam begini. Dulu, sih emang sering tapi sekarang aku meminimalkannya.

Dan, karena aku takut gak bisa bangun pagi besok. Aku langsung bersiap-siap untuk tidur. Aku wudhu' dulu dan baca do'a. Langsung, deh pergi ke alam mimpi.

Yay!!

Aku bisa bangun pagi. Aku bangun pukul 03:05. Aku memang sengaja mutar alarm pukul 02:30 dan aku hanya tidur tiga jam'an. Sekali aja gak apa-apa, lah.

Setelah semua sholat sudah aku laksanakan dan sholat subuh juga. Aku ngecek ponselku. Aku buka grup kelasku, dan...

TERNYATA TUGAS YANG AKU KERJAKAN SEMALAM, GAK DI KUMPULKAN SENIN TAPI KAMIS.

Inginku berkata lembut.

Aku sudah bela-belain lembur. Tapi, yaudah lah, ya. Semua pasti ada hikmahnya. Hikmahnya, aku jadi gak perlu ngerjakan lagi nanti. Tinggal ngeprint saja.

Euh, padahal aku kesal sampai curhat-curhat di grup dan ya, aku di kasih solusi sama mereka. Aku terima semua solusinya, karena memang aku suka dinasehati, daripada dibiarkan tidak jelas.

Tapi, Alhamdulillah, sih. Sekesal-kesalnya aku, aku gak akan sampai emosi banget. Aku banyakin istighfar dan dzikir. InshaAllah itu bikin aku tenang. But, emang benar, sih. Buktinya, karena hal itu aku jadi lancar ngerjakan tugasnya.

Uh, aku bersyukur, Allah selalu mendengarkan aku. Allah gak pernah biarkan Hamba-Nya kesusahan. Aku senang. Semua yang telah terjadi itu emang sudah Jalan-Nya Allah. Maka...

Bersyukurlah.

Dududu...
Tugas itu bukan untuk dikeluh kesahkan, tapi untuk dikerjakan.
See you, baby🎧

Jbr, 06 November 2017.

Coretan MahasiswiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang